Hanya 2 Paslon?


508

Hanya 2 Paslon?

Oleh: Ndaru Anugerah

Pilpres memang selalu menarik untuk dibahas, meskipun gelarannya masih sangat jauh. Salah satu pertanyaan yang banyak diarahkan ke saya adalah tentang peta koalisi yang mungkin terjadi.

“Bagaimana petanya, Bang? Mungkin nggak sih akan ada 3 paslon?” tanya seorang netizen.

Perlu anda ketahui, bahwa pilpres 2024, ada aturan Presidential Threshold (PT) 20%, jika seorang paslon akan dimajukan. Jadi nggak mungkin ada paslon independen seperti yang banyak dilontarkan banyak pihak. (https://nasional.sindonews.com/read/325986/12/syarat-nyapres-tak-berubah-pilpres-2024-dinilai-lebih-berbahaya-1612526567)

Lantas, bagaimana peta koalisi di 2024?

Yang perlu anda lihat adalah partai besar yang kini tengah merengguk bulan madu kekuasaan. Itu yang jadi fokus perhatian anda jika anda ingin mengetahui arah koalisi di tahun politik tersebut.

Maksudnya?

Pada sebuah konpres, Sekjen PDIP mengatakan bahwa PDIP menginginkan Pilpres 2024 hanya diikuti oleh 2 paslon, agar nggak perlu proses pemilihan 2 putaran dilakukan. (https://news.detik.com/berita/d-5585823/pdip-ingin-pilpres-2024-diikuti-2-paslon-agar-pemungutan-suara-1-putaran)

Apa iya seperti itu motif yang dilontarkan partai Banteng tersebut?

Kalo mau fair, alasan sesungguhnya karena PDIP ingin memenangkan kontestasi. Dengan adanya 2 paslon, akan memudahkan PDIP untuk memenangkan hajatan politik tersebut, jika dibandingkan dengan 3 paslon yang ada.

“Konsentrasinya jauh lebih mudah dilakukan, jika hanya 2 paslon yang diusung,” demikian ungkap narsum dari partai Banteng tersebut.

Jika begini adanya, peta koalisi akan seperti apa?

Saya pernah bahas kemungkinan petanya pada analisa terdahulu. (baca disini)

Selain itu, dalam memuluskan adanya 2 paslon tersebut, pada bulan Ramadhan silam, PDIP mengumpulkan para petinggi partai pendukung Jokowi. Yang uniknya, nggak ada perwakilan Nasdem dan Golkar, pada acara bukber tersebut.

“PDIP terus membangun semangat persahabatan,” begitu kurleb-nya. (https://kabar24.bisnis.com/read/20210507/15/1391671/pdip-kumpulkan-sekjen-partai-pendukung-jokowi-maruf-golkar-nasdem-absen)

Apa yang bisa disimpulkan?

PDIP nggak akan merajut benang koalisi dengan 2 partai besar tersebut dalam mengusung paslon di 2024. Sebaliknya, PDIP akan membuka jalur koalisi dengan partai lain dalam upaya mewujudkan 2 paslon yang ada.

Dan sepertinya, kedua partai tersebut ‘sudah punya’ paslon sendiri untuk diusung.

Sekarang mari kita utak atik gathuk.

Semisal PDIP dan Gerindra telah memantapkan paslon mereka, maka PT 20% sudah pasti akan tercapai.

Selanjutnya, jika Golkar (12,31%) dan Nasdem (9,05%) berkoalisi, maka PT 20% juga otomatis akan terpenuhi. Bisa jadi, Airlangga yang belakangan sibuk melakukan safari politik, akan diusung oleh koalisi tersebut.

Ganjalannya hanya satu. Elektabilitas seorang Airlangga masih jauh panggang dari asap. Dengan kata lain, orang nggak kenal siapa sosok Airlangga, ketimbang sosok Anies Baswedan.

Ini juga yang akan jadi bahan pertimbangan dalam mengusung paslon pada koalisi tersebut.

Selanjutnya hanya tersisa PKS (8,21%), PPP (4,52%), PAN (6,84%), dan Demokrat (7,7%). Gabungan keempat partai tersebut, bisa-bisa saja mengusung paslon mereka sendiri, karena PT 20% bisa terlampaui.

Masalahnya, dalam mengusung paslon, butuh dana logistik yang lumayan gede. Dan partai-partai tersebut, akan kesulitan dalam menyediakan logistik yang demikian besar. (https://bisnis.tempo.co/read/531528/mau-nyapres-siapkan-dana-minimal-rp-7-triliun)

Kalo makan bareng aja masih sulit untuk traktir orang, gimana mau sediain dana segitu gede? Siapa mau pasang badan?

Belum lagi, jika kemungkinan kalah logistik yang berakibat pada nyungsep-nya paslon yang diusung, maka dana yang sudah digelontorkan, siapa yang mau nanggung?

Akan sulit, bukan?

Apalagi pilpres, pilkada dan pileg di 2024 nanti akan dilangsungkan secara serentak di tahun yang sama, meskipun bulannya berbeda.

Makin sulit-lah partai-partai menengah untuk menyediakan dana instan, saat itu. (https://nasional.kompas.com/read/2021/06/04/12324011/disepakati-di-dpr-pilpres-2024-digelar-28-februari-pilkada-serentak-27)

Yang paling mungkin dilakukan partai-partai tersebut agar dapat mengirit biaya, ya harus menjalin koalisi. Itulah pilihan yang paling realistis.

“Siapa tahu ntar kebagian manisnya ‘kue kekuasaan’ kalo paslon yang diusungnya menang?”

Bisa disimpulkan, bahwa pada gelaran 2024 nanti, hanya akan ada 2 paslon yang akan berkontestasi, mengingat harus ada dana jumbo yang kudu dipersiapkan dibalik munculnya nama paslon.

“Berarti 3 paslon yang banyak disebar di grup WA, nggak bakal mungkin donk Bang?”

Bisa-bisa saja. Asal dananya kamu yang sediakan, yah…?

Salam Demokrasi!!

(*Penulis adalah analis Geopolitik dan mantan Aktivis 98)


One Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

  1. Mas ndaru …, denger2 masalah nyopras nyapres, semua tak luput dari tangan2 nakal Ndoro Besar. Apalagi untuk bangsa se seksi Wakanda. Bak Janda seksi awet muda yang selalu berasa MPot Ayam bagi begundal2 penguasa dunia. Jadi rebutan untuk disetubuhi , digilir habis2an.

    Nah bukan rahasia negara2 yg punya potensi pasti tak luput dari colak colek dan somal samul tangan bejat mereka, nyamul susu, nyamul pantat.

    Yang ngeyel pasti dibedhil ndase atau dikasih kopi maut. Nah Janda se bahenol wakanda ga mungkin luput dari mereka, jadi setiap gelaran pilpres pastilah dana jumbo mereka keluar … dan itu untuk capres manapun, kalaupun ada 2 capres, ya 22nya mereka yang biayai.

    mau rakyat bertempur sampai bunuh2an gegara persaingan macam masa lalu, itu lebih happy lagi, mereka lebih girang.

    ga beda merencanakan sebuah peperangan, mereka biayai kedua pihak, siapapun yang menang, merekalah yang menang.

    Apalagi dalam lingkup sekecil wakanda.
    Nah bongkar2 lah di segmen itu bang, kalau perseteruan bonek2 lokal aduh maak bang! Londo ireng semua bang!

    Suwun mas bro..

error: Content is protected !!