Saat Provokasi Menemui Kegagalan
Oleh: Ndaru Anugerah
Perang ‘sesaat’ Nagorno-Karabakh (NK) akhirnya usai. Ini dipicu oleh penyerahan secara mendadak pasukan Armenia yang difasilitasi oleh Rusia gegara kalah total dalam medan perang. (https://jamestown.org/program/armenia-is-losing-in-karabakh-and-russia-stays-on-the-sidelines/)
Kesepakatan damai dicapai antara Armenia, Azerbaijan dan Rusia. (https://mfa.gov.az/en/news/7026/view)
Salah satu kesepakatan yang dicapai adalah penempatan pasukan penjaga perdamaian Rusia disepanjang garis kontak di Nagorno-Karabakh dan juga koridor Lachin bersamaan dengan penarikan pasukan Armenia dari wilayah Azerbaijan yang telah didudukinya selama kurleb 3 dekade.
Rencananya pasukan perdamaian Rusia akan berada disana dalam waktu 5 tahun, tetapi bisa saja diperpanjang selama 5 tahun berikutnya asalkan ada kesepakatan bersama antara Armenia dan Azerbaijan.
Bukan itu saja. Presiden Azerbaijan Aliyev juga menyatakan bahwa dalam menjaga perdamaian, Rusia akan mendapat bantuan dari pasukan Turki. Dengan kata lain, akan ada 2 negara yang terlibat sebagai penjaga perdamaian di NK, yaitu Rusia dan Turki. (https://sputniknews.com/world/202011091081109232-aliyev-says-turkey-and-russia-will-jointly-carry-out-peacekeeping-activities-in-karabakh/)
Dan sekali lagi analisa banyak orang kembali salah.
Pada awal perang di NK, banyak yang menurunkan analisa akan terjadinya perang dengan skala yang diperbesar pada wilayah tersebut, lengkap dengan sumber-sumber comotan yang entah darimana asal muasalnya.
Sebaliknya, saya justru bertentangan dengan analisa-analisa tesebut. Saya bilang, perang NK nggak akan berkelanjutan seperti banyak orang memprediksi, karena apa untungnya bagi Rusia menyulut konflik pada wilayah tersebut?
Yang ada Armenia malah ‘sengaja’ dibiarkan kalah perang, sehingga provokasi yang dibuat Armenia untuk mengajak Rusia ikutan berperang jadi gagal maning. Kenapa? Karena Rusia itu bukan negara imperialis model AS.
Silakan baca analisa saya pada 2 Oktober 2020 silam. (baca disini)
Dan kini, analisa saya sekali lagi terbukti benar, bukan?
Salam Demokrasi!!
(*Penulis adalah analis Geopolitik dan mantan Aktivis 98)
0 Comments