Dampak Susulan


508

Dampak Susulan

Oleh: Ndaru Anugerah

“Sebaiknya program vaksinasi Kopit berbasis m-RNA dihentikan, karena berkaitan erat dengan pembekuan darah, miokarditis, serangan jantung hingga stroke,” demikian ungkap Prof. Angus Dalgleish melalui suratnya yang ditujukan kepada pimred British Medical Journal (BMJ), Dr. Kamran Abbasi.

Sebagai informasi, Prof. Dalgleish merupakan pakar Onkologi alias spesialis kanker yang berasal dari St. George’s University of London. Jadi, kalo dia kasih ulasan medis, pendapatnya tentu bukan kaleng-kaleng.

Singkatnya, Prof. Dalgleish menyarankan agar program vaksinasi Kopit berbasis m-RNA dihentikan dengan alasan medis. (https://dailysceptic.org/2022/11/26/as-an-oncologist-i-am-seeing-people-with-stable-cancer-rapidly-progress-after-being-forced-to-have-a-booster/)

Lebih lanjut Prof. Dalgleish menambahkan bahwa orang yang sudah terkena penyakit, penyakitnya tersebut menjadi berkembang pesat setelah mendapatkan enjusan booster.

“Saya melihat penyakit berbasis sel B (autoimun hingga kanker) menguat setelah seseorang mendapatkan booster,” tulisnya. Dan ini dapat terjadi dalam hitungan hari hingga minggu alias sangat cepat.

Prof. Dalgleish menyatakan bahwa kejadian meningkatnya penyakit berbasis sel B yang terjadi pasca enjusan booster, bukanlah kejadian lepas karena berkaitan erat. “Pola yang sama dapat terlihat jelas di Jerman, Australia dan AS,” ungkapnya.

Kenapa ini bisa terjadi?

Menurut Prof. Dalgleish, vaksinasi m-RNA menekan kekebalan bawaan yang ada pada diri seseorang. Dengan adanya penurunan kekebalan, otomatis semua penyakit utamanya yang berkaitan dengan sel B, langsung ekspresif alias berkembang dengan sangat cepat.

“Hasil uji laboratorium dengan jelas mengungkapkan hal itu. Ini harus disebarkan dan diperdepatkan,” ujarnya.

Klaim yang diberikan Prof. Dalgleish bukan satu-satunya. Baru-baru ini, para peneliti di Brigham and Women’s Hospital menyatakan bahwa adanya peningkatan yang signifikan para penderita kanker di seluruh dunia, mulai dari kanker payudara, usus besar, ginjal hingga pankreas.

Ironisnya, para penderita kanker tersebut berada pada usia di bawah 50 tahun. (https://news.harvard.edu/gazette/story/2022/09/researchers-report-dramatic-rise-in-early-onset-cancers/)

Menanggapi ini, Dr. Ryan Cole menyatakan bahwa vaksin m-RNA mengganggu sistem kekebalan tubuh manusia. “Para dokter telah melihat kanker yang aneh karena berkembang dengan sangat cepat dari satu stadium ke stadium lanjutan,” ungkap Dr. Cole. (https://rumble.com/v14idhg-dr.-ryan-cole-on-the-increase-in-cancers-clotting-and-deaths-since-2021.html)

Pertanyaan sederhana: apa yang menyebabkan peningkatan penyakit sel B? Apakah ini terjadi secara kebetulan tanpa ada yang memicunya?

Mungkin penelitian yang digelar oleh Prof. Christopher Sun dan rekan dari MIT bisa dijadikan rujukan. “Peningkatan serangan jantung sebanyak 25% pada kalangan anak muda di Israel, terjadi setelah penggunaan vaksin Kopit berbasis m-RNA di negara tersebut,” begitu kurleb-nya. (https://www.nature.com/articles/s41598-022-10928-z?ref=tjournal.ru)

Jadi, kalo dalam waktu 2-3 tahun ke depan makin banyak lagi penderita penyakit yang berkaitan dengan sel B (baikitu kanker maupun autoimun), itu bukanlah kejadian yang kebetulan sifatnya.

Paham kan sayang?

Salam Demokrasi!!

(*Penulis adalah analis Geopolitik dan mantan Aktivis 98)


0 Comments

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!