Jejaring Sang Ndoro
Oleh: Ndaru Anugerah – 27052024
“Sebelum masa pemerintahan Abraham Lincoln, siapa yang mempunyai hak edar mata uang di AS sana, bang?” tanya seorang netizen.
Jawaban singkatnya: para bankir alias sang Ndoro besar.
Kalo jawaban panjang-nya, saya akan uraikan dalam artikel kali ini.
Paska perang kemerdekaan, AS sebagai negara yang baru berdiri di tahun 1776, tidak sedang baik-baik saja kondisi keuangannya. Gangguan ekonomi segera meluas hingga tahun 1780an. Pusinglah presiden George Washington menanggapi situasi ini.
Ini nggak mengada-ada, karena pemerintahannya punya tugas berat dari mulai membangun kembali perdagangan dan industri, membayar utang perang, memulihkan nilai mata uang hingga menurunkan laju inflasi yang cukup brutal. (https://www.federalreservehistory.org/essays/first-bank-of-the-us)
Di tengah situasi ini, Alexander Hamilton selaku Menteri Keuangan pertama di negara tersebut, kasih solusi untuk menangani masalah ini. “Kenapa kita nggak membentuk bank nasional saja?” demikian ungkapnya.
Ide yang dibawa Hamilton bukan barang baru, karena itu hanyalah copas dari bank sentral yang telah ada di Inggris kala itu, Bank of England.
Gagasannya tersebut dituangkan dalam proposal yang kemudian dibawanya ke Kongres. “Kelak bank ini dapat menerbitkan uang, sebagai tempat penyimpanan dana publik yang aman, menawarkan fasilitas perbankan untuk transaksi komersil hingga badan pemungut pajak pemerintah,” begitu kurleb-nya.
Bagaimana bisa seorang Hamilton membawa gagasan bank sentral yang diadopsi di Inggris? Apakah Hamilton nggak paham siapa sosok di belakang Bank of England?
Tentu saja Hamilton paham. Malahan sangat paham.
Kenapa?
Karena Hamilton adalah ‘orang-nya’ Rothschild di pemerintahan George Washington. Jelas saja gagasan bank sentral langsung dibawa ke AS, karena memang ada instruksi dari ‘tuan-nya’. (https://www.donaldwatkins.com/post/the-rothschilds-controlling-the-world-s-money-supply-for-more-than-two-centuries)
Apakah gagasan Hamilton langsung mendapat persetujuan Kongres?
Awalnya terdapat penolakan terhadap ide pendirian bank sentral. Setidaknya seorang Thomas Jefferson menentangnya. Dalam argumen-nya, Jefferson menyatakan bahwa bank nasional yang kelak dibuat dapat menciptakan monopoli keuangan yang cenderung menguntungkan pemodal dan pedagang.
Ini jelas bertentangan dengan konsepsi negara yang diusung George Washington bahwa AS sejatinya adalah masyarajat agraris dan bukan masyarakat yang berbasis perbankan, perdagangan maupun industri.
Dan bank sentral dinilai berpotensi mendorong lembaga tersebut sebagai kreditor dan bukan debitur.
Meskipun ada silang pendapat yang terjadi antara Hamilton dan Jefferson, toh proposal yang dibawa Hamilton akhirnya disetujui Kongres dan Senat. Dan Presiden Washington menandatangani UU bamk nasional tersebut pada 25 Februari 1791. (https://oll.libertyfund.org/titles/marshall-the-life-of-george-washington)
Setelah diteken Washington, Bank AS Pertama (First Bank of US) segera dibuka di beberapa daerah seperti: Boston, New York, Charleston dan Baltimore.
Untuk mengantisipasi adanya tindakan monopoli perbankan dikemudian hari maka kepemilikan swasta atas First Bank of US dibatasi hanya 20 tahun saja. Jika konsesi diberikan sejak 1791, maka pada 1811 First Bank bukan lagi dimiliki swasta.
Di luar dugaan, Kongres menolak untuk memperbaharui konsesi yang diberikan pada swasta atas First Bank di tahun 1812.
Akibatnya Nathan Rothschild mengeluarkan ultimatumnya.
“Permohonan pembaharuan konsesi tersebut akan dikabulkan atau AS akan terlibat dalam perang yang paling membawa bencana,” begitu ancaman-nya. (https://created4health.org/the-american-revolution-when-the-bankers-destroyed-the-economy-history-repeating-itself/)
Sialnya, ancaman yang dilontarkan Nathan Rothschild, hanya dianggap angin lalu oleh pemerintahan Andrew Jackson. Pikirnya, “Mana mungkin para bankir ini mengobarkan perang? (Saya pikir) itu hanya-lah gertakan semata.”
Namun, Presiden Jackson meremehkan kekuatan keluarga Rothschild.
Setelah mendapatkan penolakan, Nathan Rothschild langsung kasih perintah tegas, “Beri pelajaran pada orang-orang Amerika yang kurang ajar ini. Bawa mereka kembali ke status kolonial (sebagai negara jajahan).”
Nggak lama berselang, pasukan Inggris langsung menginvasi AS, setelah mendapat pendanaan dari keluarga Rothschild.
Perang berlangsung selama beberapa tahun, dan berujung pada pembakaran Washington DC selaku ibukota negara AS, di tahun 1814.
Akibatnya, AS dipaksa keok oleh pasukan Inggris di tahun 1815.
Kondisi ini menyebabkan keuangan AS amburadul. Dan demi menyelamatkan kondisi keuangan negara, maka di tahun 1816, Kongres mengesahkan undang-undang yang mengesahkan bank sentral kedua alias Second Bank of United States yang dikuasai swasta dengan sang Ndoro besar dibelakang-nya.
Konsesinya juga diberi tengat 20 tahun saja, dengan alasan yang sama agar tidak terjadinya monopoli keuangan oleh perbankan swasta di AS.
Sejarah mencatat bahwa di tahun 1832, Presiden Andrew Jackson berhasil meyakinkan Kongres untuk mengambil kendali pasokan uang AS dari keluarga Rothschild dengan cara menolak memperbaharui konsesi Second Bank of United States.
Apakah kebetulan jika sosok Jackson yang anti bankir swasta tersebut mengalami upaya pembunuhan di tahun 1835? (https://www.history.com/this-day-in-history/andrew-jackson-narrowly-escapes-assassination)
Salam Demokrasi!!
(*Penulis adalah analis Geopolitik dan mantan Aktivis 98)
Bang apakah bill gates agen ndoro besar? Apa misi besar bill gates di bidang kesehatan, mengapa begitu aktif melakukan terobosan2 baru dengan dalih kesehatan?
saya sudah banyak ulas tentang ini