Demi Menegakan Wibawa Pak Lurah
Oleh: Ndaru Anugerah
Seorang netizen kepo nanya nasib kebijakan Karantina Darurat yang diberlakukan di Wakanda. “Lanjut apa nggak, sih Bang?” demikian tanyanya.
Perasaan pada analisa terakhir saya sudah kasih clue-nya deh. Bahwa yang paling mungkin, Karantina Darurat bakal diperpanjang, namun nggak lama. Itupun dengan aturan yang multi tafsir.
Itu yang bakal terjadi. Nggak akan jauh-jauh dari situ.
Tahu darimana?
Menarik apa yang dikatakan Mendagri Wakanda menaggapi Karantina Darurat pada hari ini (20/7). Dikatakan bahwa pelaksanaan Karantina Darurat akan dievaluasi perihal efektivitasnya. (https://newssetup.kontan.co.id/news/ini-isi-surat-edaran-mendagri-soal-penertiban-ppkm-darurat)
Dari sini saja kita sudah bisa tarik kesimpulan, bahwa program akan diperpanjang dengan catatan.
Kalo nggak diperpanjang, ngapain juga dievaluasi yang sudah berjalan? Bukankah evaluasi diperlukan untuk pelaksanaan agenda yang sama ke depannya?
Selain itu, isi surat juga menegaskan bahwa aparat keamanan yang bertugas di lapangan, untuk bisa bertindak profesional, humanis dan persuasif terhadap warga Wakanda.
Sekali lagi, kalo nggak diperpanjang, ngapain juga ada himbauan seperti itu kepada aparat di lapangan?
Silakan anda baca lagi surat yang dikeluarkan oleh sang menteri tersebut, karena saya malas untuk mengulasnya secara detil.
Lagian ini selaras dengan pernyataan Lurah Wakanda bahwa pembatasan tersebut nggak mungkin dilonggarkan mengingat angka kasus harian yang masih tinggi. (https://www.tribunnews.com/nasional/2021/07/20/berakhir-hari-ini-ppkm-darurat-diperpanjang-atau-tidak-ini-6-poin-arahan-jokowi-ke-kepala-daerah?page=3)
Padahal pak Lurah mungkin lupa, bahwa meningkatnya kasus si Kopit, disertai dengan meningkatnya jumlah test yang dilakukan. Jadi makin banyak test digelar, otomatis angka kasus positif bakalan terkerek naik.
“Kalo diperpanjang, bukannya bakal ada penolakan warga?” tanya seorang netizen kepada saya.
Mungkin iya, mungkin juga nggak, mengingat aturan yang akan digelar akan dibuat soft. Jadi nggak segahar pelaksanaan Karantina Darurat yang agak mirip Operasi Militer.
Pada tataran teknis, petugas akan bersikap lembut terhadap warga Wakanda, yang tujuannya untuk mau mematuhi prokes yang telah ditetapkan. Selain itu, warung makan sudah boleh buka kembali, namun mengutamakan prokes ketat ketimbang main kasih hukuman.
Bakal berhasil nggak kebijakan hasil revisi tersebut?
Nggak akan.
Anda tahu sendiri kelakuan warga Wakanda kalo kebijakan persuasif yang dikedepankan. Ibarat singa ompong, pasti bakal dicuekin alias nggak dianggap.
Selain itu, program vaksinasi yang jadi penekanan sang Lurah, juga nggak jalan. Nyatanya, vaksin walau sudah diimpor, toh nggak berhasil didistribusikan dengan baik, malah numpuk di gudang penyimpanan. (https://www.cnbcindonesia.com/news/20210717163131-4-261682/jokowi-marah-karena-stok-vaksin-covid-19-menumpuk)
Bisa dua kemungkinannya. Pertama ada aparatus yang sengaja ‘bermain’ dengan tidak menjalankan vaksin ke daerah-daerah. Atau yang kedua, ada ‘penolakan’ dari warga terhadap vaksinasi tersebut. Logis jika kemudian vaksin nggak beredar.
Nggak salah untuk menyatakan bahwa Karantina Darurat yang diperpanjang tersebut, nggak lain hanya program basa-basi.
Kenapa pak Lurah nekat melakukan perpanjangan?
Yang namanya manusia, apalagi sekelas pak Lurah, juga punya harga diri keuleus. Narasinya, pak Lurah sangat punya kuasa dalam menetapkan kebijakan yang akan diberlakukan di Wakanda.
Mau ditaruh dimana mukanya, kalo karena tekanan banyak pihak, akhirnya program miliknya kemudian dibatalkan?
Bukan begitu pak Lurah?
Salam Demokrasi!!
(*Penulis adalah analis Geopolitik dan mantan Aktivis 98)
0 Comments