Menyoal Bahan Kimia Berbahaya (*Bagian 1)


534

Menyoal Bahan Kimia Berbahaya (*Bagian 1)

Oleh: Ndaru Anugerah

“Botol minum apa yang higienis serta jauh dari bahan kimia berbahaya?”

Kalo dikasih pertanyaan ini, pasti jawabannya: botol minum yang bebas bahan kimia bisphenol-A alias BPA free. Itu jaminan mutu untuk kesehatan, setidaknya begitu yang didengungkan. (https://www.advnture.com/features/BPA-free)

Memangnya BPA (bisphenol-A) itu apa sih?

Secara umum, bisphenol-A adalah bahan kimia yang ditemukan pada botol plastik, tempat makan berbahan plastik, serta pada saluran suplai air. Dan bisphenol-A ini bisa meresap ke dalam apapun yang dikandungnya.

BPA digunakan untuk membuat polikarbonat alias plastik ringan berkualitas tinggi yang memiliki keseimbangan unik antara ketangguhan, kejernihan optik, sifat tahan panas pada temperatur tinggi dan juga memiliki ketahanan listrik yang sangat baik. (http://www.bisphenol-a.org/about/faq.html?gclid=CMCrx5H5rM0CFVYdgQodZmQJBw#a)

Masalahnya, selain menjadi bahan plastik utama, BPA juga terbukti mengganggu produksi hormon pada manusia, dengan membawa efek kimiawi yang kuat, sehingga mampu mengontrol hampir setiap fungsi utama dalam tubuh. Nggak aneh jika BPA diklasifikasikan sebagai pengganggu endoktrin. (https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/21605673/)

Memangnya apa efek samping penggunaan BPA pada manusia?

Ada banyak.

Salah satunya membawa efek cacat pada sel punca dan juga sel sperma pada tubuh manusia. (http://journals.plos.org/plosgenetics/article?id=10.1371/journal.pgen.1004949)

BPA juga ditenggarai meningkatkan risiko seorang pria dewasa menderita kanker prostat. (http://press.endocrine.org/doi/abs/10.1210/en.2013-1955)

Sedangkan pada Wanita yang memakai BPA, menjadi lebih rentan untuk terkena kanker payudara. (https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC7967730/)

Ada juga efek BPA yang ikutan memicu terjadinya tumor hati pada manusia. (http://search.proquest.com/openview/45ce4a8e994ccc25e11db2c98e56826f/1?pq-origsite=gscholar)

Selain itu juga meningkatkan tekanan darah yang otomatis memicu hipertensi. (http://hyper.ahajournals.org/content/early/2014/12/08/HYPERTENSIONAHA.114.04261.abstract)

Ada juga efek BPA lainnya yang menyebabkan obesitas pada seseorang. (http://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0960076014000314)

Nggak hanya itu, janin yang terpapar BPA juga dapat mengembangkan potensi intoleransi makanan pada dirinya kelak. Jadi makanan dan minuman yang dikonsumsi akan sulit dicerna oleh proses pencernaan. (http://presse.inra.fr/en/Resources/Press-releases/Bisphenol-A-and-food-intolerance-a-link-established-for-the-first-time)

Yang nggak kalah penting, BPA juga dapat menyebabkan efek tunda pada fungsi otak seseorang. (http://europepmc.org/articles/PMC3440080)

Jika anda pikir hanya itu saja efek samping dari BPA, anda salah besar.

Masih banyak bahkan ratusan hingga ribuan publikasi ilmiah lainnya yang mengekspos sisi negatif dari paparan BPA. (http://press.endocrine.org/doi/full/10.1210/er.2011-1050)

Menanggapi temuan ini, produsen bahan kimia perlahan mulai menghilangkan BPA dari produk mereka. Salah satunya Sunoco yang tidak lagi menggunakan BPA dalam alat makan bayi yang mereka produksi. (https://www.thestreet.com/story/10471527/1/sunoco-restricts-sales-of-chemical-used-in-bottles.html)

Nggak lama kemudian, Perancis mulai ambil kebijakan yang sama dengan melarang penggunaan BPA pada kemasan produk makanan di seantero negeri sejak 2015 silam. (http://www.nydailynews.com/life-style/health/france-bans-contested-chemical-bpa-food-packaging-article-1.1219611)

Uni Eropa juga mengambil langkah yang sama dengan melarang penggunaan BPA pada botol bayi, selain menarik produk yang mengandung BPA dari pasaran. (http://www.bbc.com/news/world-europe-11843820)

Sejak saat itu, produsen plastik mulai beralih mengeluarkan produk baru yang bebas BPA alias BPA free. Karena dianggap teknologi baru yang ‘katanya’ aman, maka produk bebas BPA langsung diserbu oleh konsumen, sehingga mengalami kenaikan harga.

Maklum, kualitas dianggap premium, sehingga konsumen mau merogoh kocek lebih dalam dengan alasan keamanan.

Memangnya pengganti BPA apa?

Bisphenol-S alias BPS. (https://theconversation.com/bps-a-popular-substitute-for-bpa-in-consumer-products-may-not-be-safer-54211)

Bagaimana tingkat keamanannya?

Yang namanya senyawa kimia bisphenol apapun derivasinya, secara mendasar komposisi bahan dan struktur kimianya, ya sama saja. Jadi kalo ditanya tingkat keamanannya, ya kurleb sama dengan BPA. (https://www.scientificamerican.com/article/bpa-replacement-also-alters-hormones/)

Beberapa penelitian bahkan menyatakan BPS sebagai bahan yang dapat memicu penyakit jantung. (https://childrenshealthdefense.org/defender/chemical-replacement-bpa-risk-cardiovascular-disease/)

Namun, karena relatif baru digunakan, maka butuh waktu bertahun-tahun untuk melihat dampak negatif dari penggunaan BPS. Sehingga, BPS nggak akan mungkin dilarang dalam waktu singkat.

Apa dampak dari penggunaan BPS?

Pada bagian kedua tulisan, saya akan mengulasnya.

Salam Demokrasi!!

(*Penulis adalah analis Geopolitik dan mantan Aktivis 98)


0 Comments

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!