COVID-19 di Italia


511

COVID-19 di Italia

Oleh: Ndaru Anugerah

Belt and Road Initiative merupakan satu-satunya inisitiatif yang dibuat China dan bersifat global. Memang sesungguhnya BRI dirancang untuk menghubungkan Eropa dan Asia dalam bidang infrastuktur, perdagangan dan juga keuangan.

Lalu apa kaitan antara Italia dan jalur BRI China?

Merujuk pada jalur BRI, pelabuhan Piraeus di Yunani yang terhubung dengan Eropa Tengah lewat jalur kereta api, harus melalui wilayah Italia terlebih dahulu.

Dengan demikian pelabuhan-pelabuhan di Italia khususnya di Laut Adriatik, praktis merupakan jalur penghubung perdagangan dari China melalui Terusan Suez untuk selanjutnya disebar ke benua Eropa.

“Italia merupakan hub utama yang menghubungkan China dan daratan Eropa,” demikian ungkap seorang pengamat politik.

Dengan modal lokasi yang strategis, wajar jika Italia mau menerima tawaran China untuk bergabung dengan kerjasama BRI.

“Italia juga butuh ‘sepotong kue’ dari proyek global tersebut.”

Singkat cerita Italia menandatangani MoU dengan China pada 24 Maret 2019 yang lalu. Seakan ini membangkitkan nostalgia lama akan petualangan Marco Polo (-seorang pedagang dari Italia) ke wilayah China melewati jalur Sutra pada 1271-1295 silam, dimasa Dinasti Yuan.

Bisa ditebak, siapa yang kebakaran jenggot atas aksi kerjasama tersebut?

Lanjut mang…

Pernah dengar NAMRU 3 yang terletak di Al-Abbasia kota Kairo, Mesir?

Menurut pengakuan resmi Angkatan Laut AS, NAMRU 3 merupakan fasilitas bio-lab yang sengaja dirancang untuk melakukan penelitian dan percobaan patogen virus atau bakteri, yang dapat menginfeksi pasukan laut AS. Kabarnya bio-lab tersebut bersertifikat BSL-3.

Namun nyatanya, mirip-mirip dengan NAMRU 2 yang ada di Indonesia, sejak didirikan di Mesir, puluhan penyakit virus baru yang telah bermutasi, justru malah bermunculan.

Ingat wabah meningitis yang sempat merebak di Mesir pada 1976? Sewaktu pandemi terjadi, unit NAMRU 3 menawarkan bantuan kepada RS Al-Abbassia untuk menanggulanginya.

Tapi apa yang kemudian terjadi?

50 dari 857 orang yang terinfeksi langsung meregang nyawa setelah adanya intervensi dari para dokter NAMRU 3 yang telah memberikan obat kepada para pasien.

“Apakah para pasien telah dijadikan kelinci percobaan?”

Entahlah.

Berikutnya kasus flu burung yang menghantam Mesir di tahun 2006. Sekali lagi delegasi NAMRU 3 mengunjungi RS Al-Abbassia guna menawarkan bantuan medis. Namun selepas kunjungan tersebut (beberapa hari kemudian, tepatnya) Mesir langsung terpapar kasus flu burung.

Padahal para dokter di Mesir mengatakan bahwa mereka mampu mengatasi wabah tersebut dalam waktu 6 bulan. Namun rencana tersebut dipotong oleh Maher Abaza selaku Menteri Kelistrikan dan Energi Mesir saat itu, yang justru memberikan wewenang kepada NAMRU 3 untuk mengatasinya.

Belakangan, bukan makin membaik, Mesir justru dihantam virus flu burung yang telah bermutasi yang tentu saja jadi makin sulit untuk dikendalikan. Sasus beredar virus mutan tersebut muncul setelah NAMRU 3 mendapatkan sampel darah pasien Mesir yang kemudian dikirim ke AS.

Timbul spekulasi, “Jangan-jangan patogen tersebut sengaja di impor melalui bio-lab tersebut sebagai bagian proyek pengembangan senjata biologis AS.”

Wajar kalo muncul spekulasi. Pasalnya pihak NAMRU 3 tersebut sangat menutup rapat informasi yang ada di dalamnya manakala pihak Mesir minta data.

Surat kabar Mesir – Al Wafd – pada liputannya di 27 Januari 2012 pernah melaporkan bahwa NAMRU 3 merupakan laboratorium AS yang sangat tertutup. “Para penelitinya adalah dokter yang memiliki status kekebalan diplomatik yang beberapa diantaranya merupakan agen CIA.”

Namun, di bulan Juli 2019 yang lalu ada instruksi dari Amrik untuk segera memindahkan fasilitas bio-lab tersebut ke Italia, tepatnya di Stasiun Udara AL Sigonella, yang ada di Sisilia. “Realisasinya paling lambat akhir tahun 2019,” demikian ungkap sebuah sumber.

Di kalangan intelijen, Sinogella cukup dikenal sebagai stasiun utama CIA yang beroperasi di Italia dan kawasan Mediterania.

Selain sebagai markas CIA di Italia, Sigonella merupakan tempat penyimpanan drone raksasa AU milik AS yang bernama Global Hawk RQ-4 yang harganya sekitar Rp 1,8 trilyun.

Kebayang dong, betapa vitalnya stasiun Sigonella bagi kepentingan AS.

Lantas, kenapa tiba-tiba AS memindahkan fasilitas bio-lab NAMRU 3 ke Italia?

Menurut laporan Veterans Today (22/3) adanya sumber dari intelijen asing tentang rencana serangan biologis di Italia. Serangan ini akan dibuat lebih mematikan daripada tempat lainnya, karena adanya penambahan gas Sarin pada virus Corona dalam jumlah sangat kecil, sehingga tidak akan mudah terdeteksi.

Nggak aneh kalo kiranya tingkat kematian di Italia belakangan, menjadi sangat tinggi. Tanpa adanya penambahan gas syaraf Sarin, COVID-19 sudah cukup ‘buat keteteran’. Apalagi pakai modifikasi?

Dan kita nggak usah terlalu banyak berpikir, siapa yang ada dibelakangnya? (baca disini)

Kenapa ini perlu dilakukan?

Tidak lain sebagai peringatan kepada Italia.

Pesannya sangat jelas.

“Kalo mau aman, jangan coba-coba meninggalkan kawan lama.”

 

Salam Demokrasi!!

(*Penulis adalah mantan Aktivis 98 GEMA IPB)

 


0 Comments

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!