Saat Huawei Melawan


512

Saat Huawei Melawan

Oleh: Ndaru Anugerah

AS kalah bersaing dengan China, dalam banyak hal. Nggak terkecuali dalam bidang teknologi informasi. Dengan hadirnya 5G yang dibesut Huawei, skenario AS yang akan menggunakan teknologi informasi sebagai alat mata-mata, menjadi berantakan. (baca disini)

Nggak aneh kalo kemudian Trump sebagai boneka elite global memasukkan Huawei ke dalam daftar hitam alias black-list. (https://www.usatoday.com/story/money/2019/07/12/trump-blacklisted-chinas-huawei-wants-export-restrictions-lifted/1713423001/)

Apa tujuannya?

Supaya raksasa teknologi China tersebut bisa hengkang dari pasar global dan rencana AS bisa tetap dijalankan. Cara yang dipakai lumayan ‘kasar’, dimana Huawei dilarang mengakses sistem operasi seluler Android Google sebagai imbas black-listing yang dilakukan Trump.

Padahal selama ini Huawei terkoneksi dengan sistem operasi Android. Pertanyaannya, kalo kita punya perangkat Huawei yang paling canggih sekalipun, apa ada gunanya jika nggak ada sistem operasi yang mendukung?

Dengan demikian, Huawei bakal keok dan menerima syarat ‘damai’ yang telah ditentukan AS. Ya kurleb mirip-mirip sama kelakuan AS pada ZTE sebelumnya yang juga diancam dengan tindakan serupa. (https://www.scmp.com/business/companies/article/2083014/us-removes-chinas-zte-blacklist-after-paying-fine-and-guilty-plea)

Apakah dengan black-listing tersebut akan membuat Huawei keok?

Tidak semudah itu, Roberto.

CEO Huawei, Ren Zhengfei buka suara, “Kami akan mengalihkan investasi kami dari AS ke Rusia dan berencana mencari alternatif penganti selain Android Google dan iOS Apple.” (https://www.forbes.com/sites/zakdoffman/2020/09/05/huawei-premium-smartphone-trump-google-ban-apple-iphone-samsung-galaxy-replace/)

Apa yang bisa disimpulkan?

Pertama, China ternyata nggak ciut terhadap aksi black-labeling yang dilakukan AS. Yang kedua, China justru akan membuat sistem operasi baru dalam dunia perponselan sebagai penantang Android dan juga iOS.

Kenapa China jadi senekat ini?

Ini karena posisinya yang sudah terdesak. Selain itu China pragmatis memandang bahwa jika mereka berhasil memenangkan persaingan dalam dunia seluler, maka otomatis dunia ada digenggaman mereka. Dan ini nggak mengada-ada.

“TikTok aja bisa mendunia, kenapa kita nggak coba buat gebrakan lainnya?” begitu kurleb pandangan Beijing yang mendukung penuh upaya Huawei.

Skenarionya, Huawei akan menggandeng Rusia sebagai rekan bisnisnya, dan berencana mengembangkan serta menyempurnakan sistem operasi baru yang kini sudah dirilis dipasaran, yang bernama HarmonyOS. (https://www.theverge.com/2020/9/10/21430275/huawei-harmonyos-smartphones-release-date)

Dan Rusia sangat antusias dalam menyambut tawaran China tersebut. Siapa juga yang nolak cuan, mengingat ada sekitar 600 juta pengguna cell-phone Cungko tersebut diseantero jagat? (https://ict.moscow/en/news/russian-engineers-to-join-development-of-harmonyos-for-huawei/)

Sepertinya akan ramai persaingan di dunia perponselan ke depannya, mengingat sang petahana akan punya pesaing baru yang bukan kaleng-kaleng kali ini.

 

Salam Demokrasi!!

(*Penulis adalah analis Geopolitik dan mantan Aktivis 98)


0 Comments

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!