Rancangan Biden
Oleh: Ndaru Anugerah
Begitu Biden terpilih, saya langsung buat prediksi, kelak siapa saja yang akan dipakai oleh Biden untuk mengisi kabinetnya. Dan sekarang, apa yang saya prediksi kembali terbukti. Artinya, benar bahwa Biden akan mengaktivasi kembali Cold War 2.0 dan GWOT. (baca disini dan disini)
Lalu, siapa saja yang mengisi postur kabinet Biden?
Ada Tony Blinken dan Victoria Nuland sebagai menteri LN dan wakilnya. Ada juga Bill Burns sebagai direktur CIA, Avril Haines selaku Direktur Intelijen Nasional, dan ada juga Samantha Power selaku Direktur USAID. Dan nggak ketinggalan Susan Rice selaku Ketua Dewan Kebijakan Domestik.
Kalo anda pemerhati geopolitik, anda pasti tahu kalo mereka bukan muka-muka baru, karena mereka pernah satu tim saat pemerintahan Obama-Biden silam. Dan satu lagi, mereka dikenal dengan aggressor yang sudah pasti anti-damai.
Nggak percaya? Saya coba buktikan.
Ambil contoh Bill Burns. Beliau adalah mantan Dubes AS untuk Rusia dan juga Wakil Menlu saat Obama menggunakan CIA untuk mematik kudeta di Ukraina di tahun 2014. (https://www.reuters.com/article/us-ukraine-crisis-containment-idUSBREA2600320140307)
Saat Burns turun jabatan, penggantinya adalah Tony Blinken. Dan Blinken lah yang merumuskan kebijakan LN AS saat Rusia menganeksasi Krimea. (https://www.reuters.com/article/uk-ukraine-crisis-usa/u-s-wont-recognize-crimea-annexation-security-official-idUKBREA280GB20140309)
Dan yang kalah penting adalah Victoria Nuland. Selain suaminya, Robert Kagan terkenal sebagai sosok yang ‘kejam’ dan banyak mempengaruhi kebijakan yang diambil dirinya. Nuland juga terkenal dengan skandal penyadapan telponnya dengan Dubes AS untuk Ukraina, Geoffrey Pyatt. (https://www.reuters.com/article/us-usa-ukraine-tape-idUSBREA1601G20140207)
Disana dijelaskan dengan gamblang bahwa AS mendukung oposisi Ukraina untuk melakukan kudeta di negara tersebut. Dan itu jadi skandal yang memalukan bagi AS karena sempat diunggah di platform YouTube dan dilihat oleh netizen dunia.
Selain itu, Nuland adalah seorang ahli Rusia dan juga spesialis dalam penggulingan rejim. Ada pasti tahu National Endowment for Democracy (NED), bukan? Asal tahu saja, Nuland bergabung di NED sejak 2016 yang punya spesialisasi melakukan operasi perubahan rejim. (https://www.ned.org/experts/victoria-nuland/)
Ya kalo anda tahu siapa sosok yang menggulingkan Presiden terpilih Ukraina, Victor Yanukovych akibat bergabung dengan Uni Ekonomi Eurasia Rusia, nggak lain adalah Victoria Nuland dengan cara mendukung dan mendanai kubu oposisi. (https://www.bbc.com/news/world-europe-25162563)
Setidaknya, George Friedman dari Stratfor mengamini hal tersebut. (https://russia-insider.com/en/politics/stratfor-chiefs-most-blatant-coup-history-interview-translated-full/ri2561)
Jadi sudah clear ya, kemana arah kebijakan LN Biden kelak bermuara. Nggak lain sebagai langkah aktivasi Cold War 2.0 dengan cara menggunakan proxy-nya.
Lantas, apa kebijakan yang mungkin diterapkan Biden setidaknya pada Rusia dalam wakti dekat?
Pada jurnal CFR pada pertengahan 2020 silam, Nuland merumuskan strategi AS dalam ‘menangani’ Rusia. (https://www.foreignaffairs.com/articles/russian-federation/2020-06-09/pinning-down-putin)
“Permainan harus diubah guna menggoyang Putin,” ungkap Nuland.
Caranya, tentu saja dengan menggunakan jejaring sosial yang dikendalikan Big Tech.
Asumsi Nuland karena saat ini banyak anak muda Rusia yang gandrung internet. Walhasil mereka akan cari informasi di internet.
Karenanya AS harus kuasai jejaring sosial di internet guna mempengaruhi kaum muda di Rusia guna diarahkan untuk ‘menentang’ Putin.
Nggak aneh kalo kemudian Youtuber sekelas Alexey Navalny digunakan untuk rencana tersebut. Navalny sendiri punya latar belakang pendidikan di Yale University, AS (https://www.dw.com/en/kremlin-critic-navalny-to-moscow-via-yale/a-17021240)
Selain itu, Navalny juga mendapat ‘dukungan dan arahan’ dari NED. Jangan heran bila akun YouTube dan Twitter milik Navalny memiliki jutaan follower, ya karena ada peran NED di dalamnya. (https://www.voltairenet.org/article195818.html)
Anda tahu video viral pada akun Youtube Navalny yang memuat informasi bahwa Putin memiliki istana super ‘wah’ bernilai milyaran dollar di kawasan Laut Hitam?
Apa mungkin Navalny bisa membuat video rekayasa tersebut tanpa ‘arahan’ NED?
“Ini jelas hasil korupsi yang dilakukan Putin,” tuding Navalny tanpa tedeng aling-aling. (https://www.cnn.com/2021/01/20/europe/putin-palace-navalny-russia-intl/index.html)
Dengan melihat semua data yang saya berikan, akankah ada agenda ‘damai’ dalam kebijakan Biden-Harris ke depannya?
Salam Demokrasi!!
(*Penulis adalah analis Geopolitik dan mantan Aktivis 98)
kudeta di myanmar masuk rancangan biden juga ga bang?
Sabar ya, nanti akan sy bahas.