Misteri MH370


506

Misteri MH370

Oleh: Ndaru Anugerah

8 Maret 2014. Sebuah pesawat komersial bernomor penerbangan MH370 yang mengangkut 239 penumpang dan awaknya hilang secara misterius dalam perjalanan ke Beijing dari Kuala Lumpur. (https://www.theguardian.com/world/2017/oct/03/mh370s-location-an-almost-inconceivable-mystery-final-report)

Berdasarkan laporan, MH370 berbelok keluar jalur dan terus terbang selama 7 jam tetapi tidak mengirimkan transmisi otomatis setelah 38 menit pertama mengudara.

Dan menurut catatan, posisi pesawat terakhir ada di ujung pulau Sumatera.

Hilangnya pesawat Boeing 777 milik Malaysia tersebut jelas meninggalkan kesedihan yang mendalam terhadap keluarga korban. Sejak itu, berbagai spekulasi muncul untuk menjelaskan konspirasi yang mungkin terhadap nasib pesawat yang hilang secara misterius tersebut.

Bahkan sekelas Washington Post menjuluki hilangnya MH370 sebagai misteri terbesar abad ini sejak hilangnya penerbang wanita berkebangsaan AS, Amelia Earhart. (https://www.washingtonpost.com/news/worldviews/wp/2018/07/30/four-years-later-new-mh370-probe-finds-someone-veered-the-plane-off-course/?utm_term=.d6ec088f0fda)

Pencarian dilakukan secara intensif selama 4 tahun lamanya, namun tidak membuahkan hasil. Akhirnya pada Mei 2018, pencarian dihentikan dan jutaan dollar melayang guna melakukan penyelidikan. (https://www.dw.com/en/mh370-mystery-of-missing-jet-remains-as-four-year-search-ends/a-43971301)

Lantas apakah ini hanya kecelakaan biasa? Kalo bukan, lalu siapa yang paling berkepentingan terhadap hilangnya pesawat komersil tersebut, jika ini bukan kecelakaan pesawat biasa?

Dalam mengurai benang kusut tersebut, ada fakta yang harusnya anda ketahui.

Pertama bahwa pesawat sekelas Boeing 777 menggunakan mesin Rolls Royce Trent. Keunggulan teknologi ini adalah bahwa pihak Rolls Royce akan bisa memantau kemanapun pesawat meluncur. (https://www.usatoday.com/in-depth/travel/news/2021/02/22/boeing-777-grounding-engine-failure-pratt-and-whitney-united-flight-328-who-makes-the-engines/4541359001/)

Intinya dengan teknologi tersebut, maka Rolls Royce dapat memonitor mesin tersebut (yang ada dalam pesawat) secara ajeg 100% sejak mulai pesawat dihidupkan. Jadi kalo kemudian ada peristiwa pesawat hilang kontak, ini cukup janggal.

Pesawat Boeing itu harganya milyaran dan nggak sama dengan odong-odong. Jadi cukup aneh kalo dinyatakan hilang tanpa diketahui keberadaannya.

Yang kedua, pesawat modern nggak mungkin ujug-ujug hilang karena ada protokol ISR berlapis. ISR adalah kepanjangan dari Intelligence, Surveillance and Reconnaissance. Yang dimaksud berlapis disini adalah penggunaan satelit dari mulai orbit geosinkron hingga orbit bumi rendah. (https://www.airforce.com/careers/detail/airborne-intelligence-surveillance-and-reconnaissance-isr-operator)

Singkatnya, dengan teknologi ISR keberadaan seseorang saja bisa dideteksi, apalagi pesawat yang ukurannya segede gaban.

Lantas siapa yang punya fasilitas ini?

Tentu saja AS lewat pangkalan militer yang dimilikinya. Untuk wilayah Samudera Hindia, pangkalan Diego Garcia punya peranan vital sebagai salah satu pangkalan terbesar AS yang ada di luar negeri.

Pangkalan DG merupakan pangkalan rahasia milik AS, yang banyak digunakan untuk operasi-operasi intelijen. Nggak aneh kalo keberadaannya hanya sedikit orang yang tahu. (http://content.time.com/time/world/article/0,8599,1659588,00.html)

Sekedar informasi, bahwa sukses AS dalam menggelar serangan pada Perang Teluk (1991), invasi ke Irak (2003), perang ke Afghanistan dan juga perang ke Suriah, pangkalan DG-lah yang punya andil sangat besar. (https://www.researchgate.net/publication/254224904_Diego_Garcia_and_the_United_States’_Emerging_Indian_Ocean_Strategy/link/556db2cd08aeab777224ed04/download)

Namun karena pangkalan DG sangat tertutup dan dianggap sebagai ‘situs hitam’ rahasia milik CIA, keberadaannya baru diakui oleh pemerintah pada tahun 2008 silam. (http://content.time.com/time/world/article/0,8599,1828469,00.html)

“Diego Garcia telah memainkan setidaknya beberapa misi penting yang dimiliki CIA,” demikian ungkap David Miliband. (http://america.aljazeera.com/articles/2014/4/9/senate-cia-torture.html)

Jadi, kalo informasi di Timteng yang jaraknya ribuan kilometer dari pangkalan DG saja bisa diketahui, apa iya informasi tentang pesawat hilang yang ada di Sumatera yang jaraknya lebih dekat, pangkalan DG nggak tahu informasi sama sekali? Padahal mereka punya peralatan super canggih.

Logis nggak sih?

Nggak aneh kalo kemudian Dr. Mahatir Muhammad bilang kalo CIA tahu tentang hilangnya pesawat MH370, namun nggak mau membagi informasi tersebut dengan Malaysia.

“Mereka punya kemampuan untuk mengendalikan pesawat komersial dari jarak jauh,” ungkap Dr, Mahatir. (https://www.globalresearch.ca/missing-mh370-cia-withholding-information-about-flight-disappearance-says-ex-malaysia-pm-mahathir-mohamad/5395111)

Dan ketiga yang perlu anda sadari, bahwa kejahatan itu bisa muncul karena adanya 3 komponen utama, pertama punya sarana untuk melakukannya, kedua punya motif untuk berbuat dan ketiga punya peluang untuk mengeksekusinya.

Jadi siapa yang paling punya peluang sebagai ‘pelaku utama’ dalam hilangnya pesawat MH370 tersebut?

Silakan dijawab sendiri ya.

Salam Demokrasi!!

(*Penulis adalah analis Geopolitik dan mantan Aktivis 98)


5 Comments

Your email address will not be published. Required fields are marked *

  1. Terus motifnya apa dong Bang, moso ujug-ujug kasih hilang pesawat gitu aja, kayak buang putung rokok. ??

  2. Bang, kira-kira apakah masih berhubungan dgn China mengingat banyaknya penumpang warga negara china, apakah ada orang penting china (diplomat atau orang mempunyai keahlian khusus atau apalah yang kita tidak tahu) yang dapat mengganggu keberadaan Ndoro Besar ?, Terima Kasih

  3. pembaca selalu disuruh mikir yg alurnya sudah dijelaskan secara detil…hehehe..makasih banyak Bang..setidaknya buat saya lebih banyak membaca dan membaca…

error: Content is protected !!