Kita dan Virus Corona


514

Oleh: Ndaru Anugerah

Wuhan, 2020. Sebuah wabah aneh terjadi di kota yang berpenduduk sekitar 11 juta orang tersebut. 500 orang sudah terinfeksi dan menyebabkan puluhan orang meninggal dunia dalam waktu singkat. Inilah yang kemudian memacu situasi panik. Apalagi kemudian kota Wuhan di isolasi oleh pemerintah China.

Belakangan, wabah ini disebabkan karena adanya serangan virus. Virus Corona namanya, dengan kode 2019 n-CoV alias corona virus jenis baru.

Virus Corona sendiri bukan species virus yang baru dalam dunia kedokteran. Menurut penelitian, virus corona-lah yang menyebabkan penyakit mulai dari flu ringan hingga SARS alias Severe Acute Respiratory Syndrome dan juga MERS (Middle East Respiratory Syndrome).

Di China pada akhir 2002, pernah terjadi kasus SARS yang secara cepat menyebar ke 37 negara dan berakibat kepanikan global. Jumlah orang yang terinfeksi lebih dari 8000 orang dan menewaskan lebih dari 750 orang di seluruh dunia.

Kasus yang dipicu oleh virus Corona lainnya adalah yang pernah terjadi di Timur Tengah dengan kasus MERS-nya. Meskipun pola penularannya sulit untuk ditularkan dari manusia ke manusia, nyatanya tingkat kematian MERS jauh lebih tinggi ketimbang SARS.

35% dari 2500 orang yang terinfeksi, sukses meregang nyawa karena serangan MERS.

Bagaimana dengan kasus Wuhan?

Kabarnya wabah yang melanda Wuhan, dipicu oleh varian baru Corona yang berasal dari hewan ternak yang ada di pasar.

Namun biasanya, kalo seekor ternak yang sudah tertular virus corona, maka virus tersebut akan otomatis menulari ternak yang lain yang sama jenisnya guna mencari inang yang baru. Bukan malah pindah ke hewan ternak yang lain yang beda spesies, apalagi bermigrasi ke manusia. Sangat sulit terjadi.

Namun nyatanya, hal yang ditakutkan itu menjadi tak terindahkan.

“Virus corona bisa berevolusi dan menginfeksi manusia, karena dipicu oleh beberapa hal. Ada 7 yang tercatat sukses mengalami mutasi gen, 3 diantaranya: SARS, MERS dan yang sekarang terjadi di Wuhan,” demikian ungkap seorang ilmuwan.

Virus Corona ditularkan melalui kontak langsung oleh orang yang sudah terinfeksi. Jadi bukan melalui udara, karena si virus hanya bisa bertahan hidup di udara terbuka sekitar 3 jam saja.

Gampangnya, kalo seseorang tertular, maka dia akan menularkan virus yang ada didirinya kepada orang lain melalui kontak langsung, seperti batuk, bersin, air ludah hingga bersalaman.

Apa yang menyebabkan virus Corona begitu mematikan adalah kemampuannya untuk merusak sistem pernafasan manusia secara sistematis.

Begitu masuk ke tubuh manusia, maka si virus akan langsung menempati paru-paru dan menyebarkan toksin atau racun yang dimilikinya. Akibatnya, orang yang ditinggali si virus jadi kesulitan bernafas karena si toksin menghalangi pertukaran oksigen di paru-paru.

Nggak aneh, kalo radang paru (pneumonia) yang disertai kesulitan bernafas akut, langsung menyerang sang korban. Dan kematian dalam waktu singkat yang hanya hitungan jam, menjadi tak terelakkan. “Dari batuk kering, demam, langsung kejang-kejang dan nggak lama langsung lewat…”

Karena si virus menyerang paru-paru, pengobatan yang berbahan antibiotik, menjadi percuma. Aliasnya, sang penderita hanya bisa pasrah menunggu nasib begitu terinfeksi virus Corona.

Menanggapi situasi ini, maka digorenglah berita sedemikian rupa.

Ada yang bilang bahwa virus Corona adalah kerjaan China yang tengah mengembangkan senjata biologis. Di kubu sebelahnya, juga nggak kalah set dengan mengembangkan narasi bahwa ini adalah kerjaan AS untuk menghantam kebijakan jalur sutra China. Dan publik makin panik jadinya.

Entah apa yang merasuki mereka? Mungkin orang-orang itu kebanyakan nonton film Resident Evil sehingga teori konspirasi-pun mulai ramai bermunculan seiring dengan banyaknya jatuh korban pada kasus virus Corona yang terjadi di Wuhan.

Tapi kita lupa satu hal.

Bahwa virus Corona seyogyanya merupakan teguran alam bagi kita. Sebab virus bisa berevolusi dikarenakan kondisi alam yang kian ekstrim, kitalah yang merusaknya. Dan kita cenderung menyalahkan alam atas masalah yang muncul, bukannya malah memperbaikinya.

Dan yang terpenting, kita tengah menghadapi virus yang jauh lebih berbahaya ketimbang sekedar virus Corona. Virus perpecahan yang dibawa para kadal gurun ditengah kemajemukan hidup bermasyarakat kita. Cepat atau lambat, virus itu terus merasuk, tanpa ada penangganan yang berarti.

Padahal kalo kita melihat, kejadian Arab Spring yang ada di Timteng, ‘virus’ itulah pemicunya. Pertanyaannya: apa langkah preventif kita, karena pemerintah hanya bisa diam seribu bahasa menanggapinya?

 

Salam Demokrasi!!

(*Penulis adalah mantan Aktivis 98 GEMA IPB)


0 Comments

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!