Bersiap Untuk Mengubur Impian


522

Bersiap Untuk Mengubur Impian

Oleh: Ndaru Anugerah

Saya banyak perhatikan di laman media sosial tentang euphoria warga dunia dalam mengikuti vaksinasi global. Foto langsung bertebaran di dunia maya demi mengabadikan moment tersebut.

Harapannya satu: setelah divaksin maka kehidupan yang dulu ‘dirampas’, bisa kembali ke pangkuan mereka.

Singkatnya, hidup normal adalah tujuan dari gegap gempita semua ini.

Apakah itu bisa tercipta sesuai impian banyak orang?

Menarik untuk disimak apa yang diungkapkan oleh Bloomberg dalam salah satu analisanya. Dikatakan bahwa premis untuk kembali hidup normal pasca vaksinasi adalah ilusi semata. (https://www.bloomberg.com/opinion/articles/2021-03-24/when-will-covid-end-we-must-start-planning-for-a-permanent-pandemic)

Sebaliknya, pandemi yang ada saat ini akan dibuat permanen.

Kalopun semuanya berhasil teratasi, maka hidup ala ‘normal baru’ yang akan digunakan ke depannya dalam rutinitas keseharian kita. Jadi kemana-mana ada prokes yang berlaku, dari mulai pakai masker hingga social distancing.

Kenapa bisa demikian?

Idealnya, pandemi akan berakhir saat kekebalan kawanan tercapai melalui kombinasi kekebalan alami pada orang yang telah pulih dari infeksi, maupun kekebalan buatan yang didapat melalui jalur vaksinasi.

Tapi hasil penelitian terbaru yang dirilis oleh Christopher Murray dari Universitas Washington dan Peter Piot dari London School of Hygiene and Tropical Medicine, justru mengungkapkan temuan menarik. “Kekebalan kawanan nggak akan bisa tercipta,” begitu kurleb-nya. (https://jamanetwork.com/journals/jama/fullarticle/2777343)

Mengapa hal ini bisa terjadi?

Karena adanya mutasi virus. Sehingga orang yang tadinya pernah terinfeksi, kembali bisa terinfeksi. Begitu seterusnya siklus yang akan terjadi. Jadi, vaksinasi semasif apapun nggak akan efektif apalagi mengatasi virus yang terus bermutasi. (https://www.novavax.com/sites/default/files/2021-02/20210202-NYAS-Novavax-Final.pdf)

Kalopun vaksinasi bisa mengatasi mutasi, itu hanya bersifat temporal. Ke depannya, tetap nggak akan bisa mengatasi laju mutasi yang demikian cepat.

“Jadi solusinya, nggak ada lain bahwa kita semua harus disuntik secara berkala tiap tahunnya, dan hanya teknologi m-RNA yang akan bisa mengatasi mutasi yang demikian cepat,” ungkapnya. (https://www.bloomberg.com/opinion/articles/2021-01-09/pfizer-moderna-mrna-vaccines-could-vanquish-covid-today-cancer-tomorrow)

Apa yang bisa disimpulkan tentang program vaksinasi yang sedang berlangsung menurut Bloomberg?

Nggak akan efektif dalam menghentikan pandemi apalagi kembali hidup normal seperti dulu lagi.

Ini yang buat prediksi Bloomberg lho ya, bukan saya.

Jadi jangan bermimpi untuk bisa hidup normal kalo anda terus-terusan termakan propaganda media mainstream yang sudah pasti mengabdi pada kepentingan sang Ndoro besar. Yang ada, agenda demi agenda yang akan anda terima ke depannya. Percaya deh!

Kalo anda mau raih hidup normal anda yang duu, ya anda harus melawan dan jangan mau terus menerus dibodohi oleh propaganda sang Ndoro besar. “Wake up, fellas!”

Kenapa bisa saya katakan demikian?

Virus jenis RNA seperti Kopit, memang punya ciri khas untuk cepat bermutasi. Itu memang sudah sifat alaminya. Pertanyaannya: apa mutasinya mematikan? Kan, nggak.

Jadi kenapa harus paranoid dengan istilah mutasi Kopit yang bersifat lebih cepat menular? Mana akal sehat anda? Bukankah virus flu tiap saat juga terus bermutasi? Toh nyatanya kita masih bisa hidup ‘berdamai’ dengannya, bukan?

Dan yang yang terpenting, kita nggak perlu vaksinasi buat mengatasi masalah mutasi virus flu tersebut dan bisa hidup normal-normal saja.

Sebaliknya, makin anda takut, makin sempurna rencana besar sang Ndoro. Itu rahasia dari permainan scamdemic ini. Anda pilih yang mana?

Salam Demokrasi!!

(*Penulis adalah analis Geopolitik dan mantan Aktivis 98)


0 Comments

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!