Kopit Yang Lain
Oleh: Ndaru Anugerah
Lebaran sudah di depan mata. Orang tengah bersiap untuk ritual pulkam.
Secara khusus di tahun ini pemerintah ‘membuka kran’ sebesar-besarnya bagi masyarakat untuk bisa berjumpa sanak saudara di kampung halaman tanpa protokol kesehatan yang ketat seperti biasanya. (https://www.kompas.id/baca/metro/2023/04/06/pemerintah-matangkan-persiapan-mudik-lebaran-2023)
Bahkan Jokowi telah memperbolehkan masyarakat untuk membuka masker, secara khusus untuk aktivitas di luar ruangan. (https://news.detik.com/berita/d-6584262/jokowi-di-luar-ruangan-sudah-tak-wajib-pakai-masker)
Pertanyaannya: apakah dengan berakhirnya PPKM dan masyarakat boleh ‘bebas’ beraktivitas tanpa protokol yang ketat, menandakan bahwa plandemi Kopit telah berakhir?
Jangan senang dulu.
Beberapa hari ini saja, media mainstream telah mengangkat berita tentang si Kopit yang kasusnya mulai meningkat kembali seiring dengan aktivitas libur lebaran. (https://kesehatan.kontan.co.id/news/kasus-baru-covid-19-indonesia-terus-meningkat-sudah-tembus-lagi-1000-kasus-sehari)
Nggak hanya di Indonesia, sebab negara tetangga Singapura juga mengalami kenaikan kasus harian Kopit yang signifikan. (https://www.cnbcindonesia.com/news/20230414210219-4-430134/waspada-kasus-covid-di-singapura-meledak-lagi)
Bahkan di Inggris, kenaikan kasus Kopit sudah mencapai 75% dalam 11 hari terakhir. (https://inews.co.uk/news/science/covid-cases-rise-uk-omicron-immunity-spring-2228665)
Apakah Kopit telah berakhir?
Silakan anda renungkan pertanyaan retorik tersebut.
Lalu apa yang menyebabkan kasus Kopit Kembali meningkat?
Ini dikarenakan hadirnya sub-varian baru yang bernama XBB 1.16 atau yang dikenal dengan nama Arcturus yang merupakan sub-varian dari Omicron. (https://www.everydayhealth.com/coronavirus/who-warns-of-a-new-and-highly-contagious-covid-19-subvariant/)
Dikatakan bahwa Arcturus 1,2 kali lebih menular daripada sub varian terakhir Kopit yang menyebabkan banyak orang terinfeksi dengan mudahnya. (https://www.independent.co.uk/news/health/arcturus-covid-symptoms-uk-variant-b2319072.html)
Masalah nggak hanya berhenti sampai disini. Sebab Arcturus yang telah nongol ke muka bumi sejak Maret silam merupakan salah satu sub varian dari Omicron. Nah si Omicron sendiri, diklaim memiliki sekitar 600 sub varian.
Kebayang dong gimana gawatnya? Dengan satu sub varian saja, sudah sukses buat anda panik, gimana kalo 600 sub varian Omicron lainnya muncul secara bersamaan? Kapan kira-kira Kopit akan berakhir?
Kurleb demikian narasi dan opini publik yang sengaja diamplifikasi oleh media maisntream.
Kembali ke laptop.
Apa yang menjadi ciri khas Arcturus?
Macam-macam. Antara lain pilek, sakit kepala, kelelahan, bersin hingga sakit tenggorokan. (https://www.timeout.com/uk/news/an-infectious-new-covid-variant-is-doing-the-rounds-here-are-the-symptoms-to-look-out-for-041323)
Bukankah itu sama saja dengan gejala influenza?
Adakah gejala yang khas dari si Arcturus?
Nggak ada bukan?
Lantas kenapa anda perlu panik menyikapinya?
Selanjutnya, apa solusi yang ditawarkan atas munculnya Arcturus?
Tentu saja enjus tambahan alias booster dengan format m-RNA yang perlu anda ambil. Bukankah ini solusi yang selalu sama jika varian baru Kopit muncul ke muka bumi? (https://www.clinicaltrialsarena.com/news/arcturus-trial-covid-vaccine/)
Kesimpulannya: apa yang baru dari varian Arcturus?
Nggak ada.
Format yang selalu sama dihadirkan untuk 2 tujuan.
Pertama untuk mempertahankan status plandemi yang nggak akan pernah berakhir. Dan yang kedua untuk melanjutkan rencana depopulasi dengan menjalani program enjus penguat. (baca disini dan disini)
Masalahnya: apakah anda mau ditakut-takuti terus menerus?
Bukankah dengan rasa takut yang anda miliki, justru melegitimasi plandemi Kopit?
Salam Demokrasi!!
(*Penulis adalah analis Geopolitik dan mantan Aktivis 98)
0 Comments