Tenggelamnya Lusitania


515

Tenggelamnya Lusitania

Oleh: Ndaru Anugerah – 15112024

7 Mei 1915, sebuah kapal selam Jerman (U-Boat) berhasil menenggelamkan RMS Lusitania di lepas pantai selatan Irlandia. RMS Lusitania sendiri merupakan kapal pesiar Inggris yang bergerak dalam perjalanan dari New York, AS ke Liverpool, Inggris.

Dalam insiden tersebut, tercatat 1195 orang tewas, termasuk 123 warga AS dan 31 diantaranya masih bayi. Insiden ini menjadi katalis utama yang menyeret AS yang awalnya enggan terlibat, ke dalam kancah Perang Dunia I. (https://www.history.com/news/how-the-sinking-of-lusitania-changed-wwi)

Pertanyaannya: apakah peristiwa penenggelaman kapal Lusitania oleh Jerman terjadi karena kebetulan ataukah justru sengaja didisain untuk membuka jalan bagi AS terlibat pada PD I?

RMS adalah kepanjangan dari Royal Mail Steamer yang berarti bahwa kapal kebanggaan milik Cunard Line tersebut telah mengantungi sertifikat untuk bisa mengangkut surat pos. Karenanya pemiliknya memperoleh keuntungan berlimpah setiap tahunnya dari jasa kirim surat.

Masalah bermula saat Lusitania melakukan pelayaran mereka yang terakhir dengan tujuan Liverpool, Inggris pada 1 Mei 1915, Eropa tengah dilanda perang. Dan Jerman sudah wanti-wanti kepada kapal komersial bahwa laut di sekitar Inggris Raya sebagai zona perang.

Jadi, kapal apapun yang melintasi Inggris ada dalam bahaya karena telah masuk zona perang. Termasuk kapal Lusitania.

Masalah lainnya adalah bahwa bertentangan dengan Konvensi Den Haag dan Aturan Kapal Pesiar, Lusitania melanggar klausul tersebut. Nyatanya RMS Lusitania membawa sejumlah besar amunisi, bahan peledak dan perlengkapan perang lainnya untuk tentara Inggris dan Perancis.

Bisa dikatakan bahwa Lusitania adalah depot amunisi terapung karena nyatanya mengangkut barang yang tidak sesuai dengan ijin dan peruntukkannya.

Jika begini kejadiannya, maka Lusitania sah-sah saja dijadikan sasaran tembak oleh Jerman, bahkan tanpa peringatan sekalipun. (https://ia804500.us.archive.org/17/items/pdfy–Pori1NL6fKm2SnY/The%20Creature%20From%20Jekyll%20Island.pdf)

Atas informasi ini, pihak Jerman sebenarnya sudah mengetahuinya. Bahkan Kedubes Jerman di AS mengambil tindakan pencegahan dengan memasang iklan di 50 surat kabar AS yang memperingatkan warga sipil untuk tidak naik kapal Lusitania.

Sialnya, karena adanya campur tangan Departemen Luar Negeri AS, maka sebagian besar pemberitahuan yang dibuat Jerman tersebut tidak dipublikasikan di media mainstream. (https://www.rmslusitania.info/lusitania/final-crossing/)

Apakah ini bukan unsur kesengajaan?

Pada awal perang, Inggris, Perancis dan juga Rusia, telah meminjam banyak uang dari investor Amerika, yang bernama JP Morgan yang terkoneksi dengan Rothschild. Selain itu Morgan juga bertindak sebagai agen penjualan obligasi negara-negara tersebut, dan juga menjual peralatan perang.

Dari pekerjaan itu, kebayang donk berapa banyak cuan didapat JP Morgan? Makin lama perangnya, maka otomatis makin banyak keuntungan didapat. Itu pasti.

Sialnya, situasi tifdak seperti yang diharapkan. Inggris dan Perancis babak belur saat berhadapan dengan armada Jerman. Dan besar kemungkinan, mereka akan kalah perang.

Jika sekutu kalah perang, maka otomatis keuntungan yang didapat JP Morgan akan boncos. Bahkan perusahaan pembuat peralatan perang milik Morgan, juga bersiap untuk gulung tikar karena perang terhenti.

Aliasnya, harus ada tindakan yang diambil agar impian buruk tersebut tidak terjadi. Terlalu fatal akibatnya.

Dan tindakan itu adalah dengan ‘menumbalkan’ RMS Lusitania yang meninggalkan Dermaga 54 di New York pada 1 Mei 1915. Morgan berpikir jikalau Lusitania berhasil ditenggelamkan oleh Jerman, dengan sedikit provokasi media, maka AS akan masuk gelanggang dan ikutan perang.

Dengan masuknya AS ke medan perang dan membantu sekutu, maka ini jelas ‘bahan bakar’ yang (diharapkan) akan dapat membalik situasi krisis di pasukan sekutu.

Karenanya, rencana untuk ‘menenggelamkan’ Lusitania, akhirnya dieksekusi. Jumat 7 Mei 1915, Lusitania mendekati jarak 12 mil dari pantai selatan Irlandia. Dan Winstron Churchill selaku Panglima AL Kerajaan Inggris saat itu, tahu informasi ini bahwa Lusitania bakal dibom U-boat Jerman.

Nggak aneh jika kapal pengawal Juno yang awalnya mendampingi Lusitania, akhirnya ditarik ke pangkalan atas perintah Churchill.

Komandan Joseph Kenworthy selaku salah satu perwilra Churchill menuliskan dengan jelas dalam bukunya atas peristiwa itu. “Lusitania dikirim dengan kecepatan yang jauh lebih rendah ke suaru daerah dimana sebuah kapal U-boat Jerman telah menantinya,” begitu kurleb-nya. (https://historyofeconomicthought.mcmaster.ca/grotius/Seas.pdf)

Tepat pukul 14:10 siang itu, Kapten Walther Schwieger dari kapal selam U-20 Jerman melihat Lusitania dan memerintahkan untuk menembak satu torpedo yang kemudian berhasil menghantam haluan kanan Lusitania, tepat di bawah ruang kemudi.

Yang mengejutkan pasukan Jerman, ledakan kedua terjadi di dalam lambung kapal yang menyebabkan kapal tenggelam dengan cepat dalam waktu 18 menit kemudian. Ini membuat Lusitania karam dalam hitungan menit.

Banyak peneliti saat ini meyakini bahwa ledakan kedua tersebut disebabkan oleh sekitar 6000 ton bahan peledak piroksilin, 6 juta butir peluru kaliber 0.303, 1248 selongsong peluru shrapnel ditambah amunisi lainnya, yang diangkut oleh Lusitania dan sengaja ditaruh di palka dek bawah.

Tapi informasi ini sengaja di keep Pemerintah Inggris. Bahkan untuk menghilangkan bukti hingga tahun 1950-an, AL Inggris menggunakan bangkai kapal Lusitania untuk latihan menembak dengan menjatuhkan bom kedalaman. Sehingga kelak nggak ada lagi tudingan bahwa Lusitania telah melanggar aturan kapal pesiar atau telah melanggar Konvensi Den Haag.

Sehingga yang disalahkan kelak adalah U-boat Jerman yang sengaja memprovokasi AS untuk ikutan Perang Dunia I dengan cara menenggelamkan kapal pesiar sipil milik AS. Titik.

“Kasus Lusitania adalah urusan yang sangat kotor,” ungkap Lord Mersey yang ditugaskan untuk menyelidiki kasus tenggelamnya kapal Lusitania secara resmi oleh Kerajaan Inggris. (https://www.prisonersofeternity.com/blog/lusitania-murder-on-the-high-seas/)

Satu yang pasti, bahwa tenggelamnya Lusitania merupakan katalis utama bagi masuknya AS pada kancah Perang Dunia I, yang berakibat bagi hilangnya nyawa sekitar 9-15 juta jiwa. Tanpa insiden ini, AS nggak akan pernah ikutan dalam konflik yang terjadi di Benua Biru.

Siapa yang tepuk tangan atas tenggelamnya kapal Lusitania? Siapa juga yang berhasil mendorong AS untuk ikutan berperang? Cui bono?

Terlepas dari semua itu, insiden tenggelamnya kapal Lusitania mengajarkan kita satu hal, bahwa kita mudah disetir oleh opini yang sengaja dibangun oleh media mainstream akan suatu peristiwa alias operasi bendera palsu, mulai dari Pearl Harbour, 9/11 hingga plandemi Kopit.

Kok bisa yah, kita ikutan remedial tapi nggak tuntas tuntas juga?

Sebegitu mudahnya kita ditipu?

Salam Demokrasi!!

(*Penulis adalah analis Geopolitik dan mantan Aktivis 98)


error: Content is protected !!