Gerakan Iklim (*Bagian 1)
Oleh: Ndaru Anugerah
Ada banyak pertanyaan pembaca setia yang belum sempat saya bahas, mengingat keterbatasan waktu dan sumber daya yang saya punya. Pesan saya: sabar ya, karena jika ada kesempatan maka saya akan membahasnya. Itu janji saya.
Salah satu pertanyaan lawas yang diajukan adalah tentang gerakan iklim, meskipun saya pernah juga membahasnya. (baca disini, disini dan disini)
Siapa pemainnya dan kemana muaranya?
Mumpung ada kesempatan saya coba untuk mengulasnya. Dengan data baru, tentunya.
Siapa pemain utama gerakan iklim? Tentu saja IPCC (Intergovernmental Panel on Climate Change). Merekalah yang punya kuasa untuk mengadakan penilaian atas perubahan iklim.
Berdasarkan sejarahnya, IPCC dibentuk oleh UNEP (United Nations Environmental Programme) dan WMO (World Meteorological Organization) di tahun 1988 silam di Jerman, guna memberikan pandangan ‘ilmiah’ tentang perubahan iklim dan dampaknya bagi lingkungan sosial-ekonomi. (https://www.ipcc.ch/)
Karena punya tugas untuk memberikan penilaian, IPCC kemudian mengeluarkan laporannya. Sudah ada 6 laporan yang dirilis sejak 1990 silam, dan terakhir pada tahun ini yang diberinama AR6. (https://www.ipcc.ch/report/ar6/wg1/)
Pada tataran teknis, ada komitmen iklim (UNFCCC) yang sudah ditandatangani oleh 195 negara di dunia, yang tujuan utamanya adalah pengurangan emisi karbon dioksida yang dituding sebagai gas pemicu pemanasan global. Kalo anda tahu tentang pajak karbon, dari skema inilah asal-muasalnya.
Lalu, siapa penggagas gerakan iklim secara global?
Dialah Maurice Strong, yang telah membawa gerbong perubahan iklim sejak 1970-an silam. Karena kuatnya pengaruh Strong pada PBB dan juga gerakan lingkungan dunia lainnya, dia dijuluki sebagai ‘manusia internasional yang penuh misteri’. (http://www.quadrant.org.au/blogs/doomed-planet/2010/01/discovering-maurice-strong)
Sialnya, di tahun 2006, Strong terpaksa kabur ke China, setelah diduga terlibat dalam upaya penyuapan jutaan dollar pada Oil for Food Program milik PBB. (https://www.nytimes.com/2005/09/07/world/annan-failed-to-curb-corruption-in-iraqs-oilforfood-program.html)
Terus, bagaimana agar proyek perubahan iklim dapat diterima secara global?
Tentu saja dengan propaganda ketakutan, layaknya plandemi Kopit saat ini. Dan media yang dipakai adalah film dokumenter karya Al Gore yang berjudul ‘An Inconvinient Truth’. Kalo anda nonton film tersebut, maka saya jamin anda bakal ‘ketakutan’ akan bahaya perubahan iklim.
Pesan yang ingin disampaikan bahwa nasib umat manusia akan rentan terkena bencana akibat kerusakan lingkungan yang disebabkannya, kecuali kita kesadaran dan mau bertindak untuk menghentikannya.
Atas karya gemilangnya tersebut, Al Gore kemudian mendapatkan 2 Oscar. Warbiyasah! (https://www.climate-change-guide.com/an-inconvenient-truth.html)
Mengapa sosok Al Gore sangat tertarik pada gerakan lingkungan?
Karena ini adalah ladang bisnis. Sudah tentu banyak cuan’nya.
Kalo anda pernah dengar tentang The Chicago Climate Exchange yang merupakan pusat pertukaran karbon satu-satunya di dunia, siapa yang mendirikan sekaligus pegang kendali? Aliasnya, ini nggak semata-mata murni gerakan lingkungan, mengingat ada udang dibalik rempeyek-nya. (https://science.howstuffworks.com/environmental/green-science/chicago-climate-exchange.htm)
Sekarang kita mau tahu, apakah klaim yang disampaikan gerakan iklim tentang pemanasan global, benar adanya? Untuk menjawabnya, kita perlu dengar referensi yang disampaikan oleh pakar yang telah lama berkecimpung pada perikliman. Salah satunya adalah Dr. Vincent R. Gray.
Dr. Gray merupakan ilmuwan tulen yang punya reputasi internasional jebolan Cambridge dan telah menerbitkan ratusan makalah ilmiah terkait iklim yang muncul dalam publikasi peer-review.
Dr. Grey sempat ditunjuk sebagai peninjau ahli pada laporan IPCC yang keempat/AR4. Sudah nggak perlu diragukan lagi kapabilitasnya, bukan? (https://www.conscious.com.au/__documents/gray%20documents/Chapter%209%20UN%20IPCC%20WG1%20AR4%20Vincent%20Gray.pdf)
Sebagai sosok yang menulis buku The Greenhouse Delusion, Dr. Gray bilang, “Para pendukung perubahan iklim kini tengah menunjukkan bahwa dunia sedang memanas, namun hal itu nggak mungkin dilakukan karena mustahil mengukur suhu rata-rata bumi.”
Berikutnya Dr. Gray menambahkan, “Seluruh sistem yang ada didukung, diawasi dan dibiayai oleh pemerintah yang menandatangai IPCC, dan mereka (para pendukung perubahan iklim) mengintimidasi editor jurnal ilmiah untuk menerbitkan jurnal peer-review yang hanya sesuai dengan keinginan mereka.”
Terakhir Dr. Gray mengatakan, “Mereka menguasai banyak departemen di universitas, organisasi sains nasional dan juga outlet media.” (https://www.academia.edu/40377384/THE_GLOBAL_WARMING_SCAM_by_Vincent_Gray_free_pdf_My_annotations_added_The_global_warming_scam_is_the_result_of_the_widespread_belief_in_a_new_religion_based_on_the_deification_of_a_nebulous_entity_The_Environment_)
Secara singkat Dr. Gray mau bilang kalo saat ini kebenaran dibalik agenda perubahan iklim, tengah dimanipulasi dan diintimidasi.
Apa pernyataan yang dilontrakna Dr. Gray benar adanya?
Karena kalo benar, maka ini benar-benar mengerikan, mengingat saat ini perubahan iklim demikian masifnya didengungkan, yang ujung-ujungnya tiap pengambil kebijakan dimanapun harus berkiblat pada isu tersebut.
Kita coba ulas pada bagian kedua nanti.
Salam Demokrasi!!
(*Penulis adalah analis Geopolitik dan mantan Aktivis 98)
0 Comments