Teka-Teki Jatuhnya Assad
Oleh: Ndaru Anugerah – 10122024
“Bang, bisa bahas hengkangnya Assad dari tampuk kepemimpinannya?” pinta seorang netizen.
Jujur, saya agak malas jawab permintaan tersebut.
Kenapa?
Karena ada beberapa pengamat Syiah yang getol bahas soal ini, utamanya pada wilayah di Timur Tengah dimana kaum Syiah banyak mengobarkan perlawanan atas Israel.
Ngapain lagi saya bahas soal Timteng? Termasuk bahas soal Suriah. Toh udah banyak analis yang bahas.
Paham atas situasi ini, saya coba batasi analisa saya soal Timteng. Mending bahas yang lain-lah yang belum banyak dibahas oleh analis geopolitik pada umumnya.
Namun karena diminta membahasnya, saya akan mencobanya.
Satu hal yang anda perlu ketahui, saya analis independen yang nggak punya kaitan dengan kubu yang bertikai di wilayah tersebut, entah itu Israel, Syiah, ataupun kelompok teroris yang digunakan sebagai proxy (yang dilabel sebagai kelompok ‘pemberontak’).
Jadi analisa saya, bebas kepentingan.
Sebelum kasih ulasan mendalam soal rungkad-nya Assad, kita perlu tahu bahwa kelompok teroris di Suriah, bukanlah pejuang apalagi pemberontak. Sekali lagi bukan.
Mereka ada, karena memang digunakan sebagai kekuatan proxy dalam menghantam kekuatan Assad di Suriah yang merupakan sekutu Iran. (baca disini dan disini)
Menjadi aneh jika kemudian kelompok haus darah ini berhasil merebut wilayah Damaskus dan kemudian para pemimpin oposisi mengklaim bahwa Suriah berhasil ‘merdeka’ dari rezim Assad. (https://www.aljazeera.com/program/newsfeed/2024/12/8/opposition-fighters-on-state-tv-say-syria-has-been)
Apakah kelompok oposisi nggak paham dengan siapa mereka berkoalisi?
Dengan pendudukan ini, maka Assad dipaksa meninggalkan negaranya menuju Rusia yang telah memberikannya perlindungan diplomatik bagi keluarganya. (https://www.france24.com/en/middle-east/20241208-live-rebels-announce-full-control-of-syria-s-third-largest-city-homs)
Ini jelas janggal.
Bagaimana mungkin konflik yang selama bertahun-tahun berhasil ‘dibekukan’ oleh rezim Assad, tetiba dalam hitungan hari para teroris berhasil menguasai Allepo dan merangsek ke Hama lalu masuk ke Damaskus tanpa perlawanan yang berarti?
Pasukan Suriah kemana?
Tidak-kah anda melihat ini sebagai sesuatu yang tidak wajar?
Setelah 12 tahun menggelar perang di Suriah dalam upaya menggulingkan Assad, para teroris tersebut gagal. Lantas dimana logikanya hanya dalam 11 hari tetiba upaya mereka membuahkan hasil? (https://www.aljazeera.com/news/2024/12/8/taking-syria-the-oppositions-battles-shown-in-11-maps-for-11-days)
Coba anda jawab, apakah situasi ini masuk akal?
Pertanyaan berikutnya: apa yang sebenarnya terjadi? Ke arah mana bola akan bergulir setelah lengser-nya Assad?
Penasaran, kan?
Saya akan bahas besok.
Salam Demokrasi!!
(*Penulis adalah analis Geopolitik dan mantan Aktivis 98)