Bukan Sekedar Nggak Mau Hengkang
Oleh: Ndaru Anugerah
Apakah dunia nggak punya konvensi yang mengatur tentang pelarangan penggunaan senjata biologis?
Ada tentunya. Namanya Convention on the Prohibition of the Development, Production and Stockpiling of Bacteriological (Biological) and Toxin Weapons and on their Destruction (BTWC).
Secara singkat, konvensi internasional yang diteken pada 1972 tersebut dan efektif berlaku sejak 1975, dengan jelas melarang pengembangan, produksi, penyimpanan atau pengayaan agen hayati yang dapat digunakan sebagai senjata biologis.
Singkatnya, konvensi tersebut melarang penggunaan mikroorganisme dan racun mematikan lainnya, dalam jumlah sekecil apapun guna tujuan riset. (https://ihl-databases.icrc.org/applic/ihl/ihl.nsf/INTRO/450)
Pertanyaanya: apa semua negara menerima konvensi ini?
Nggak juga. AS adalah negara yang menentang protokol tersebut, karena menurut banyak pihak jika konvensi tersebut diberlakukan, otomatis perusahaan riset mikrobiologi AS yang terkoneksi dengan Kompleks Industri Militer, bakal gulung tikar.
Lumrah jika kemudian AS melalui Presiden Bush di tahun 2001, menolak keras protokol tersebut. “Kami nggak akan mematuhi persyaratan protokol sampai diamandemen,” begitu kurleb-nya. (https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC1173329/)
Akibatnya, sejak 2001 silam hingga kini, semua fasilitas lab mikrobiologi AS (khususnya yang terkait dengan bidang pertahanan), nggak pernah bisa tersentuh oleh inspeksi internasional yang mendukung protokol BTWC.
Bahkan ratusan lab biologi militer AS yang tersebar di banyak negara, juga nggak pernah tersentuh oleh inspeksi apapun itu, meskipun orang awam mahfum kalo bio-lab tersebut mengembangkan sesuatu yang ‘diharamkan’. Kalo nggak, ngapain mereka takut akan adanya inspeksi?
Permainan makin menarik saat AS kembali mengembangkan fasilitas bio-lab mereka yang ketujuh yang ada di Kazakhstan. Tentang rencana ini, pernah saya bahas pada Agustus silam. (baca disini)
“Pemerintah berniat membangun lab BSL-4 dan fasilitas penyimpanan bawah tanah untuk koneksi strain berbahaya dan sangat berbahaya di wilayah Zhambyl desa Gvardeisky, selatan Kazahstan,” demikian kurleb-nya. (https://legalacts.egov.kz/npa/view?id=12756498)
Menurut rencananya, pembangunan BSL-4 (Biosafety Level 4) tersebut dimulai pada awal 2022 mendatang dan akan rampung pada akhir 2025.
Tahu darimana kalo ada campur tangan AS pada pembangunan BSL-4 tersebut?
Pada dokumen resmi yang dirilis pemerintah Kazakhstan di atas, dengan jelas menyatakan bahwa ‘tidak ada dana dari pemerintah atas pembangunan bio-lab super ketat tersebut’.
Nah kalo nggak ada dana, uangnya darimana? Lantas siapa yang punya uang? Bukankah AS sudah memiliki beberapa fasilitas bio-lab di Kazakhstan? Apa nggak wajar jika mereka mendanai ini kembali?
Dengan kata lain, ada keterlibatan AS dalam pembangunan BSL-4 tersebut, lewat tangan DTRA alias Badan Pengurangan Ancaman Pertahanan. (https://www.researchgate.net/publication/337188818_A_Case_History_in_Cooperative_Biological_Research_Compendium_of_Studies_and_Program_Analyses_in_Kazakhstan)
Pemerintah setempat menyatakan bahwa lab yang akan dibangun kelak nggak ngurusin wabah penyakit lokal, Aliasnya, lab akan menampung berbagai spesimen berbahaya, dari mulai Ebola, Marburg hingga cacar. Sah-sah saja karena status level 4 yang menempel pada lab tersebut.
Akan diapakan nantinya specimen berbahaya tersebut?
Yang paling mungkin: dipelajari dan dimodifikasi termasuk proses uji coba pada manusia.
Pernyataan yang dilontarkan mantan wakil Menhan Kazakhstan Jenderal Amirbek Togusov mungkin bisa jadi rujukan. “Kami seperti monyet uji coba disini, dan wilayah kami adalah tempat uji coba alami Pentagon untuk menguji virus baru,” begitu ungkapnya.
Selanjutnya Togusov menambahkan, “Laboratorium milik AS berada di luar kendali pemerintahan Kazakhstan dan bekerja secara rahasia,” tambah Togusov.
Sayangnya, Togusov meninggal secara mendadak, nggak lama setelah melontarkan pernyataannya tersebut, akibat si Kopit pada Juli 2020 silam. (https://www.stalkerzone.org/former-deputy-defence-minister-of-kazakhstan-before-his-death-warned-about-us-bio-developments/)
Logis jika kemudian pemerintah Kazakhstan memberikan kesempatan bagi segenap warganya untuk melontarkan tanggapannya atas rencana pendirian BSL-4 tersebut, mengingat ini memang bukan proyek kaleng-kaleng yang dampaknya harus bisa diperhitungkan.
Sayangnya, meskipun mayoritas warga bersuara miring terhadap proyek tersebut alias menentang keras, nyatanya proyek itu tetap akan langsam sesuai rencana awal. (https://legalacts.egov.kz/npa/view?pageComment=31&id=12756498)
Kenapa AS berkeras mendirikan bio-lab di bekas pecahan Soviet?
Setidaknya ada 2 alasannya.
Pertama karena AS masih punya ambisi untuk mengoyak Rusia saat ini lewat kehadiran bio-lab yang nggak lain adalah pangkalan militer AS. Yang kedua, kalopun nantinya ada kebocoran lab, mereka dengan mudah lepas tangan, mengingat lokasinya yang tidak berada di AS.
Pertanyaan kritis selanjutnya: karena bio-lab ini menggandeng rekanan swasta yang terkoneksi dengan Kompleks Industri Militer milik jaringan sang Ndoro besar (semisal Jacobs Engineering), kira-kira apa spesimen yang akan dikembangkan selepas plandemi Kopit?
Penasaran, kan Bang Jamet?
Salam Demokrasi!!
(*Penulis adalah analis Geopolitik dan mantan Aktivis 98)
0 Comments