Prediksi Yang (Kembali) Terbukti
Oleh: Ndaru Anugerah
Pagi ini, selepas dari perjalanan luar kota, saya dikagetkan dengan pesan yang meluncur melalui kanal Telegram yang saya miliki. Isinya singkat, “Anda benar lagi, Bung. Saya kalah bertaruh dengan anda.”
Sontak saya hanya tersenyum.
Seperti yang kita ketahui bersama, pilpres Turki terpaksa memainkan putaran kedua pada 28 Mei kemarin. Ini dilakukan karena nggak ada satu kandidatpun yang mencapai suara lebih dari 50%. (https://www.cnn.com/2023/05/14/europe/turkey-election-polls-results-erdogan-intl/index.html)
Tentang ini saya pernah bahas pada analisa 2 minggu yang lalu, berikut peluang kemenangan yang akan diraih Erdogan sebagai sosok petahana. (baca disini)
Bahkan, 3 bulan sebelum pilpres digelar, saya dengan jelas menyatakan bahwa Erdogan akan memenangkan pilpres kembali.
Dan ini kontradiktif dengan banyak analisa mainstream, yang justru memprediksi kekalahan Erdogan. (baca disini)
Dan kini, prediksi yang saya buat, menemukan pembuktian kembali.
Berdasarkan hasil pilpres putaran kedua, sang Sultan berhasil menggilas Kemal Kilicdaroglu yang menjadi pesaingnya, dengan perolehan 52,14%. Kilicdaroglu sendiri hanya bisa mendapatkan 47,86% total suara nasional. (https://edition.cnn.com/2023/05/28/europe/turkey-president-runoff-polls-erdogan-intl/index.html)
Dengan hasil ini, berarti Erdogan akan menjabat presiden di Turki untuk yang tiga dekade kepemimpinannya.
Rekor terlama yang pernah ada.
Apakah saya pendukung Erdogan?
Sebagai analis, apa yang saya kerjakan harus bebas kepentingan. Sebaliknya, saya pribadi bukan orang yang mengagumi kepemimpinan Erdogan.
Tapi nggak mungkin juga saya masukan sentimen personal saya untuk menjatuhkan sang Sultan dalam analisa yang saya buat untuk anda baca.
Sekali lagi, itu nggak mungkin saya lakukan. Obyektivitas yang jadi rujukan saya.
Terlepas ketidaksukaan saya pada sosok sang Sultan, it doesn’t mean that I have to turn him down in my analysis. That’ s not fair at all.
Perlu anda catat, prediksi saya jarang meleset. Prediksi atas kemenangan Erdogan adalah satu dari sederet pembuktian yang berhasil saya lakukan.
Kenapa saya bisa lakukan ini dengan baik?
Ketajaman analisa yang jadi penyokongnya. Dalam kaji geopolitik, kompleksitas masalah harus bisa diurai dengan baik agar bisa menghasilkan analisa yang bernas.
Betewe, saya sudah buat prediksi tentang apa yang terjadi di 2024 pada Planet Namek. Dan sekali lagi, prediksi yang saya buat, melawan banyak analisa mainstream yang memprediksi salah satu capres bakal memenangkan kontestasi karena dinilai elektabilitas-nya tinggi.
Sekali lagi, saya bukan pendukung salah satu capres. Sama sekali bukan.
Obyektivitas yang selalu jadi panglimanya dalam setiap analisa yang saya turunkan.
Akankah prediksi saya jeblok atau justru sebaliknya?
Salam Demokrasi!!
(*Penulis adalah analis Geopolitik dan mantan Aktivis 98)
takut sekali kalau AB yg menang.