Si Mulut Masker
Oleh: Ndaru Anugerah
Di Amrik sana, ada istilah medis baru. Namanya mulut masker.
Apa itu?
Mulut masker adalah jukukan yang diberikan pada seseorang yang memakai masker sepanjang waktu guna mencegah penyebaran virus Corona.
Alih-alih mencegah di Kopit, mereka malah kedapatan bermasalah pada mulutnya, seperti: gigi busuk, garis busi yang menipis hingga bau nafas yang menyengat. (https://www.foxnews.com/health/mask-mouth-dentists-new-term)
Dan para dokter gigi disanalah yang memberikan julukan pada pasien yang bergejala peradangan gusi tersebut dengan sebutan mulut masker.
Lantas apakah mulut masker nggak berimplikasi medis?
Justru sebaliknya. Dr. Marc Sclafani selaku pakar kesehatan gigi mengatakan, “Penyakit peradangan gusi atau periodontal mampu memicu serangan stroke dan peningkatan risiko serangan jantung.”
Dan ini bisa terjadi karena jika seseorang terlalu sering menutup wajahnya pakai masker, akan meningkatkan kondisi mulut yang kering, sehingga bakteri jahat dapat terakumulasi pada mulutnya. (https://nypost.com/2020/07/15/pandemic-street-style-fashionable-face-masks-worn-in-nyc/)
Ini bukan nakut-nakutin, mengingat penelitian yang dilakukan oleh American Stroke Association juga mengungkapkan hasil penelitian yang kurleb sama. “Pasien dengan masalah gusi lebih gampang terkena stroke 2 kali lebih besar daripada mereka yang nggak punya masalah dengan gusinya.”
Kenapa bisa begitu?
“Karena masalah gusi akan memciu pengerasan arteri besar di dalam otak seseorang.” (https://newsroom.heart.org/news/gum-disease-inflammation-hardened-arteries-may-be-linked-to-stroke-risk%3Fpreview%3D2ab5)
Memang berapa besar prosentase orang yang bermasalah dengan gusinya akibat memakai masker terlalu lama?
Menurut Manhattan Dental, angkanya mencapai 50%. “Saat memakai masker, orang akan bernafas melalui mulut, sehingga banyak memicu efek samping seperti infeksi gusi dan gigi.”
Padahal pernafasan melalui hidung mampu menghasilkan oksida nitrat, menghangatkan dan membersihkan udara sebelum mencapai paru-paru. (https://muchadoaboutcorona.ca/where-face-masks-fail/)
Pendapat senada juga dikemukakan Prof. Denis Rancourt bahwa masker yang dipakai justru mampu menciptakan lingkungan lembab pada mulut sehingga bakteri bisa bersarang dan bisa merongrong sistem kekebalan tubuh seseorang. (https://muchadoaboutcorona.ca/wp-content/uploads/2020/07/masks-dont-work-rancourt.pdf)
Jadi kalo penggunaan masker secara berlebihan justru mampu menurunkan sistem kekebalan tubuh seseorang, terus dari mana teorinya bahwa masker akan mampu membantu seseorang melawan si Kopit?
Salam Demokrasi!!
(*Penulis adalah analis Geopolitik dan mantan Aktivis 98)
0 Comments