Facebook Mulai Ditinggal?


518

Facebook Mulai Ditinggal?

Oleh: Ndaru Anugerah

Selaku bagian dari jaringan Big Tech, Facebook yang kini telah bertransformasi menjadi Meta, kebijakannya mulai membuat penggunanya ‘gerah’.

Apalagi kalo nggak kebijakan sedikit-sedikit mian sensor, utamanya yang menentang atau setidaknya mempertanyakan narasi mainstream tentang plandemi Kopit. (https://www.bloomberg.com/opinion/articles/2021-06-07/facebook-youtube-erred-in-censoring-covid-19-misinformation)

Sebelumnya, Facebook juga telah melakukan aksi penyensoran sepihak pada akun-akun Kristen yang dinilai nggak selaras dengan kebijakan perusahaan. (https://www.christianpost.com/news/facebook-censoring-christian-ministry-for-allegedly-promoting-conversion-therapy.html)

Bukan itu saja, Facebook juga telah melakukan aksi sensor pada akun-akun pendukung Trump yang dinilai sebagai kaum konservatif, utamanya saat pendudukan Capitol Hill tempo hari. (https://www.wsj.com/articles/facebook-suppresses-political-movements-patriot-party-11634937358)

Nggak heran jika banyak penggunanya menjadi beralih ke platform media sosial lainnya yang menawarkan fasiltas bebas sensor.

Mungkin akibat aksi walk-out besar-besaran yang dilakukan mantan pengguna setianya, Meta mengalami pukulan telak dalam sejarah untuk pertama kalinya. Kalo dulu-dulu, Facebook group senantiasa mengalami kenaikan harga saham, kini harga saham mereka justru jeblok di pasar saham.

“Meta menglamau penurunan nilai saham terbesar untuk pertama kalinya dalam sejarah, sebesar 22% atau setara dengan USD 195 milyar,” ungkap Bloomberg. Wow, angka yang fantastik! (https://www.bloomberg.com/news/articles/2022-02-02/facebook-shares-plunge-as-users-stall-forecast-falls-short)

Mengapa ini bisa terjadi?

Karena pengguna Meta mulai berpaling akibat aturan gaje yang diterapkan kepada mereka. Dan kedua, pesaing pengembang media sosial mulai banyak. Jadi kompetisi berupa memberi kemudahan dan kenyamanan, otomatis menjadi hal yang diharapkan dari para penggunanya.

Dan pihak Meta nggak cukup tanggap merespon hal ini.

Bukannya dipermudah, kok malah dipersulit dengan aturan sana-sini plus sensor. Siapa juga yang mau pakai platform mereka?

Jadi kalo saat ini Meta telah mengembangkan teknologi metaverse sekalipun yang digadang-gadang punya banyak keunggulan fitur, para pengguna nggak akan tertarik untuk memakainya. Bahkan kalo Meta ambruk saat ini juga, siapa juga yang peduli?

Sebagai penutup, mari kita jadikan moment ini untuk meninggalkan platform media sosial Ndoro besar tersebut dari kehidupan kita selamanya. Setuja?

Salam Demokrasi!!

(*Penulis adalah analis Geopolitik dan mantan Aktivis 98)


0 Comments

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!