Promosi GMO (*Bagian 2)
Oleh: Ndaru Anugerah
Pada bagian pertama tulisan kita sudah bahas tentang pertanian mula-mula yang diterapkan di Ukraina pasca melepaskan diri dari cengkraman Uni Soviet di tahun 1991, selain penerapan Moratorium 2001 yang memproteksi sistem pertanian dari pengaruh investor asing. (baca disini)
Kita juga sudah bahas bagaimana pertahanan itu akhirnya jebol saat Big Ag berhasil membeli lahan pertanian milik petani lokal dengan menggunakan tangan para oligarki Ukraina yang terkenal korup.
Walhasil benih-benih transgenik sudah banyak digunakan secara diam-diam oleh para petani Ukraina tanpa mereka sadari.
Lalu bagaimana kelanjutan penggunaan benih tanaman transgenik di Ukraina hingga saat ini?
Di tahun 2019, anak didik oligarki korup kenamaan asal Ukraina, Igor Kolomoisky, berhasil memenangkan kontestasi pilpres. Namanya Volodymyr Zelensky, yang awalnya merupakan seorang komedian. Jadi oligarki mendanai Zelensky untuk bisa meraih kursi kepresidenan. (https://www.politico.eu/article/volodomyr-zelenskiy-ihor-kolomoisky-the-comedian-and-the-oligarch-ukraine-presidential-election/)
Apakah sokongan ini gratis?
Tentu saja tidak. Jika anda tahu oligarki Ukraina, maka ada tangan kartel sang Ndoro besar bermain disana lewat tentakel Big Ag. Kita sudah bahas tentang hal ini pada bagian pertama tulisan.
Dan benar saja. Nggak lama setelah menjabat sebagai presiden, Zelensky langsung berupaya untuk membatalkan Moratorium 2001. Namun hal ini mendapat tentangan warga dengan menggelar aksi demonstrasi besar-besaran untuk menolak upaya yang dilakukan Zelensky. (https://euromaidanpress.com/2019/11/14/inside-zelenskyys-land-sales-bill-and-ukraines-land-reform-controversy/)
Untuk sementara, upaya yang dilakukan Zelensky memang gagal. Tapi itu nggak berlangsung lama.
Saat plandemi Kopit melanda Ukraina dan warga dipaksa untuk stay at home, disaat itulah Zelensky menandatangani RUU No.2194 yang berisi deregulasi tanah yang ujungnya membuka pintu selebar-lebarnya bagi investor asing untuk mencaplok lahan pertanian di Ukraina. (https://uatv.ua/en/zelenskyy-has-signed-the-land-law/)
Sungguh upaya yang sangat cerdik, dan nyaris tanpa perlawanan rakyat sama sekali.
Bagaimana nggak cerdik.
Pada UU tersebut Zelensky memang menyatakan petani bisa membeli dan menjual lahan pertanian dalam beberapa tahun pertama. Lalu sesudahnya bagaimana?
Pada UU tersebut juga membuka celah bagi investor asing yang telah beroperasi setidaknya selama 3 tahun di Ukraina, untuk dapat membeli lahan pertanian milik warga. Berapa batasan luas lahan yang diperbolehkan untuk dibeli, juga tidak dijelaskan secara detil. (https://apnews.com/article/business-china-russia-europe-international-news-485c96d4fc5e49378b101eb0f0c4b051)
Dan yang tak kalah penting adalah peran dari UU tersebut yang memberikan justifikasi bagi pemerintah kota dan desa yang terkenal korup, untuk mengubah peruntukan lahan. Misalnya, lahan potensial yang dikategorikan sebagai black soil, sah-sah saja jika kemudian dibeli dan diubah peruntukan lahannya menjadi kawasan komersial oleh pemerintah setempat.
Singkatnya, pasal-pasal karet yang ada pada UU tersebut sangat membuka celah bagi masuknya investor asing untuk mengacak-acak tata kelola tanah di Ukraina. Dan itu sesuai dengan janji kampanye Zelensky untuk mengadakan referendum kepemilikan lahan, jika dia terpilih menjadi presiden. (https://wgi.world/who-buys-ukrainian-lands-from-zelensky/)
Tentu saja kartel sang Ndoro besar tepuk tangan atas langkah yang diambil Zelensky atas status kepemilikan lahan di Ukraina.
Mau tahu buktinya? Lihat saja siapa yang bercokol pada Dewan Direksi US-Ukraine Business Council (USUBC). Disitu akan anda temukan banyak nama Big Ag.
Ada Cargill yang merupakan raksasa agribisnis dan pemasok biji-bijian terbesar di dunia. Ada Mosanto yang memproduksi benih transgenik (GMO) selain pestisida Roundup yang mematikan.
Selain itu ada juga Bunge dan Louis Dreyfus selaku raksasa kartel gandum dunia. Ada juga Corteva yang merupakan merger DuPont dan Dow Chemical. Dan terakhir ada John Deere yang merupakan produsen alat-alat berat pertanian. (https://www.usubc.org/site/u-s-ukraine-business-council-usubc-board-of-directors)
Pertanyaan sederhana: ngapain jaringan Big Ag bercokol di USUBC? Apakah mereka berniat mengadakan arisan tingkat RT di Ukraina atau sekedar menggelar sunatan massal?
Ini pertanyaan retorik bagi anda yang sudah paham duduk masalahnya.
Merujuk fakta bahwa saat ini Big Ag telah menguasai sekitar 30% alias 16,7 juta hektar lahan pertanian utama di Ukraina, dimana mereka bisa menanam sesuka hati benih tanaman transgenik plus merusak tanah hitam dengan zat kimia beracun milik mereka. Apa yang akan terjadi kedepannya dengan nasib pertanian di Ukraina? (https://infobrics.org/post/36302/)
Sekarang kita kembali ke pertanyaan diawal tulisan: siapa yang bermain dalam ekspor besar-besaran gandum ke Benua Hitam? Ini nggak akan sulit untuk menjawabnya, bukan?
Pertanyaan selanjutnya: apakah gandum yang diekspor merupakan gandum murni atau ini justru produk GMO? Alih-alih menolong kaum misqueen di Afrika yang kelaparan, tapi mereka malah mendapatkan ‘racun’ diakhir cerita.
Sungguh malang nian nasib penduduk Afrika.
Salam Demokrasi!!
(*Penulis adalah analis Geopolitik dan mantan Aktivis 98)
0 Comments