Rezim Fasis Dimulai
Oleh: Ndaru Anugerah
Ada yang heboh di AS sana. Baru-baru ini ada RUU yang cukup kontroversial untuk dibahas di Kongres, namanya HR 4980. (https://www.congress.gov/bill/117th-congress/house-bill/4980?q=%7b%22search%22:%5b%224980%22%5d%7d&s=2&r=2)
Memang secara spesifik isi RUU tersebut apa?
Sasus yang beredar, semua orang yang tidak divaksinasi, nggak akan diperbolehkan untuk naik pesawat, dari dan ke bandara yang ada diseantero AS. Jadi kalo anda ingin naik pesawat, vaksinasi lengkap alias suntikan dua kali mutlak diperlukan.
Bagaimana dengan yang baru mendapatkan satu suntikan? Otomatis bakal ditolak untuk bepergian pakai pesawat.
Dan ini akan fatal jika diterapkan. Bayangkan jika sekelas Kopit saja pemerintah AS sudah berlaku demikian fasisnya, bagaimana jika kemudian muncul pandemi yang lebih serius lagi ke depannya?
Memangnya ada virus yang jauh lebih mematikan ketimbang si Kopit?
Pernah dengar virus Marburg yang kini melanda negara-negara di Afrika Barat? Penyakit tersebut mirip-mirip Ebola dan bersifat sangat menular serta mematikan. (https://www.cnn.com/2021/08/10/africa/guinea-confirms-marburg-disease-intl/index.html)
Dan menurut otoritas berwenang, tingkat kematian akibat virus tersebut mencapai 24% – 88 %. Dengan kata lain, kalo anda terpapar virus tersebut, maka bisa dipastikan hidup anda nggak akan lama.
“Setelah masa inkubasi 5-10 hari, tubuh seseorang akan menggigil, sakit kepala, nyeri dada, diare, hingga pendarahan yang masif dan disfungsi multi-organ,” demikian kurleb-nya. (https://www.cdc.gov/vhf/marburg/symptoms/index.html)
Selanjutnya, anda sudah tahu ujung ceritanya.
Nah kalo dengan Kopit saja sudah demikian eksesif kebijakannya, gimana jika kemudian skenario virus Marburg yang ‘katanya’ mematikan tersebut menggantikan posisi si Kopit?
Apa cuma virus Marburg yang demikian mematikan?
Baru-baru ini, di AS sana ada lagi wabah yang ditenggarai diakibatkan oleh bakteri yang mematikan. Sudah ada 4 negara bagian yang terpapar penyakit yang dinamakan meliodisis tersebut, yang menyebabkan penderitanya sesak napas dan batuk-batuk. 2 diantaranya meregang nyawa. (https://www.livescience.com/melioidosis-us-cases-cdc.html)
Menjadi aneh jika penyakit yang biasa ditemukan di Asia Tenggara dan Australia tersebut, kini melanda AS, mengingat para korbannya tidak pernah melakukan penerbangan ke daerah tersebut.
Lantas darimana virus berasal, mengingat AS bukanlah habitat alami bakteri Burkholderia pseudomallei yang biasa hidup di daerah tropis?
Terlepas dari semua itu tentang bagaimana kebijakan akan diambil, itu sudah terbayang di depan mata. Ditambah propaganda ketakutan yang bisa saja kembali dimainkan oleh media mainstream, apakah rezim fasis nggak akan bangkit dalam menangangi ‘wabah’?
Salam Demokrasi!!
(*Penulis adalah analis Geopolitik dan mantan Aktivis 98)
0 Comments