Kematian yang Aneh
Oleh: Ndaru Anugerah
Secara prosedur, kalo seseorang meninggal karena sebab yang nggak jelas, maka otopsi adalah solusi untuk mengetahui duduk masalah kenapa dia bisa meregang nyawa. (https://www.webmd.com/a-to-z-guides/autopsy-decision)
Diharapkan nggak akan ada polemik setelah proses otopsi dilakukan, karena penyebab kematian dengan jelas akan terlihat.
Namun itu nggak berlaku untuk kasus kematian akibat Kopit dan akibat suntikan vaksin Kopit.
“Ini cukup mengherankan karena nyatanya banyak orang yang meninggal setelah disuntik vaksin C-19,” ungkap Dr. Jane Orient selaku direktur eksekutif Association of American Physicians and Surgeons (AAPS). (https://www.wnd.com/2021/07/dying-post-vaccine-autopsies/)
Kenapa Dr. Orient bisa ngomong begitu?
Karena sebelum adanya vaksin, maka setiap kematian apapun penyebabnya, selalu dibilang karena si Kopit. Ini yang kemudian memunculkan istilah ‘mati dengan si Kopit dan bukan mati karena si Kopit’.
Dan ini jelas akal-akalan saja untuk mengklaim bahwa si Kopit bersifat mematikan. (baca disini)
Nah sekarang, saat vaksin mulai muncul ke permukaan dan suntik massal mulai dilakukan, begitu ada kematian yang menyertainya dengan gampangnya dikatakan bahwa si Kopit-lah penyebab kematian sesungguhnya. (https://www.naturalnews.com/2021-05-26-yes-covid-vaccines-are-spreading-variants.html)
Alasannya bisa seribu satu, mulai dari si Kopit yang diklaim bersifat mematikan, hingga munculnya varian baru yang susah dikendalikan.
Ini sebenarnya si Kopit tuh virus atau Pizza Hut, kok banyak beud variannya?
Berbekal keanehan tersebut, wajar jika Dr. Orient bertanya-tanya, “Kok bisa ribuan orang sehat kemudian meninggal secara tak terduga setelah mendapatkan suntikan? Dan anehnya lagi kok kejadian ini disangkal bahwa bukan vaksin yang menyebabkan mereka meninggal.”
Pakai nalar aja lah. Kalo satu dua orang saja yang meninggal setelah suntik vaksin, kita bisa mahfum.
Nah berdasarkan data Sistem Pelaporan Kejadian Buruk akibat Vaksin (VAERS), angkanya sudah tembus sekitar 7000 orang menemui ajal, setelah divaksin. (https://www.medalerts.org/vaersdb/findfield.php?TABLE=ON&GROUP1=AGE&EVENTS=ON&VAX=COVID19&DIED=Yes)
Masa iya, semua kematian tersebut akibat turun berok?
Kalo mau fair, ya diotopsi aja penyebab kematiannya apa? Ngapain ditutup-tutupin?
Bukankah hanya orang jahat yang takut kalo kejahatannya bakal terbongkar jika otopsi dilakukan?
Salam Demokrasi!!
(*Penulis adalah analis Geopolitik dan mantan Aktivis 98)
wkkkk Turun berok! LOve this scene, Mas, Bikin Akun instagram DONK!, Senggol juga Dr. LOis, Dr GILA dari INDO… seru tuh mas