Salah Bertaruh


507

Prabowo marah-marah pada awak pers, dikarenakan media-media mainstream tidak memberikan porsi pemberitaan yang berimbang kepada aksi 212 yang konon katanya dihadiri 11juta peserta.

“Buktinya media hampir semua tidak mau meliput 11 juta lebih orang yang kumpul, belum pernah terjadi di dunia,” tegas Om Wowo di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta (5/12) pada puncak acara hari disabilitas Internasional.

Sebab apa Om Wowo marah-marah?

Seperti ulasan saya sebelumnya, ini dikarenakan aksi yang diharapkan akan dapat mendongkrak elektabilitasnya, malah EDI TANSIL alias ejakulasi dini tanpa hasil. Seperti kita tahu, bahwa untuk mendongkrak elektabilitas dirinya atas Jokowi, apa yang bisa dilakukan? Ya, aksi penggalangan massa alias show of force.

Ini mahfum dilakukan, karena memang Om Wowo nggak punya program untuk dijual saat kampanye. Yah terpaksa, aksi kumpul-kumpul para kampret dilakukannya, karena memang hanya itu yag bisa dilakukannya.

Harapannya satu: beliau akan mempunyai bargaining position karena bisa menghimpun massa yang berjuta-juta.

Publik akan melihat, bahwa Om Wowo merupakan paslon yang diperhitungkan, dan swing voters yang saat ini masih memantau keadaan, akan tertarik melihat dirinya sebagai sasaran untuk dipilih. Kemudian akan berlanjut pada aksi 212 berikutnya, di tanggal 21 februari nantinya dengan jumlah milyaran peserta.

Namun apa daya, itu hanya aksi masturbasi ditengah hari. Semua buyar diakhir cerita.

Yang kemudian menambah marahnya lagi adalah, bahwa sasus beredar dana sudah digelontorkan dengan sangat massif-nya untuk gelaran tersebut dengan satu tujuan, agar bowheer mendapat kepastian. Kepastian bahwa aksi itu bukan pepesan kosong karena akan diliput oleh media mainstream, karena melibatkan jutaan kampret.

Malu bin kesal jadi satu. Kecewa pastinya, karena apa yang diharapkan jauh panggang dari asap.

Harusnya Om Wowo tahu, kalo apa yang dilakukannya pada aksi 212 memang nggak punya nilai jual sama sekali. Wajar kalo awak media tidak mau meliputnya.

Prinsip jurnalistik sangat jelas, bahwa untuk dijadikan sebuah berita, suatu peristiwa harus mengandung sejumlah unsur, yaitu: MAU. Magnitude, Actual dan Unusualness.

Magnitude artinya suatu berita akan menjadi daya tarik orang untuk membacanya. Actual artinya berita tersebut mengandung unsur peristiwa terkini, serta Unusualness yang berarti ada unsur keluarbisaan pada momen yang diliput.

Sekarang mari kita berkaca pada pedoman baku jurnalistik tersebut. Kalo beritanya melulu soal kampret berkumpul, pertinyiinnyo: apa orang mau membacanya? Coba bayangkan apa yang terjadi jika para kampret berkumpul? Kalo nggak sumpah serapah alias caci maki yang keluar, pasti aksi brutal kepada pihak yang tidak sepaham dengan pemikiran mereka.

Tak terkecuali awak media mainstream yang kerap menjadi sasaran kekerasan para kampret, karena nggak mau mengerti apa maunya mereka. Akibatnya, awak pers akan trauma. “Ngapain ngeliput, wong peserta aksinya bringas.”

Terus apa yang bisa dijual sebagai bahan berita pada event tersebut? Jumlah pesertanya? Mungkin publik sudah mulai waras, bahwa aksi lebay para kampret dengan klaim jutaan peserta yang hadir, hanya akan dijadikan bahan guyonan.

Lha daya tampung monas aja cuma ratusan ribu, darimana ngitungnya kok bisa muncul angka jutaan?

Selain itu publik juga sudah fatiq alias letih. Letih pada sikap para kampret yang dari hari ke hari nggak pernah menyajikan keadaan sejuk nan damai selain membuat gaduh suasana. Apa ada kedamaian di aksi mereka? Dengan kondisi demikian, kira-kira apa hal yang unik pada aksi temu kangen mereka?

Jangan heran, media malas meliput aksi konyol para kampret tersebut. Dan Om Wowo-pun mencak-mecak, karena dana yang keluar tidak sesuai dengan dampak yang ditimbulkan.

Akankah cerita sinetron ini segera berakhir, Rudolfo?

Disatu ruangan nun jauh disana terdengar para bowheer mulai kasak-kusuk dan berkata, “I reckon that we have bet on the wrong horse, this time.” Alih-alih kuda balap, eh malah kuda lumping.

Salam Demokrasi!!

(*Penulis adalah mantan Aktivis 98 GEMA IPB)


0 Comments

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!