Prolog Operasi Condor
Oleh: Ndaru Anugerah
Bagaimana rezim ‘kiri’ yang bercokol di Amerika Latin diberangus oleh pemerintahan Washington?
Untuk menjawab ini, anda perlu tahu yang namanya operasi Condor. Namun sebelum mengulas operasi tersebut, saya mau kasih pembuka agar memudahkan anda mencerna informasi yang akan saya sajikan.
Banyak orang nggak paham kalo awal mula digulingkannya Salvador Allende bukan hanya semata-mata dia beraliran kiri, tapi secara spesifik dia telah mengusik ketenangan bisnis kartel Ndoro besar yang ada di Chili.
Sudah jadi rahasia umum kalo CIA merupakan kepanjangan tangan dari Deep State yang bercokol di AS. Dengan kata lain, CIA nggak lain adalah agen-agen WallStreet sekaligus pasukan keamanan investasi kartel Ndoro besar tersebut. (baca disini)
Jadi, digulingkannya seorang Allende, bukan karena dia ‘kiri’, tapi sudah berani melabrak kepentingan bisnis kartel Ndoro besar di Chili. Ini sebab utamanya.
Sejak terpilih menjadi presiden di Chili di tahun 1970, Allende langsung melancarkan program besarnya di Chili yang bernama Chilian Road to Socialism. (https://escholarship.org/content/qt2mt6f1zp/qt2mt6f1zp_noSplash_7456baa8733ac9d2439b71c30d866aaf.pdf?t=ql6eb6)
Demi mewujudkan rencananya tersebut, Allende mulai menasionalisasi perusahaan asing yang mengolah hasil tambang Chili seperti tembaga, pada Juli 1970. (https://journals.sagepub.com/doi/abs/10.1177/048661347300500305?journalCode=rrpa)
Kalo anda jeli melihat, siapa yang punya konsesi tembaga terbesar di Chiquichamata, Chili, selain Anaconda Cooper? Siapa yang memiliki perusahaan raksasa tersebut? Bukankah kartel Ndoro besar David Rockefeller? (https://fleej.com/chile/purchasing-rockefeller-from-anaconda-copper-company-the-best-deal-in-wall-streets-history/)
Sekarang kalo anda jadi Rockefeller, relakah anda jika perusahaan anda dinasionalisasi oleh seorang Allende?
Bukan itu saja. Rencana gila seorang Allende untuk menasionalisasi sistem perbankan di Chili, juga rencana yang nggak bisa dipandang sebelah mata. (https://link.springer.com/chapter/10.1007/978-94-011-8902-6_8)
Dari 2 rencana itu saja kita bisa tahu, siapa yang bakal dirugikan selain kartel Ndoro besar itu sendiri? Inilah alasan penggulingan Allende yang sesungguhnya. Dan nggak butuh lama untuk mengeksekusi rencana tersebut.
Pengakuan yang dibuat oleh Edward Korry selaku mantan Dubes AS untuk Chili semasa Allende berkuasa, mengkonfirmasi hal tersebut. (https://www.theguardian.com/business/1998/nov/08/observerbusiness.theobserver)
Menurut Korry, Donald Kendall selaku ketua PepsiCo mengontak Presiden Richard Nixon secara langsung, untuk meminta bantuan CIA guna menggulingkan Allende pada Oktober 1970. Asal tahun saja bahwa dulunya, Nixon adalah pengacara perusahaan sebelum menjabat presiden.
Jadi wajar jika Nixon yang dibantu kemenangannya menjadi orang nomor satu di AS, kemudian menjadi sangat mudah dihubungi kartel Ndoro besar yang telah lebih dulu membantunya. Itung-itung, Nixon bukanlah kacang yang lupa sama kulitnya. (https://rowman.com/ISBN/9781683930006/Nixon-in-New-York-How-Wall-Street-Helped-Richard-Nixon-Win-the-White-House)
Bahkan ITT Corporation selaku perusahaan telpon swasta di Chili, juga kerap kasih bantuan dana ilegal kepada Partai Republik dimana Nixon bernaung. Menjadi masuk akal saat ITT Corporation meminta Nixon untuk melikuidasi Allende, karena perusahaannya terkena imbas rencana nasionalisasi Allende. Masa iya Nixon menampik permintaan ini?
Nggak pakai lama, Nixon memanggil Richard Helms selaku Direktur CIA saat itu, untuk membantu memuluskan rencana tersebut.
Awalnya, ‘cara halus’ coba dimainkan guna menggagalkan rencana Allende.
Namun Allende yang sadar bahwa ‘kompensasi’ yang diberikan kepada pemerintahannya nggak lain adalah akal-akalan perusahaan untuk menggagalkan rencana nasionalisasi, akhirnya menarik ‘niat’ baik tersebut.
Karena cara halus nggak berhasil, apa boleh buat. Maka aksi main kasar terpaksa digelar guna menggulingkan Allende yang dianggap keras kepala.
Ada 2 elemen yang kemudian dipersiapkan CIA guna memuluskan rencana itu.
Pertama dari kalangan akademisi yang belakangan dikenal sebagai genk Chicago Boys. Tugas kelompok ini sangat mudah, yaitu bagaimana membuat ekonomi Chili dibuat terpuruk semasa kepemimpinan Allende. (https://www.thenation.com/article/archive/the-chicago-boys-in-chile-economic-freedoms-awful-toll/)
Sedangkan elemen kedua berasal dari kalangan militer yang sangat menentang kepemimpinan Allende. Nggak sulit untuk menemukan sosok ini, karena banyak jebolan School of America (SOA) yang menjadi jenderal di Chili saat itu. (baca disini)
Salah satunya adalah Jenderal Augusto Pinochet. Figur yang sempurna mengingat Pinochet adalah jebolan SOA yang sudah pasti bersedia balas jasa pada Paman Sam yang sudah membesarkannya, selain memiliki karakter yang ambisius. (http://www.derechos.org/soa/chile-not.html)
Guna memuluskan rencana destablisasi di Chili di bawah kepemimpinan Allende, CIA memulai proyek FUBELT dengan dana jumbo mencapai USD 10 juta. (https://www.thetricontinental.org/newsletterissue/twelve-step-method-to-conduct-regime-change-the-fifth-newsletter/)
Dan ini tidak sia-sia, karena pada 11 September 1973 Allende berhasil dikudeta oleh kekuatan militer yang dipimpin oleh Pinochet.
Ini bukan cerita fiktif ala Enny Errow yang bisa membuat anda onani seorang diri setelah membacanya, karena yang saya sajikan ada data resminya yang dipublikasi oleh pemerintah AS. (https://nsarchive.gwu.edu/briefing-book/chile/2020-11-06/allende-inauguration-50th-anniversary)
Kasus penggulingan Allende di Chili merupakan sukses besar bagaimana CIA selaku tukang pukul kartel Ndoro besar berhasil menjalankan operasi warna sesuai pesanan tuannya.
Dan sukses inilah yang kemudian mendorong bagaimana operasi yang lebih besar dijalankan di Amerika Latin sebagai halaman belakang AS, yang diberi nama operasi Condor.
Bagaimana operasi tersebut digelar?
Pada bagian lain, saya akan mengulasnya.
Salam Demokrasi!!
(*Penulis adalah analis Geopolitik dan mantan Aktivis 98)
0 Comments