Pelajari Kemana Air Mengalir (*Bagian 1)
Oleh: Ndaru Anugerah
Banyak pihak yang mulai gerah setelah saya mengulas secara berulang-ulang tentang peran Bill Gates selaku orang dibelakang layar program vaksinasi global. “Kenapa sih nyudutin dia mlulu?” kurleb begitu ungkapan kekesalannya.
Lho, apa yang saya ulas kan bukan sesuatu yang mengada-ada, karena memang ada faktanya. Jadi kalo anda merasa nggak sreg atas apa yang saya ulas, saya nggak maksa anda juga untuk membacanya. Don’t bother to do so.
Atau, sebagai sanggahan, ya silakan keluarkan ulasan kontra yang sesuai dengan konteks keilmiahan. Ok, masbro dan mbakyu sekalian?
Nah, kali ini saya coba akan ulas fungsi dari yayasan yang dimiliki Bill Gates. Kemana uang mengalir dan siapa yang mendapatkannnya.
Ini penting dilakukan, agar kita lebih jelas memetakan kemana skenario akan dikembangkan ke depannya, terutama terkait program vaksinasi global.
Bill and Melinda Gates Foundation (BMGF) secara teknis dikendalikan oleh 3 orang: Bill Gates, Melinda istinya dan juga Warren Buffett. Yang belakangan saya sebut adalah Hedge Fund Manager pada BMGF. Aset dari BMGF sekitar USD 50 milyar nilainya, dan setengahnya berasal dari WB.
Dana sebesar itu digunakan untuk apa? Untuk mendanai sejumlah besar proyek amal. Kalo mo cek, monggo saya kasih link-nya (https://www.gatesfoundation.org/Who-We-Are/General-Information/Foundation-Factsheet).
Apa peran penting BMGF? Sebagai donatur terbesar dari WHO setelah AS. Pada tahun 2018 saja, BMGF telah menyumbang lebih dari USD 200 juta. (https://www.who.int/about/finances-accountability/reports/A72_INF5-en.pdf).
Selain BMGF, GAVI alias Aliansi Global untuk Vaksin dan Imunisasi juga dikenal sebagai donatur utama WHO. Di tahun 2018 saja, GAVI menyalurkan bantuan ke WHO sekitar USD 150 juta.
Lantas siapa dibelakang GAVI? Nggak lain BMGF juga. Tercatat di tahun 2016 saja, GAVI telah menerima uang sebesar USD 1,5 milyar dari BMGF. (https://www.gavi.org/sites/default/files/document/2019/GAVI Alliance 2018 Annual Financial Report.pdf)
Bisa dikatakan bahwa BMGF merupakan salah satu sumber pendapatan utama bagi WHO. Dengan skema seperti ini, kita layak bertanya tentang independensi dari WHO. Bukankah ada ungkapan: “nothing is for free,” alias nggak ada yang gratis di dunia ini. Apalagi melibatkan dana segede gaban.
Selain WHO, BMGF juga menyalurkan dana ke CEPI (Coalition for Epidemic Preparedness Innovations). Wajar, karena Bill dan Melinda merupakan pendiri dari organisasi ini. CEPI sendiri berkaitan dengan penelitian dan pengembangan vaksin.
Berapa dana yang dikucurkan ke CEPI? Pada tahun 2017 saja, BMGF menyalurkan dana senilai USD 100 juta. (https://www.gatesfoundation.org/How-We-Work/Quick-Links/Grants-Database/Grants/2017/11/OPP1180343)
BMGF juga getol menyokong organisasi non-pemerintah (LSM) seperti PATH. PATH yang memiliki kantor pusat di Seattle, terlibat dalam pengembangan teknologi vaksinasi. Pada tahun 1999 saja, PATH telah menerima bantuan dari BMGF senilai USD 50 juta untuk mengembangkan vaksin malaria. (https://www.gatesfoundation.org/Media-Center/Press-Releases/1999/06/Malaria-Vaccine-Initiative)
BMGF juga menyalurkan bantuan pendanaannya kepada sejumlah perusahaan farmasi global (Big Pharma) semisal Pfizer, Novartis, GlaxoSmith Kline, hingga Sanofi Aventis. Ini diperlukan untuk mengembangkan beberapa vaksin, tentunya. (https://www.gatesfoundation.org/How-We-Work/Quick-Links/Grants-Database)
Jadi kalo ada yang masih ngeyel bahwa Bill Gates yang punya farmasi besar, cukup jelas ya. BG bukan punya big pharma, tapi memberikan pendanaan kepada mereka dengan tujuan kontrol kebijakan yang dikeluarkan.
Saat pandemi C19 berlangssung, BMGF juga menyalurkan bantuan ke Universitas John Hopkins, selaku pihak yang mengelola statistika Corona dunia yang disebarluaskan secara online.
Pada sepuluh tahun terakhir, sebanyak USD 200 juta. Dana tersebut mayoritas berkaitan dengan program keluarga berencana (https://www.gatesfoundation.org/How-We-Work/Quick-Links/Grants-Database)
Bantuan BMGF juga meluncur ke Jerman. Robert Koch Institute sebagai lembaga epidemiologi nasional, telah merasakan manisnya bantuan tersebut. Tercatat pada November 2019, lembaga tersebut telah menerima USD 253 ribu untuk proyek sejarah dan vaksin cacar. (https://www.gatesfoundation.org/How-We-Work/Quick-Links/Grants-Database/Grants/2019/11/OPP1216026)
Selain itu, Charite yang berpusat di Berlin, juga menerima dana bantuan sebesar USD 300 ribu di tahun 2019 dan 2020. (https://fragdenstaat.de/anfrage/spendenfordermittel-durch-die-bill-and-melinda-gates-foundation-an-die-charite-berlin/)
Menariknya, BMGF juga menyalurkan bantuan ke pihak media di Jerman. Kenal Der Spiegel dan Die Zeit selaku media mainstream di Jerman? Mereka masing-masing menerima USD 2,5 juta pada bulan Desember 2018 dan USD 300 ribu pada bulan Desember 2019.
(https://www.gatesfoundation.org/How-We-Work/Quick-Links/Grants-Database/Grants/2018/12/OPP1203082) (https://www.gatesfoundation.org/How-We-Work/Quick-Links/Grants-Database/Grants/2019/12/INV-003042)
Apa kepentingan BMGF mendanai media Jerman? Silakan simpulkan sendiri.
Jadi makin jelas kemana aliran dana dari BMGF ya. Dan semua bukan rekaan saya, karena memang ada faktanya.
Satu hal yang perlu dikritisi adalah, mengingat banyaknya koneksi keuangan ke lembaga-lembagaa berpengaruh dalam industri kesehatan, badan kesehatan serta media, nggak salah juga kalo kita memiliki pertimbangan kritis.
Apakah semua lembaga tersebut bisa bebas kepentingan dalam mengeluarkan kebijakan publik, setelah menerima dana yang demikian besar?
Dan semua yang saya lakukan, jelas bukan konspirasi yang tiba-tiba jatuh dari langit, karena ada data sebagai patokannya. Jadi bukan rekaan atau opini bebas. Data atau fakta sangat diperlukan bagi saya untuk buat analisa.
Clear ya mbakyu dan masbro sekalian?
Salam Demokrasi!!
(*Penulis adalah mantan Aktivis 98 GEMA IPB)
0 Comments