Glifosat di Sekitar Kita
Oleh: Ndaru Anugerah
Di AS sana, ada Environmental Protection Agency (EPA) sebagai badan yang mengurusi perlindungan lingkungan.
Nah, EPA menyatakan bahwa glifosat yang digunakan pada tanaman, aman untuk digunakan dan nggak punya efek samping yang berbahaya pada manusia. (https://www.ecowatch.com/epa-glyphosate-cancer-2518609280.html)
Memang glifosat itu apa sih?
Glifosat adalah herbisida yang digunakan sebagai salah satu bahan kimia pertanian, dan paling banyak digunakan di dunia. (https://www.researchgate.net/publication/323727351_Glyphosate_the_Most_Widely_Used_Herbicide_Health_and_safety_issues_Why_scientists_differ_in_their_evaluation_of_its_adverse_health_effects)
Menurut data yang dikeluarkan EPA, lebih dari 300 juta pound glifosat digunakan AS pertahunnya, dimana 280 juta pound diantaranya langsung digunakan pada makanan. (https://www.epa.gov/endangered-species/draft-national-level-listed-species-biological-evaluation-glyphosate#executive-summary)
Glifosat digunakan pada banyak tanaman, mulai dari kedelai, jagung, gandum, hingga kacang-kacangan. Dengan semua makanan tersebut masuk pada tubuh manusia, artinya manusia-lah yang paling tinggi kandungan glifosatnya.
Ini nggak mengada-ada, mengingat kandungan glifosat banyak ditemukan pada sampel makanan dan minuman bagi manusia. Bahkan air ledeng, sungai, laut hingga hujan, juga telah tercemar glifosat. (https://www.momsacrossamerica.com/glyphosate_testing_results)
Temuan ini diperkuat oleh penelitian yang dibuat oleh Paul Mills PhD dari University of California yang sudah diterbitkan pada Journal of American Medical Association. “Dalam 23 tahun terakhir, kandungan glifosat pada tubuh manusia meningkat hingga 1000%.” (http://sdcri.org/edu-art/current-integrative-research-news/#MillsCide)
Lantas apa bahayanya glifosat pada tubuh manusia?
Macam-macam, mulai dari penyebab kanker, kerusakan tiroid, gejala autisme, gangguan hati, gangguan bakteri yang ada di usus, menurunkan sistem kekebalan, penyebab penyakit kronis hingga pemicu ketidakseimbangan hormon dalam tubuh. (https://www.momsacrossamerica.com/data)
Nggak hanya itu.
Glifosat juga dapat menyebabkan cacat lahir, keguguran dan juga gangguan endokrin yang dapat memicu diabetes, obesitas dan penyakit lainnya. (https://d3n8a8pro7vhmx.cloudfront.net/yesmaam/pages/8526/attachments/original/1607648261/Glyphosate_Herbicide_Endocrine_Disrupting_Effects_%282%29.pdf?1607648261)
Melihat semua potensi kerusakan yang disebabkan herbisida glifosat, Badan Internasional untuk Penelitian Kanker yang ada dibawah naungan WHO buka suara. “Glifosat dapat menyebabkan karsinogenik pada manusia dan juga gangguan endokrin.” (https://www.iarc.who.int/featured-news/media-centre-iarc-news-glyphosate/)
Dengan kata lain, penggunaan glifosat pada pertanian dapat mengancam kepunahan pada beberapa spesies makhluk hidup.
Begitu glifosat disemprotkan, dampak pencemaran baik secara langsung dan tidak langsung, dapat dialami oleh makhluk hidup yang ada di sekitarnya, termasuk manusia yang berada di puncak piramida rantai makanan.
Seberapa banyak sih lahan pertanian yang menggunakan glifosat?
Merujuk pada data di AS, daerah seperti Iowa, Kansas, Dakota Selatan dan Utara, Nebraska yang merupakan basis pertanian, telah menggunakan glifosat dalam mengelola pertaniannya. Ini artinya sekitar 913 juta hektar lahan pertanian yang tercemar glifosat secara langsung. (https://www.mathscinotes.com/2017/08/us-farmland-by-state/)
Dan kalo ini terus dilanjutkan, maka dapat meningkatkan potensi kerusakan pada 93% spesies yang terancam punah dan 97% kerusakan habitat. (https://biologicaldiversity.org/w/news/press-releases/epa-finds-glyphosate-likely-injure-or-kill-93-endangered-species-2020-11-25/)
Mengingat bahaya serius yang ditimbulkan, lebih dari 40 negara di dunia telah melarang atau sangat membatasi penggunaan glifosat pada lahan pertanian mereka. (https://www.baumhedlundlaw.com/toxic-tort-law/monsanto-roundup-lawsuit/where-is-glyphosate-banned-/?source=post_page—————————)
Jika misalnya penggunaan glifosat dihentikan, apakah akan berdampak pada menurunnya hasil pertanian?
Nggak juga.
Hasil penelitian mengatakan bahwa tindakan menghentikan glifosat justru dapat meningkatkan kualitas biji-bijian dan juga tanah serta mengurangi kontaminasi lingkungan. Dan ini akan berdampak pada naiknya produktivitas lahan dan hasil pertanian.
Selain itu, langkah ini dapat mengurangi residu dalam makanan yang dikonsumsi manusia dan hewan. (https://www.cornucopia.org/2017/10/glyphosate-use-desiccant-doubles-human-contamination/)
Kenapa saya keras bicara soal glifosat?
Pertama karena glifosat sangat banyak ditemukan pada produk makanan dan hasil pertanian yang kita makan sehari-hari.
Dan kedua, pasca pandemi nanti, apa makanan yang akan disodorkan sang Ndoro besar kepada manusia selain makanan sintetis yang sangat tinggi kandungan glifosatnya? (baca disini dan disini)
Semoga anda makin waras.
Salam Demokrasi!!
(*Penulis adalah analis Geopolitik dan mantan Aktivis 98)
Menarik nih mas ttg bahaya glisofat.
Btw mas boleh dong artikel kedepan ada yg bahas zombie apocalypse. Karena heran kenapa CDC sampai pasang ppster dan segala kesiapan tentang zombie mas?
.https://www.cdc.gov/cpr/zombie/index.htm
Bukan glisofat tp glifosat.
Usulnya ditampung dulu ya.
Siap, typo mas ?.
Setia menunggu ??