Strategi Sang Jenderal


515

Siang itu udara terasa panas. Ditengah teriknya cuaca, ada suara denting whatsapp berbunyi. Ada pesan di dalamnya. “Bro, strategi apa yang digelar Jokowi sehingga menerbitkan SP3 untuk Rizieq?”

Kalangan perpolitikan tanah air belakangan ramai dengan berita SP3 kasus chat mesum Habibul. Peniup pluitnya adalah Slamet Ma’arif yang didaulat sebagai Ketua Persaudaraan Alumni 212.

“Yang saya dengar kemarin bisik-bisik di Istana Mekkah, seperti itu. Ya (SP3). Tidak memenuhi unsur yang cukup,” begitu kilahnya. Tentang konfirmasi perihal siapa sumber pembawa kabar surga tersebut, pria tersebut diam seribu bahasa alias ogah mengungkapnya.

“Bisa tanyakan ke Karonpemas Mabes Polri Brigjen M. Iqbal,” demikian ujar Slamet.

Sebelum membahas masalah ini, satu hal yang perlu ditegaskan. Habibul dipaksa hengkang ke Saudi, dikarenakan dia terkena kasus yang cukup vital. Kasus chat mesum dengan neng Firza. Bukan kasus yang lain, seperti penodaan Pancasila atau penghinaan agama.

Akibat dari kasus tersebut sungguh dahsyat. Demi menghindari demoralisasi gerakan dari pendukung fanatiknya, terpaksa sang Bibul hengkang dan tak kembali lagi. Kebayang gak, kalo orang yang dianggap sebagai tokoh suci, eh taunya omes alias otak mesum juga. Apa kata kak Emma, coba?

Dan tidak beraninya Bibul kembali ke tanah air untuk menghadapi kasus tersebut, dikarenakan satu hal. Pihak berwajib punya kartu truf yang bisa menyeret sang Singa untuk mendekam ke jeruji besi. Dan sialnya lagi, secara organisasi, sampai saat ini para kamfret fetamburan belum berhasil mencari pengganti sang Bibul.

Semua cara sudah dicoba, tapi semua berakhir hampa, karena pesona sang Bibul dimata ummatnya tetap tak tergantikan oleh siapapun.

Gak heran demi sang idola kaum kamfret untuk bisa kembali ke tanah air, genk kamfret sampe ngelobi pakde tempo hari di Bogor. “Plis deh pakde, kita mohon untuk sang idola untuk bisa kembali,” begitu kurang lebih ungkapan frustasinya.

Tapi apa lacur. Permintaan itu toh tak digubris oleh Jokowi. Mendengar apalagi mengabulkan suara para kamfret sama aja dengan bunuh diri buat pakde.

Tiba-tiba, timbullah ide Moeldoko, untuk bisa menyelam sambil minum air. Alih-alih mau meminta pengampunan dari pakde, eh malah pertemuan rahasia itu yang diungkap ke publik. Walhasil para kamfret geger. Apa namanya kalo bukan munafik? Kok abis kentut, malah nunjuk orang lain??

Permainan kartu berlanjut. Kali ini sang Jenderal memainkan irama zig-zag. Dihembuskanlah kabar tentang SP3 chat mesum HRS. Ibarat gayung bersambut, isu itu langsung ditelan bulat-bulat oleh para kamfret.

Cukup? Tentu tidak.

Begitu dikonfirmasi kebenaran angin surga tersebut, Kabag Reserse dan Kriminal Mabes Polri Komjen Ari Dono malah menyuruh awak media untuk menanyakan ke Kadiv Humas Mabes Polri Injen Setyo Wasisto.

Nah begitu ditanyakan, eh Setyo Wasisto malah balik berkata, “Saya belum tau.” Dan menyuruh awak media bertanya ke Polda Metro Jaya. Pas dikonfirmasi balik ke Polda Metro, Kombes Argo Yuwono malah menyuruh menanyakan balik ke Mabes.

Pusing, pusing dahh…Kok ditek-tok ala karambol. Dan sang Jenderal hanya bisa ngakak sambil koprol dibelakang layar. Ngoahahaha…

Pertinyiinnyi: kalo benar SP3 keluar, ngapain juga Bibul kagak balik? Bener kan, kak Emma??

Salam Demokrasi!!

(*Penulis adalah mantan Aktivis 98 GEMA IPB)


0 Comments

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!