Rame-Rame Melawan Program Biden


524

Rame-Rame Melawan Program Biden

Oleh: Ndaru Anugerah

Bagaimana mandat vaksin yang diberlakukan Biden? Apakah berjalan sesuai rencana?

Seperti yang kita ketahui, Opa Biden sudah pasang target tentang pelaksanaan vaksinasi wajib di seantero Amrik pada 8 Desember mendatang. “No jab means no job,” begitu kurleb-nya. k(https://federalnewsnetwork.com/contracting/2021/09/biden-administration-gives-federal-contractors-until-dec-8-to-comply-with-vaccine-mandate/)

Tentang ini saya pernah bahas pada September silam. (baca disini)

Sebulan lebih telah berlalu, lantas bagaimana sitkon di AS saat ini? Apakah warga AS kendur soal ancaman wajib vaksin yang diberlakukan Biden, gegara takut dipecat dari pekerjaannya?

Disini menarik untuk disimak. Alih-alih takluk, nyatanya ‘tantangan’ yang dilontarkan Biden, justru mendapat jawaban yang ‘amazing’. Istilah Rusia-nya: “Ente jual, Ane borong.”

Bagaimana tidak?

Para pekerja pelabuhan misalnya, malah memilih untuk dipecat daripada pekerjaannya ketimbang harus divaksin. Dan ini telah menyebabkan masalah serius karena container pengiriman akhirnya dibiarkan terbengkalai di lepas pantai. (https://www.latimes.com/business/story/2021-10-17/port-la-supply-chain-unvaccinated-sailors-stuck-on-cargo-ships)

Masalah merembet kepada ketersediaan barang yang ada di rak supermarket yang mendadak raib di pasaran, mengingat banyak pekerja yang rela mengundurkan diri dari pekerjaannya ketimbang harus divaksin. (https://www.northjersey.com/story/entertainment/dining/2021/10/22/grocery-store-shelves-empty-supply-chain-issue/6122800001/)

Bukan hanya sektor ritel yang bergolak, karena petugas pemadam kebakaran juga ambil langkah yang sama dengan rame-rame berhenti dari pekerjaannya. Walhasil pemadam kebakaran di New York terpaksa ditutup karena kekurangan personil. (https://nypost.com/2021/10/30/fdny-firehouses-shuttered-over-vaccine-staffing-shortages/)

Lha kalo misalnya ada kebakaran, siapa yang akan memadamkan apinya?

Di sisi penegak hukum, juga sama kasusnya. Di tengah gelombang kejahatan yang kian masif selama plandemi, aparat keamanan di Los Angeles lebih rela berhenti dari pekerjaannya daripada harus ikutan program wajib enjus ala Biden. (https://www.cnn.com/2021/11/03/us/los-angeles-county-sheriff-vaccine-mandate-mass-exodus-warning/index.html)

Masalah nggak cukup sampai disitu, mengingat para awak maskapai penerbangan juga ikutan langkah serupa dengan menolak program wajib vaksinasi. (https://www.dallasnews.com/business/airlines/2021/10/07/vaccine-mandate-pushback-grows-into-protest-outside-american-airlines-hq/)

Dengan ini saja, pemerintahan Biden bakalan belang-bontang guna menghadapi boikot massal tersebut. Belum lagi jika kemudian aksi boikot tersebut bakal meluas ke sektor yang lain. Apa nggak cenat-cenut kepala si Opa?

Dan perlawanan yang diberikan warga AS, sudah saya prediksi sebelumnya. Masalahnya sederhana: gerbong Republik nggak sejalan dengan program Demokrat ala Biden.

Selain itu warga AS juga lumayan kritis menanggapi keadaan. Kalo memang vaksin Kopit bisa memberikan kekebalan atas serangan virus, ngapain juga harus diberikan booster? Artinya apa: vaksin-nya nggak efektif dalam melawan si Kopit.

Kalo nggak efektif, ngapain diberikan dan diwajibkan dengan embel-embel ancaman segala?

Pernyataan ini bukan asal njeplak, mengingat Rochelle Wallensky selaku direktur CDC mengatakan, “Suntikan vaksin tidak dapat mencegah infeksi dan tidak bisa mencegah penularan virus Kopit.” (https://www.forbes.com/sites/andrewsolender/2021/08/18/cdc-director-says-coronavirus-vaccines-less-effective-for-delta-but-still-prevent-severe-infection/)

Dengan kata lain, efektivitas vaksin Kopit, DIPERTANYAKAN.

Setidaknya pnelitian yang dilakukan Dr. Barbara A. Cohn beserta rekan baru-baru ini (4/11), menegaskan hal tersebut. Pada jurnal ilmiah Nature, Dr. Cohn mengikuti 800 ribu veteran AS selama 6 bulan sejak menerima vaksin Kopit.

Apa hasil yang didapat?

Efektivitas vaksin m-RA besutan Moderna, melorot dari 85% menjadi 58%. Vaksin m-RNA pabrikan Pfizer merosot drastis dari 87% menjadi hanya 45%. Sedangkan vaksin Johnson & Johnson anjloknya lebih parah lagi, dari 86% menjadi hanya 13% saja. (https://www.science.org/doi/10.1126/science.abm0620)

Ini jelas nggak sesuai dengan janji diawal, bahwa vaksin Kopit digambarkan memiliki efektivitas yang sangat tinggi dalam memberikan kekebalan terhadap serangan virus. Nyatanya itu hanya klaim bodong.

Saya sudah jauh-jauh hari mengulas soal ini. (baca disini dan disini)

Jadi nggak salah jika kemudian Washington Times menulis bahwa: ‘Faktor kekebalan alami dalam sebuah kasus lebih mudah untuk dibuat, sehingga vaksin ini hampir tidak berharga.’

Parafrase-nya: vaksinnya nggak berguna untuk dipakai karena kekebalan alami jauh lebih praktis untuk tercipta. (https://www.washingtontimes.com/news/2021/aug/4/why-i-wont-get-vaccinated-for-covid-19/)

Dengan semua kejanggalan ini, menjadi wajar jika kemudian banyak pihak menggugat mandat vaksin yang dilontarkan Biden, mulai dari perusahaan, negara bagian (khsusunya yang dikuasai Partai Republik), serikat pekerja hingga kelompok agama yang konservatif.

Hasilnya bisa ditebak.

Pengadilan federal di Louisiana saja telah membatalkan mandat vaksin Biden.

“Ada masalah hukum dan konstitusi yang serius yang telah dilanggar mandat vaksin, sehingga mandat tersebut tidak bisa diterapkan,” demikian kurleb-nya. (https://www.politico.com/news/2021/11/06/biden-vaccine-order-blocked-federal-court-519908)

Anda perlu tahu, bahwa ada setidaknya 24 negara bagian yang telah ambil bagian dalam menolak program wajib vaksin Biden tersebut. (https://www.usnews.com/news/health-news/articles/2021-09-16/24-states-threaten-legal-action-against-bidens-vaccine-mandate)

Jadi, apakah program biden akan meraih sukses atau justru sebaliknya, anda sudah punya gambarannya, bukan?

Masalah bukan jalan atau nggak jalan tuh program.

Let’s say program-nya kandas, apakah nggak ada perlawanan dari kubu Biden?

Disini asyiknya mengulas skenario demi skenario yang akan digelar.

Salam Demokrasi!!

(*Penulis adalah analis Geopolitik dan mantan Aktivis 98)


0 Comments

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!