Penggelembungan Angka Kematian
Oleh: Ndaru Anugerah
Bagaimana cara membuat permainan bertajuk Kopit dimainkan oleh kartel sang Ndoro besar agar dapat menakut-nakuti orang sedunia?
Banyak cara tentunya. Salah satu yang paling populer adalah dengan menggelembungkan jumlah angka kematian. Jadi, semua yang mati lalu di tes dan hasilnya positif, maka sertifikat kematiannya otomatis mati karena Kopit.
Padahal bukan si Kopit yang menyebabkan kematian, tapi faktor lain. Istilah bekennya, mati dengan Kopit dan bukan mati karena Kopit.
Dengan skenario tersebut, jadilah si Kopit sebagai virus yang dianggap menular dan mematikan bagi semua orang lewat peran propaganda media mainstream. (baca disini dan disini)
Dan ini diterapkan di seluruh dunia, tanpa ada yang berani protes terhadap sistem abrakadabra tersebut.
Namun, lain ceritanya di Portugal sana.
Seperti yang diklaim oleh pemerintah Portugal, bahwa saat ini mereka memiliki jumlah kematian akibat Kopit mencapai 17.092 jiwa. Angka yang nggak sedikit tentunya. (https://www.worldometers.info/coronavirus/country/portugal/)
Menanggapi laporan yang dirilis pemerintah, seorang epidemiolog kondang bernama Dr. Andre Dias menggalang petisi rakyat Portugal kepada pemerintah untuk mengungkap data kematian yang diakibatkan si Kopit. (https://andre-dias.net/152-mortes-de-covid-em-portugal-desde-janeiro-2020/)
Kenapa ini bisa dilakukan?
Karena Portugal punya Sistem Informasi Sertifikat Kematian (SICO) yang dirilis oleh Departemen Kehakiman. Dengan kata lain mereka punya data mentah kematian yang disebabkan si Kopit atau nggak. (https://evm.min-saude.pt/)
Singkat cerita, petisi bergulir dan dimenangkan di pengadilan. Sebagai konsekuensinya, data kematian yang sesungguhnya diungkap ke publik.
Hasilnya?
Hanya 0,9% dari kasus kematian yang dirilis oleh pemerintah Portugal atau sekitar 152 kasus, yang benar-benar disebabkan oleh si Kopit, terhitung dari Januari 2020 hingga April 2021.
Dan ini sangat timpang dengan klaim pemerintah yang menyatakan sebanyak 17.092 kematian. Wow, bukan? (https://andre-dias.net/wp-content/uploads/Fwd-Sentenca.pdf)
Ini paralel dengan tingkat kematian akibat Kopit yang dirilis oleh para ilmuwan di banyak belahan dunia, yang kurang dari 1%. (baca disini)
Apa yang bisa disimpulkan?
“Jika proses penggelembungan tersebut terjadi juga di banyak negara lainnya, artinya benar bahwa pandemi ini adalah abal-abal adanya,” ungkap Dr. Dias.
Gue bilang juga apa, Ndro…
Salam Demokrasi!!
(*Penulis adalah analis Geopolitik dan mantan Aktivis 98)
0 Comments