Amburadul Vaksinasi
Oleh: Ndaru Anugerah
Program vaksinasi sudah berjalan di AS sana. Lantas gimana perkembangannya?
CDC baru saja rilis data bahwa ribuan orang terpaksa nggak bisa bekerja atau melakukan aktivitas sehari-hari dan terpaksa dirawat di RS setelah disuntik vaksin Kopit. (https://www.theepochtimes.com/t-covid-19)
Jadi setelah menerima vaksin, 3150 orang kasih laporan setelah mengalami gangguan kesehatan melalui aplikasi V-safe yang ada di smartphone mereka. (https://www.theepochtimes.com/thousands-negatively-affected-after-getting-covid-19-vaccine_3625914.html)
Memang vaksin apa yang disuntikkan?
Vaksin buatan Pfizer dan BioNTech alias vaksin big pharma.
Gangguan apa yang didapatkan para penerima vaksin tersebut?
“Anafilaksis alias reaksi alergi yang parah,” ungkap pejabat di CDC.
Berdasarkan temuan tersebut, maka CDC merevisi protokol pemberian vaksin. “Siapapun yang pernah mengalami reaksi alergi parah terhadap bahan yang terkandung dalam vaksin Kopit, maka orang tersebut tidak boleh mendapatkan vaksin itu lagi.” (https://www.cdc.gov/coronavirus/2019-ncov/vaccines/safety/allergic-reaction.html)
Padahal rencananya, setelah suntikkan pertama maka seseorang akan mendapatkan suntikkan kedua dengan jarak waktu sekitar 3 minggu.
Lalu apa sebenarnya penyebab efek samping tersebut?
Dr. Peter Marks selaku Direktur Pusat Evaluasi dan Penelitian Biologi Administrasi Makanan dan Obat mengatakan, “Polietilen Glikol (PEG) kemungkinan besar penyebabnya.” (https://www.reuters.com/article/us-health-coronavirus-vaccines-fda/fda-investigating-five-allergic-reactions-after-pfizer-shot-in-u-s-idUSKBN28T05J)
Pertanyaannya: apa pemakaian bahan baku PEG pada vaksin jenis m-RNA hanya menyebabkan anafilaksis atau reaksi alergi saja?
Nggak juga.
Moderna mencatat, “PEG atau lipid nano-particle dapat menyebabkan reaksi imun, reaksi opsonasi hingga reaksi antibodi.” (https://www.sec.gov/Archives/edgar/data/1682852/000119312518323562/d577473ds1.htm)
Kalo sudah begini ceritanya, silakan anda menyantap sajian yang telah dihidangkan.
Salam Demokrasi!!
(*Penulis adalah analis Geopolitik dan mantan Aktivis 98)
0 Comments