Hikayat Kaum Bumi Datar
Oleh: Ndaru Anugerah
Flat Earth Society adalah sebuah organisasi yang memiliki keyakinan bahwa bumi berbentuk datar, bertentangan dengan fakta-fakta ilmiah yang menunjukkan bahwa bumi bulat.
Pemahaman tentang bumi datar sudah sejak lama ada. Namun hipotesis modern-nya, dicetuskan oleh seorang berkebangsaan Inggris bernama Samuel Rowbotham (1816-1884). Berdasarkan penafsirannya mengenai ayat-ayat tertentu di Alkitab, Rowbotham kemudian menerbitkan sebuah pamflet setebal 16 halaman.
Berbekal ulasannya pada pamflet tersebut, Rowbotham kemudian menerbitkan buku legendaris yang berjudul Earth Not a Globe, setebal 430 halaman.
Menurut Rowbotham, bumi berbentuk cakram datar yang berpusat di Kutub Utara dan dikelilingi oleh dinding es Antartika. Dengan kata lain, Kutub Selatan merupakan dinding es dipinggiran bumi.
Peta yang diajukan oleh Rowbotham mirip dengan bendera PBB yang oleh Rowbotham digunakan untuk memperkuat pendapatnya kemudian. “Badan dunia aja pake logo bumi datar, Bray..”
Rowbotham mendirikan Zetetic Society di Inggris dan AS, guna menyatukan para flat earth-ers sedunia, serta mengedarkan lebih dari seribu eksemplar Zetetic Astronomy.
Setelah mengalami pasang surut organisasi, pada tahun 1956, Samuel Shenton mendirikan International Flat Earth Society sebagai organisasi payung para penganut bumi datar, di kediamannya di Dover, Britania.
Tak lama setelah FES berdiri, satelit buatan pertama berhasil diluncurkan. Sialnya, foto-foto yang diambil oleh satelit, justru menunjukkan bahwa bumi bulat. Dan Shenton-pun meradang.
“Mudah sekali membuktikan bahwa foto tersebut hanya dapat memperdayai orang yang tidak punya pengetahuan,” demikian kurleb pernyataannya. Aliasnya, foto-foto yang dirilis tersebut, nggak lain adalah rekayasa, menurut Shenton.
Di tahun 1964, Samuel Shenton membuat logo fenomenal bagi komunitasnya dan berhasil dimuat oleh New York Times. Sejak saat itulah, julukan flat earther disematkan kepada para anggota komunitas bumi datar.
Tudingan demi tudingan dialamatkan kepada NASA selaku pihak yang merilis foto-foto pendaratan Apollo di bulan. “Pendaratan (Apollo) tersebut adalah palsu, dilakukan oleh Hollywood dan didasarkan pada naskah buatan Arthur C. Clarke.”
Mendengar tudingan tersebut, Clarke mengirim surat bernada lelucon kepada kepala administrator NASA yang isinya menyatakan bahwa dirinya belum dibayar atas karyanya yang digunakan lembaga antariksa AS tersebut. (https://www.airspacemag.com/history-of-flight/in-the-museum-7-180968984/)
Di tahun 1969, Shenton berhasil membujuk Elis Hillman untuk menjadi presiden FES berikutnya. Ironisnya, setelah Shenton meninggal, Elis Hillman justru menaruh koleksi perpustakaan Shenton ke arsip Science Fiction Foundation yang dia dirikan. (https://en.wikipedia.org/wiki/Modern_flat_Earth_societies)
Dan terakhir, kabar terakhir tentang pengikut bumi datar datang dari Mike Hughes di tahun 2018. Sebagai anggota FES, Hughes kerap melakukan percobaan untuk menerbangkan roket buatannya sendiri. Yah apalagi tujuannya selain buat membuktikan bahwa bumi adalah datar.
Naasnya, pria berumur 64 tahun tersebut kemudian tewas dalam roket buatannya sendiri. (22/2).
Bagaimana gerakan FES saat ini?
Ternyata urusan melebar kemana-mana dan tidak lagi concern pada pemahaman bumi datar semata. Bagi pegiat FES saat ini, mereka mencoba menentang apa yang mereka pahami sebagai ‘Elit Global’ yang tengah menguasai dunia dalam berbagai bidang, mulai dari ekonomi, politik hingga science.
Tak ketinggalan National Aeronautics and Space Administration (NASA) yang dianggap sebagai kaki tangan Elit Global. Nggak aneh, semua yang dikeluarkan NASA, pasti dianggap hoax oleh kaum bumi datar.
“NASA adalah badan yang tak kredibel, karena sulit untuk di audit sekaligus merupakan kepanjangan Elit Global untuk melanggengkan dogma science yang sesat.”
Akhir dari teori mereka adalah tudingan pada sistem tatanan ekonomi global, termasuk keberadaan World Bank dan IMF yang dianggap telah menjadi kerajaan uang sekaligus sumber utang negara-negara di dunia.
“Flat earth merupakan simbol perlawanan terhadap sistem yang zalim,” begitu ungkapnya pada video-video yang banyak beredar di kanal Youtube.
Benarkah klaim yang selama ini diungkapkan oleh FES?
Prof. Dr. Thomas Djamaluddin MSc, selaku kepala LAPAN termasuk orang yang nggak sependapat oleh teori yang diklaim oleh FES. Prof. Thomas malah mengunggah status di facebook tentang sangkalan atas teori yang diajukan FES.
“Sumber utama ‘Dongeng Bumi Datar’ adalah ketidakpahaman akan gravitasi.” Thomas menambahkan, “Ayo belajar Fisika agar tidak tertipu dengan dongeng bumi datar.” (https://www.suara.com/tekno/2018/01/02/182623/dipetisi-komunitas-bumi-datar-ini-tanggapan-kepala-lapan)
Itu yang ngomong pak Thomas dengan gelar akademis bererot, sebagai pakar astronomi, dan bukan pakar kaleng-kaleng. Baginya, FES nggak lain pseudo-science alias sains semu yang dikemas seolah-olah ilmiah tapi sesungguhnya tidak mempunyai dasar sama sekali.
Apapun sanggahan Prof. Thomas, kampanye masif yang dilakukan oleh pegiat FES cukup sukses di mata publik. Gak percaya? Coba ketik flat earth di Google, maka akan membuahkan 587 juta hasil (0,40 detik). Sebuah angka yang fantastik.
Timbul spekulasi, “Jangan-jangan konsepsi yang diusung FES sebagai sarana untuk mencari uang alias bisnis?”
“Sorry. Out of stock,” demikian pernyataan pada bagian penjualan merchandize milik komunitas FES pada situs resminya www.flatearthsociety.org yang menerima pembayaran secara online dengan Paypal atau Bitcoin untuk setiap transaksinya. (https://101kfe.id/bumi-bulat-dan-bumi-datar/)
Bagi saya pribadi, apa yang diperbuat komunitas FES tidak semuanya salah. Dibagian yang mereka kritisi tentang Elit Global, banyak orang punya pemikiran yang sama. Cuma baiknya dalam menganalisis, selalu gunakan data dan jangan pakai asumsi semata yang nggak ada dasar ilmiahnya.
Kalo pembelajaran di sekolah yang selama ini kita dapatkan adalah dogma dari Elit Global seperti yang diklaim FES, lantas apa solusinya? Apa kita nggak usah sekolah lagi?
Bukankah sains telah mendatangkan banyak manfaat bagi umat manusia?
“Mang ente pikir pakai HP dengan jaringan internet, hasil dari apa kalo bukan dari sains?”
Salam Demokrasi!!
(*Penulis adalah mantan Aktivis 98 GEMA IPB)
4 commentsOn Hikayat Kaum Bumi Datar
HP hasil teknologi bang, bukan sains. Yg digugat FE dalam hal sains adalah tipuan2 gravitasi, TEORI bigbang, kebohongan2 NASA termasuk teknologi satelit.
Itu semua menyembunyikan teknologi2 g lebih canggih yg kemungkinan besar EG menguasainya dan menjualnya dengan harga tinggi dengan motif uang, kekuasaan, kontrol, dan menjauhkan manusia dari Tuhan.
Apa bedanya tipuan2 mereka dalam dunia kedokteran modern, virus, dunia farmasi, termasuk Plandemic saat ini?
Modus yang sama koq. Apa dunia kedokteran juga menyelesaikan masalah kesehatan seratus tahun terakhir ini atau makin tambah penyakit dan pandemi2 palsu?
Semuanya atas dasar deceiving, bukan atas dasar kemanusiaan da keadilan.
dalam hal ini saya sepakat untuk tidak sepakat. nggak apa-apa juga, kan? satu yang pasti, ‘lawan’ kita sama.
Gaya Gravitasi itu tak pernah bisa dibuktikan mas, Lalu beralih ke Teori Ruang dan waktu melengkung untuk menggantikan teori apel jatuh Newton yang Newton sendiri tak mampu menjelaskan.
Lalu Teori Einstein tentang Gravitasi = Ruang dan waktu melengkung pun buntu, tak bisa dibuktikan, tak jauh beda dengan cara Newton dapet “wangsit”, Eintein mendapatkannya hanya dengan duduk2 di dalam kantor dan membayangkan pekerja di atap gedung jatuh.
Keduanya sekedar Teori.
Setelah keduanya tak mampu dibuktikan bahkan dibuat permodelannya, muncullah teori dark matter dan Dark Energy untuk mencoba menjelaskan gravitasi, terutama gravitasi makro kosmos.
Tapi sayang itupun kandas, sampai detik ini dan entah sampai kapan, tidak ada mahluk di bumi yang bakal mampu menjelaskan Energy Gelap. Segelap teorinya. Karena memang kosmologi semesta ini tidak seperti itu, semuanya telah direverse engine untuk menyembunyikan banyak hal.
Cmiww mas
sedikit koreksi: CMIIW (Correct Me If I’m Wrong) jadi bukan Cmiww ya..
tentang teori itu saya nggak bisa bantah karena memang demikian adanya.
tentang anda punya pendapat, saya pun nggak bisa larang karena memang itu hak anda.
dalam hal ini kita sepakat untuk tidak sepakat, nggak apa-apa juga, kan?
Mobile Sliding Menu
Dilema Anies dan Ganjar
Dilema Anies dan Ganjar Oleh: Ndaru Anugerah Tok-tok-toh. Sah sudah. Revisi UU Pemilu resmi dikeluarkan dari Prolegnas oleh DPR. Dengan demikian isu
Read More...Riak di Yordania
Riak di Yordania Oleh: Ndaru Anugerah Terjadi penangkapan beberapa orang terkemuka di Yordania, termasuk mantan Putra Mahkota Hamzah yang kemudian dikenai
Read More...Bersiap Untuk Pandemi Selanjutnya?
Bersiap Untuk Pandemi Selanjutnya? Oleh: Ndaru Anugerah “Apakah seusai pandemi Kopit, nggak akan lagi ada pandemi susulan?” Di tahun 2017, Pusat Keamanan
Read More...Teroris Mozambik
Teroris Mozambik Oleh: Ndaru Anugerah Apakah GWOT sudah ditekan tombol ‘ON’-nya oleh AS? Jawabannya, iya. Dan itu di mulai di Mozambik yang
Read More...Aktivasi Sudah Dimulai
Aktivasi Sudah Dimulai Oleh: Ndaru Anugerah Bagaimana caranya agar GWOT a.k.a OCO dapat diaktivasi kembali? Dengan cara menggelar aksi teror yang dijalankan
Read More...Sekedar Cari Celah
Sekedar Cari Celah Oleh: Ndaru Anugerah Buntut dari dikeluarkannya kebijakan abrakadabra oleh Facebook Group kepada para pengguna WhatsApp yang berkaitan dengan
Read More...Lo Gue End
Lo Gue End Oleh: Ndaru Anugerah Buntut kerusuhan yang dilakukan pendukung fanatik Trump yang menyasar Capitol Building pada Rabu kemarin (6/1),
Read More...Spekulasi Jack Ma
Spekulasi Jack Ma Oleh: Ndaru Anugerah Miliarder China, Jack Ma nggak tampil di depan umum dalam beberapa minggu terakhir. Spekulasi ‘hilangnya’
Read More...Kebijakan Gula-Gula
Kebijakan Gula-Gula Oleh: Ndaru Anugerah Saat asyik-asyiknya liburan akhir tahun bersama keluarga, tiba-tiba saya dapat pesan Whatsapp. Padahal saya berniat untuk
Read More...Kalo Halu Jangan Keterlaluan
Kalo Halu Jangan Keterlaluan Oleh: Ndaru Anugerah Perang melawan ormas RS masih berlangsung. Setelah diburu aparat lantaran melakukan aksi kerumunan di markasnya
Read More...Antara 4IR dan Kopit
Antara 4IR dan Kopit Oleh: Ndaru Anugerah Sejak Maret 2020, tiba-tiba kehidupan berubah 180 derajat. Kemana-mana wajib pakai masker. Jarak antar manusia
Read More...Efek Domino Dari China? (*Bagian 2)
Efek Domino Dari China? (*Bagian 2) Oleh: Ndaru Anugerah Pada bagian pertama tulisan, saya sudah mengulas tentang depresi besar yang terjadi
Read More...Efek Domino Dari China? (*Bagian 1)
Efek Domino Dari China? (*Bagian 1) Oleh: Ndaru Anugerah Apa yang menyebabkan The Great Depression di tahun 1930-an? Sebagian besar orang mengira
Read More...Bagaimana Pengalihan Energi Dilakukan?
Bagaimana Pengalihan Energi Dilakukan? Oleh: Ndaru Anugerah “Bang, gimana mungkin peralihan energi bisa dilakukan dari bahan bakar hidrokarbon menjadi zero carbon,
Read More...Do Svidaniya Bill
Do Svidaniya Bill Oleh: Ndaru Anugerah Rusia buat kebijakan baru tentang program nuklirnya. Apa itu? Pejabat di Moskow menyatakan bahwa mereka akan
Read More...Klub Ndoro Besar (*Bagian 1)
Klub Ndoro Besar (*Bagian 1) “Memang Klub Bilderberg itu apa?” tanya seorang netizen kepada saya. Bildeberg merupakan grup yang dibentuk pada
Read More...Melabrak Kartel Ndoro Besar (*Bagian 1)
Melabrak Kartel Ndoro Besar (*Bagian 1) Oleh: Ndaru Anugerah “Bang, apa karena nggak sejalan dengan kebijakan Kopit sang Ndoro besar, maka
Read More...Aset Yang Berharga
Aset Yang Berharga Oleh: Ndaru Anugerah Menhan AS James Mattis pada Mei 2017 mengatakan kepada publik tentang komitmen negaranya memerangi teroris
Read More...Benci Pada Dirinya Sendiri
Benci Pada Dirinya Sendiri Oleh: Ndaru Anugerah “Pokoknya yang namanya Yahudi sudah pasti Zionis. Begitupun sebaliknya!” ungkap seorang dalam sebuah forum
Read More...Tragedi Fukushima
Tragedi Fukushima Oleh: Ndaru Anugerah Satu dekade yang lalu, bencana di reaktor nuklir Fukushima, Jepang terjadi, yang mengakibatkan 16 ribu kematian,
Read More...Proyek Memblokir Matahari (*Bagian 2)
Proyek Memblokir Matahari (*Bagian 2) Oleh: Ndaru Anugerah Pada bagian pertama tulisan, saya sudah mengulas tentang upaya yang dilakukan BG dalam
Read More...Mengubah Kode Genetik? (*Bagian 1)
Mengubah Kode Genetik? (*Bagian 1) Oleh: Ndaru Anugerah Secara fungsional, virus nggak memiliki nyawa sendiri. Untuk bisa hidup, mereka harus tumbuh
Read More...Proyek Memblokir Matahari (*Bagian 1)
Proyek Memblokir Matahari (*Bagian 1) Oleh: Ndaru Anugerah Apa penyebab utama pemanasan global? Kalo ditanya sang Ndoro besar, sudah pasti jawabannya karena
Read More...Resistensi Antibiotik
Resistensi Antibiotik Oleh: Ndaru Anugerah Ada bahaya yang lebih mematikan ketimbang Kopit. Apa itu? Baru-baru ini, WHO memperingatkan bahwa resistensi antimikroba alias
Read More...Melabrak Kartel Ndoro Besar (*Bagian 2)
Melabrak Kartel Ndoro Besar (*Bagian 2) Oleh: Ndaru Anugerah Pada bagian pertama tulisan saya telah mengulas tentang sosok pemberani John Magifuli
Read More...