Melabrak Kartel Ndoro Besar (*Bagian 2)


532

Melabrak Kartel Ndoro Besar (*Bagian 2)

Oleh: Ndaru Anugerah

Pada bagian pertama tulisan saya telah mengulas tentang sosok pemberani John Magifuli yang mengusik kepentingan kartel bisnis Big Ag(riculture) di Tanzania. (baca disini)

Lantas apalagi sikap frontal yang ditunjukkan Magufuli terhadap kartel sang Ndoro besar yang ada di negaranya, yang berpotensi menghilangkan ‘nyawanya’ dikemudian hari?

Di Tanzania ada proyek nikel Kabanga, yang dimiliki oleh Barrick Gold Kanada dan juga Glencore. Nah, di tahun 2018, Magufuli ‘menedang’ keduanya pada proyek tersebut dengan mencabut ijinnya.

Nggak hanya itu, beberapa proyek yang dimiliki kedua perusahaan raksasa tersebut, yang mencakup pertambangan nikel, emas, perak, tembaga plus logam tanah jarang (rare earth) juga mendapat perlakuan yang sama alias ijinnya dicabut. (https://www.reuters.com/article/us-tanzania-mining-idUSKCN1ID0O7)

Perlu anda tahu, kalo Glencore didirikan oleh Marc Rich yang merupakan aset berharga ‘Mossad’. Jadi Mossad mendorong upaya Rich mendirikan Glencore, dengan harapan keuntungan yang didapat perusahaan kelak, bakal digunakan untuk menyokong kegiatan intelijen Mossad. (https://unlimitedhangout.com/2019/08/investigative-series/from-spook-air-to-the-lolita-express-the-genesis-and-evolution-of-the-jeffrey-epstein-bill-clinton-relationship/)

Saat ini, Glencore terkait dengan Nat Rothschild karena Rothschild telah membeli sebagian saham perusahaan, sehingga punya andil dalam mengatur kebijakan perusahaan. (https://www.telegraph.co.uk/finance/commodities/8470363/Nat-Rothschilds-key-role-in-Simon-Murrays-move-to-Glencore.html)

Satu lagi. Glencore juga terkoneksi erat dengan WEF yang membawahi Global Battery Alliance. (https://www.glencore.com/media-and-insights/news/Glencore-joins-World-Economic-Forum-s-Global-Battery-Alliance)

Jadi anda bisa lihat koneksi sang Ndoro besar pada Glenccore. Aliasnya, nyolek Glencore, sama saja cari mati.

Setelah sukses mendepak kedua perusahaan Ndoro, pada awal tahun 2021 silam, proyek nikel Kabanga berjalan kembali di Tanzania tanpa kedua perusahaan sang Ndoro besar tersebut. Siapa yang gigit jari?

Sebaliknya, pemerintah Tanzania berhasil menegosiasikan kepemilikan tambang dengan menggandeng pengusaha tambang asal Norwegia, Peter Smedvig dan kedua rekannya. (https://www.africaintelligence.com/mining-sector_exploration-production/2021/02/05/smedvig-and-von-christierson-bet-on-barrick-and-glencore-s-former-project-kabanga-nickel,109640696-ar1)

Kalo dulu pemerintah Tanzania nggak dikasih saham finansial sama Barrick-Glencore, nah sekarang dengan Smedvig pemerintah dikasih 16% saham kepemilikan di tambang tersebut.

Sungguh brilyan dan nggak perlu beli saham segala. Lha, tambangnya milik negara, masa iya negara harus beli sahamnya? Di situ kedaulatan dan keberanian diuji.

Ini yang membuat kartu merah diberikan pada sosok Magifuli oleh sang Ndoro besar. Wajar saja, mengingat teknologi pintar ala 4IR pasti membutuhkan nikel sebagai salah satu komponen sumber energinya.

Bahkan WEF sendiri sudah menggaris-bawahi bahwa nikel punya peranan penting dalam membentuk ekosistem energi industri dunia. Akibatnya, permintaan nikel bakal melejit ke depannya. “Emang komponen baterai EV pakai apa kalo nggak nikel?” (http://www3.weforum.org/docs/WEF_A_Vision_for_a_Sustainable_Battery_Value_Chain_in_2030_Report.pdf)

Nggak hanya itu. Elon Musk juga sempet nge-twit, “Nikel adalah perhatian terbesar untuk baterai mobil listrik.” (https://www.bloomberg.com/news/articles/2021-02-25/musk-says-nickel-is-biggest-concern-for-electric-car-batteries)

Itu baru nikel. Cadangan lainnya yang ada di Tanzania adalah grafit yang kandungannya menempati posisi ke-5 di dunia. (https://oxfordbusinessgroup.com/news/tanzania-become-top-producer-graphite)

Dan lithium-ion, butuh kedua elemen tersebut: nikel dan grafit. Keduanya sangat melimpah di Tanzania. Wajar kalo Magifuli tahu posisi tawar Tanzania bagi dunia. (https://www.grandviewresearch.com/industry-analysis/lithium-ion-battery-market)

Jadi nggak salah kalo kita sebut baterai lithium-ion dengan baterai grafit nikel, karena memang penyusun utamanya memang kedua elemen tersebut. (https://www.mining-journal.com/events-coverage/opinion/1173190/lithium-ion-batteries-called-nickel-graphite)

Dengan kondisi tersebut, mahfum kalo sekelas Elon Musk sempat ngomong, “Kami akan mengkudeta siapapun yang kami inginkan.”

Ini dilontarkan sebagai jawaban bahwa AS berperan dalam mendukung kudeta Bolivia di tahun 2019 silam agar dapat memperoleh konsesi lithium di sana. (https://www.telesurenglish.net/news/elon-musk-confesses-to-lithium-coup-in-bolivia-20200725-0010.html)

Yang menarik juga untuk disimak adalah sosok Tundu Lissu selaku kritikus paling vocal bagi pemerintahan Magifuli. Kenapa Lissu berani demikian vokalnya dengan Magufuli?

Setelah ditelusuri, tahunya Lissu dipekerjakan oleh World Resource Institute (WRI), sebuah LSM yang berpusat dan tekoneksi dengan ‘mitra strategis’ di AS. (https://www.weforum.org/organizations/world-resources-institute)

WRI punya tujuan untuk membangun ‘pasar energi bersih dan pasokan bahan mentah seperti nikel, grafit dan kobalt.

Siapa pendana utama WRI?

Dialah Bill & Melinda Gates Foundation. (https://www.gatesfoundation.org/about/committed-grants?q=world%25252520resource%25252520institute%252523jump-nav-anchor0)

Selain itu, sederet perusahaan kartel WallStreet dan deep-state, juga mendanai WRI dari mulai Shell, Citibank, Rockefeller Foundation, Google, Microsoft, Open Society, USAID hingga World Bank. (https://www.wri.org/annualreport/2018-19/donors%252523foundations)

Jadi lumrah kalo Lissu ‘menggonggong’ paling keras saat Magifuli masih berkuasa.

Dan saat Magifuli berhasil ‘dilenyapkan’, Lissu menyambutnya sebagai ‘kelegaan’. “Ini awal yang baru bagi Tanzania.” (https://www.standardmedia.co.ke/ktnnews/ktn-prime/video/2000208496/tundu-lissu-terms-death-of-president-magufuli-as-an-opportunity-for-a-new-beginning-for-tanzania)

Jadi kalo Lissu bilang akan ada perubahan mendasar setelah Samia Suhulu memimpin, apa cuma omong kosong? (https://www.theafricareport.com/73392/tanzania-suluhu-may-be-the-lady-president-who-delivers-a-new-constitution-tundu-lissu/)

Lantas siapa yang kelak akan menjadi penghubung pada bisnis pertambangan di Tanzania dengan sang Ndoro besar?

Dialah Rostam Aziz yang dulunya merupakan musuh bebuyutan Magufuli. Aziz yang akan menjadi pemain kunci pada pemerintahan ‘baru’ di Tanzania.

Ini dimungkinkan karena Aziz punya perusahaan tambang Caspian Mining yang kerap menjadi kontraktor bagi perusahaan Barrick Gold. (https://www.upstreamonline.com/politics/eyes-on-east-africa-oil-and-gas-projects-as-tanzanias-new-president-sworn-in/2-1-983537)

Dengan semua ini, maka pesta-pun, kini dimulai!

Salam Demokrasi!!

(*Penulis adalah analis Geopolitik dan mantan Aktivis 98)


0 Comments

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!