Misteri Tetaplah Misteri (*Bagian 4)
Oleh: Ndaru Anugerah – 13122023
Untuk tahu siapa sosok Lee Harvey Oswald, ada baiknya anda membaca ulasan saya sebelumnya tentang dirinya. (baca disini)
Awalnya, Oswald merupakan prajurit marinir AS yang ditugaskan pada pesawat mata-mata CIA U-2 pada Pangkalan Angkatan Udara Atsugi yang ada di Jepang. Disana, Oswald dilatih teknis mata-mata dalam bahasa Rusia, sebelumnya akhirnya dirinya membelot ke Uni Soviet.
Setelah hengkang ke Soviet, Oswald bekerja pada sebuah pabrik di Minsk dan mengambil istri berkebangsaan Rusia.
Tapi itu nggak berlangsung lama, karena saat pesawat mata-mata U-2 milik AS ditembak jatuh di wilayah Soviet, Oswald kembali lagi ke AS dengan referensi dari Kedubes AS yang ada di Moskow. Dari sana, dia langsung bertemu dengan Spas Raikin yang punya koneksi intelejen. Ini hasil rekomendasi dari Deplu AS. (https://archive.org/details/breachoftrusthow00mckn)
Melalui semua proses imigrasi ke AS, Oswald tidak mengalami kesulitan yang berarti. Padahal dalam kaji Perang Dingin, bepergian dari blok sosialis merupakan isu yang sangat-sangat sensitif, kecuali dia orang yang berkaitan dengan dinas intelijen.
Ada apa gerangan? Kalo dibilang kebetulan, kok sangat janggal kedengarannya.
Setelah tiba di AS, Oswald berpindah ke Fort Worth, Texas atas saran Layanan Kontak Domestik CIA yang ada di Dallas.
Disana, Oswald bertemu dengan George de Mohrenschildt yang merupakan aset CIA, yang kemudian memberinya pekerjaan di sebuah perusahaan fotografi dan seni grafis yang mengerjakan peta rahasia bagi Angkatan Darat AS yang terkait dengan misi mata-mata U-2 di Kuba. (https://ratical.org/ratville/JFK/HeritageOfStone/Chp07-TracesOfIntrigue.html#RenC7-2)
Belakangan Mohrenschildt mengakui bahwa dirinya memang sengaja menghubungi Oswald atas instruksi yang didapatnya dari CIA, sebelum akhirnya melakukan aksi ‘bunuh diri’ di tahun 1977. (https://ratical.org/ratville/JFK/GaetonFonzi/index.html)
Selepas dari Texas, Oswald kemudian pindah ke New Orleans di April 1963 dan bekerja pada Reily Coffee Company milik William Reily yang berafiliasi dengan CIA. Bahkan kantor miliknya tersebut berdekatan dengan kantor FBI, CIA dan Intelijen Angkatan Laut AS.
Disini, Oswald menjalin kontak dengan Guy Banister yang merupakan mantan anggota FBI yang bertugas memberi pasokan uang, senjata dan memberi pelatihan kepada pasukan para-militer anti Castro yang akan dipersiapkan melawan Castro. Menurut catatan, Oswald kemudian bekerja dengan Banister dan juga paramiliter CIA.
Bahkan keterangan yang diberikan Jim dan Elsie Wilcott selaku agen lapangan CIA di Tokyo, menegaskan kembali bahwa Oswald telah lama bekerja untuk CIA, dan itu sudah jadi rahasia umum bagi kalangan para agen CIA di sana. (https://ratical.org/ratville/JFK/Unspeakable/JamesWilcottJFK+US.html)
Menjadi masuk akal jika kemudian Oswald bisa bekerja pada Texas Book Depository atas endorsement yang diberikan de Mohrenschildt pada Ruth Paine, hanya satu bulan sebelum pembunuhan JFK terjadi.
Kalo dibilang kebetulan, tapi kok tidak demikian dengan faktanya?
Lalu, siapa Ruth Paine sebenarnya?
Dia adalah sosok yang memiliki koneksi yang luas dengan kalangan intelijen. Bahkan saudara perempuannya, Sylvia Paine, juga bekerja untuk CIA.
Ayah Ruth sendiri bekerja pada Agency for International Development (AID) dan berkeliling ke wilayah Amerika Latin, juga terkoneksi dengan CIA lewat laporan-laporan yang dibuatnya di lapangan. Bukankah USAID adalah salah satu kedok penyamaran CIA di lapangan? (http://www.intrepidreport.com/archives/12659)
Jadi, kalo kita telusuri dengan cermat, maka akan terlihat bahwa sosok Oswald nggak berdiri lepas, karena ada lengan deep state yang menyokong aksinya. Itu sangat jelas terlihat.
Namun, cuplikan fakta ini nggak akan mungkin anda temui pada outlet media mainstream yang terus menyalahkan Oswald, an sich.
Sekarang kalo kita cermati iring-iringan kendaraan presiden JFK, apakah anda tidak melihat adanya kejanggalan?
Disitu terlihat bahwa ada ‘open space’ yang memungkinkan penembak melakukan aksinya dari samping, karena area tersebut tidak dikawal oleh pasukan pengawal presiden ataupun pasukan keamanan. Wajar jika kemudian penembak bisa leluasa mengeksekusi aksinya.
Kenapa ini bisa terjadi?
Kepala Sheriff Bill Decker kala itu ternyata memberikan perintah kepada seluruh anak buahnya untuk tidak mengambil bagian apapun dalam keamanan iring-iringan mobil presiden. (https://ratical.org/ratville/JFK/WTKaP.html)
Kepala Polisi Dallas saat itu, Jesse Curry juga melakukan hal sama dengan memberikan perintah kepada semua anak buahnya agar tidak ambil bagian pada iring-iringan mobil presiden. Ini dilakukan karena adanya desakan dari Dinas Rahasia.
“Dinas Rahasia menarik pengawal sepeda motor polisi dari samping mobil presiden tempat seharusnya mereka berada, untuk menghalangi tembakan yang bisa diarahkan ke arah presiden,” demikian kurleb-nya.
Dengan kata lain, iring-iringan mobil presiden sengaja dijadikan ‘sasaran tembak’ karena nggak ada yang mengawal.
Berdasarkan pengakuan banyak saksi di lapangan, orang-orang yang diduga Dinas Rahasia banyak terlihat di Dealey Plaza dan menghalangi orang untuk bergerak ke arah Grassy Knoll, tempat dimana diduga kuat penembakan kepada JFK berasal.
Apa tujuannya? Bukankah ini secara nggak langsung ‘memberi jalan’ bagi pembunuh sang presiden? (https://ratical.org/ratville/JFK/Unspeakable/COPA2009.html)
Lantas, apa yang bisa disimpulkan?
Pembunuh JFK bukanlah Oswald. Oswald hanyalah umpan sempurna yang dijadikan kambing hitam atas pembuhan sang presiden. Bagaimana penggambaran media mainstream bahwa sosok Oswald sangat dekat dengan jaringan Soviet yang dijadikan alasan dirinya menembak sang presiden, memang itu yang narasi utamanya agar terlihat masuk akal.
Bagaimana mungkin pihak Soviet yang telah menjalin ‘kesepakatan damai’ dengan JFK, justru malah menghabisi dirinya? Apa keuntungan yang didapat?
Itu jelas omong kosong.
Siapa sesungguhnya, pelaku penembakan?
Berdasarkan keterangan banyak saksi, pelaku sesungguhnya ada beberapa orang yang semuanya terkoneksi dengan lengan deep state yang selama ini resah dengan spirit damai yang selalu dikumandangkan JFK. Vincent Salandria dengan apik menggambarkan hal ini. (https://ratical.org/ratville/JFK/FalseMystery/contents.html)
Tulisan ini saya cukupkan sampai disini. Silakan anda berpendapat atas apa yang telah saya tulis. Karena bagaimanapun, sesungguhnya kematian JFK bukan-lah misteri yang tidak kita ketahui apa motifnya. Banyak jejak ‘terlihat’ jika anda cukup jeli menggalinya.
Salam Demokrasi!!
(*Penulis adalah analis Geopolitik dan mantan Aktivis 98)
0 Comments