Rusuh Capitol Building


515

Rusuh di Capitol Building

Oleh: Ndaru Anugerah

Muka AS sebagai negara simbol demokrasi di dunia, tercoreng dengan adanya serangan ‘barbar’ yang menyasar Capitol Building, gedung yang dikenal sebagai simbol demokrasi AS selama lebih dari 200 tahun (6/1). (https://www.theguardian.com/us-news/2021/jan/06/donald-trump-politicians-insurrection-capitol-hill)

Gimana awal ceritanya?

Serangan tersebut merupakan puncak dari retorika yang dibangun Trump sejak pilpres 3 November 2020 silam, yang menyadari bahwa pilpres kali ini dirinya akan terjungkal dari kursi kepresidenan.

Mengetahui gelagat tersebut, berkali-kali Trump bilang kepada para pendukung fanatiknya, kalo pilpres dicurangi. “Kita harus bersatu padu untuk membalikkan skenario tersebut,” kurleb ungkap Trump. (https://www.voanews.com/2020-usa-votes/trump-without-evidence-makes-vote-fraud-claims)

Dan hasil pilpres, sesuai dugaan.

Trump babak belur melawan Biden. Tertinggal 7 juta suara dari Biden dan torehan Electoral College-nya hanya 232, sementara pesaingnya Joe Biden sukses mendapatkan 306 Electoral College.

Menanggapi hasil tersebut, Trump langsung tuding ala Prabowo kalo pilpres-nya curang. Trump lantas mengajukan gugatan ke pengadilan, namun hasilnya tetap sama. Dengan demikian paslon Biden-Harris sah menggeser posisinya di White House.

Nah sebelum dilantik pada 20 Januari mendatang, Trump memobilisasi para pendukung setianya guna menolak sertifikasi yang dilakukan, dengan melakukan aksi pendudukan di Capitol Building. Jadi mirip-mirip aksi pendudukan Gedung MPR/DPR yang dilakukan mahasiswa di tahun 1998.

Tujuannya satu: proses sertifikasi dibatalkan, dan Biden nggak bisa dilantik pada 20 Januari mendatang. (https://www.reuters.com/article/us-usa-election/under-heavy-guard-congress-back-to-work-after-trump-supporters-storm-u-s-capitol-idUSKBN29B2PU)

Dalam sebuah postingan video di Twitter, Trump mengulangi klaimnya bahwa pilpres-nya curang. Tapi anehnya, Trump malah menyuruh para pendukungnya yang sudah berkumpul, untuk pulang ke rumah masing-masing.

Lha ngapain juga provokasi massa pendukungnya, kok setelah massa berkumpul malah disuruh bubar? Hadeww…

Buntut dari aksi pendudukan tersebut, 4 orang tewas dan 52 orang berhasil diamankan. “Ini serangan kedua paling parah dalam sejarah pada bangunan Capitol sejak tentara Inggris membakarnya pada tahun 1814,” ungkap Capitol Historical Society.

Tentang rusuh yang menyasar Capitol Building, saya pernah singgung dalam ulasan saya pada tahun 2020 silam.

Bukan saja saya memprediksi bahwa Trump bakal terjungkal (baca disini),

tapi saya juga memprediksi apa yang bakal terjadi pasca pilpres AS tersebut. (baca disini)

Dan skenario rusuh yang dirancang kubu Trump, gagal dieksekusi karena nggak ada sokongan dari Ndoro besar terhadap kepemimpinannya.

Kenapa Ndoro besar nggak memberikan sokongan kepada Trump?

Karena konsep American First yang diusung Trump, justru mematikan peran hegemony AS di dunia internasional. Dan sang Ndoro, yang punya kepentingan bahwa AS harus digunakan seoptimal mungkin dalam mengontrol dunia, jelas marah besar dengan tingkah Trump tersebut.

Dan akhirnya Trump-pun terjungkal dari kursi singgahsana-nya.

Dari kasus Trump kita bisa berkaca, siapapun yang nggak nurut keinginan Deep State alias Ndoro besar, pasti berujung cilaka diujung cerita.

Lain cerita kalo anda berani menentangngya.

Salam Demokrasi!!

(*Penulis adalah analis Geopolitik dan mantan Aktivis 98)


2 Comments

Your email address will not be published. Required fields are marked *

  1. yang dimaksud dengan ndoro itu satu orang atau beberapa orang sih pak? afiliasinya kemana, apakah yahudi, apakah corporasi? terimakasih pak.

error: Content is protected !!