Makanan Masa Depan
Oleh: Ndaru Anugerah
Apa inti dari The Great Reset yang diusulkan oleh WEF?
Dalam bidang pangan, ada 3 hal yang akan dicapai, yaitu: rencana untuk mengubah industri pangan, pertanian global dan juga mengubah pola makan manusia. Ini dilakukan untuk mengurangi kelangkaan pangan, kelaparan dan sebagai dampak yang mungkin ditimbulkan akibat perubahan iklim. (https://www.weforum.org/great-reset)
Tapi jika kita melihat mitra swasta yang digandeng WEF, artinya akan ada kontrol perusahaan swasta pada proses transformasi global tersebut. (https://childrenshealthdefense.org/news/wikileaks-revelations-expose-corporate-abuse-expense/)
Dengan kata lain kita bisa katakan bahwa TGR nggak lain koalisi perusahaan swasta yang akan memangku kepentingan serta akan mengendalikan sebanyak mungkin elemen kehidupan, dari mulai data digital hingga makanan yang akan dikonsumsi manusia.
Dan WEF sendiri telah mengakui hal tersebut bahwa akan ada koalisi bersama antara semua pihak untuk mendefinisikan, mendiskusikan dan memajukan masalah utama bagi agenda global. (http://www3.weforum.org/docs/WEF_Institutional_Brochure_2016.pdf)
Jadi perusahaan swasta diperlukan sebagai ‘wakil’ masyarakat untuk mengatasi tantangan sosial dan mengatasi masalah lingkungan. Ini yang kemudian menghasilkan postulat baru: kapitalisme pemangku kepentingan. (https://time.com/5742066/klaus-schwab-stakeholder-capitalism-davos/)
Prof. Klaus Schwab sendiri sudah ngomong berkali-kali bahwa krisis yang disebabkan oleh pandemi Kopit, jangan pernah disia-siakan. Artinya krisis ini harus dimanfaat sebesar-besarnya untuk menghasilkan sesuatu yang ‘baru’. (https://decentbooks.com/pdf-epub-covid-19-the-great-reset-download-97743367213/)
Dalam mempromosikan programnya tersebut, WEF menggandeng TIME yang fungsinya adalah sebagai corong propaganda. “Pandemi Kopit memberikan kesempatan bagi kita untuk dapat mengubah gaya hidup kita,” ujar Benioff selaku Direktur TIME. (https://time.com/collection/great-reset/)
Ya jelas aja WEF menggandeng TIME. Lha wong Marc Benioff sendiri merupakan anggota dewan WEF. Apa cuma kebetulan? (https://www.weforum.org/agenda/authors/marc-benioff)
Nah dalam menggandeng mitra swasta, WEF berencana untuk mengatur ulang tata kelola pangan, khususnya yang berkaitan dengan rekayasa genetika untuk tujuan pangan yang ‘berkelanjutan’. (https://childrenshealthdefense.org/defender/database-scientific-studies-gmos/)
Dan salah satu mitra strategis WEF adalah Forum EAT. Inilah yang akan mengatur agenda politik yang menyangkut soal pangan ke depannya. (https://eatforum.org/)
EAT sendiri didirikan oleh Wellccome Trust dan juga GlaxoSmithKline. (https://www.stockholmresilience.org/research/research-news/2016-03-23-introducing-the-eat-foundation.html)
Dan untuk memudahkan pekerjaannya, EAT bekerja sama dengan banyak negara yang tersebar dari Eropa hingga Afrika. (https://eatforum.org/the-global-eat-lancet-events/)
Satu program EAT yang paling menonjol adalah proyek yang menggandeng UNICEF dalam membuat pedoman pola makan baru demi terwujudnya pembangunan berkelanjutan. (https://eatforum.org/learn-and-discover/unicef-and-eat-announce-collaboration/)
Sungguh mulia cita-citanya. Apakah demikian adanya?
Sayangnya Prof. Frederic Leroy seorang pakar pangan dari Universitas Brussels justru menyatakan sebaliknya. “EAT bekerjasama dengan beberapa perusahaan daging sintetis dengan tujuan untuk mengganti makanan bergizi dengan kreasi laboratorium yang dimodifikasi secara genetik.” (https://www.carnisostenibili.it/en/new-research-confirms-it-again-animal-source-foods-if-properly-produced-are-fundamental-for-our-well-being-excluding-them-would-be-disastrous/)
Dan salah satu perusahaan yang dimaksud adalah Impossible Foods yang didanai oleh Bill Gates. (https://www.cnbc.com/2019/03/08/bill-gates-backed-impossible-burger-ceo-patrick-brown-on-fighting-meat.html)
Uniknya, sebuah penelitian baru-baru ini mengungkap bahwa daging sintetis yang diproduksi Impossible Foods mengandung kadar glifosat 11 kali lebih tinggi dari perusahaan sejenis lainnya. Dan kandungan glifosat yang tinggi dapat memicu kanker pada tubuh seseorang. (https://d3n8a8pro7vhmx.cloudfront.net/yesmaam/pages/8069/attachments/original/1557958339/COA_S0004900_Impossible_Burger_and_Beyond_Meat_patty_-_glyphosate.pdf)
EAT sendiri punya program besar yang dinamakan FReSH yang isinya mitra swasta seperti: Bayer, Cargill, Syngenta, Unilever, hingga Big Tech sekelas Google. (https://eatforum.org/initiatives/)
“Pertanyaannya, kalo perusahaan farmasi sekelas Bayer dan Unilever sudah main di proyek ‘pangan’, apa kira-kira yang akan terjadi pada pangan yang dihasilkan?” ungkap Prof. Leroy.
Lantas apa alasan utama Schwab dalam menggandeng mitra swasta?
Akibat pandemi, maka akan ada kelangkaan pangan secara global. Dan untuk mengatasi masalah ini maka tidak ada cara lain selain memodifikasi pangan secara genetik. Pihak swasta-lah yang punya cukup modal dalam mengeksekusi program tersebut. (https://www.feedingamerica.org/research/coronavirus-hunger-research)
Dengan EAT, maka krisis pangan dan pola makan masa depan yang ‘berkelanjutan’ dapat diatasi. (https://www.weforum.org/agenda/2019/01/why-we-all-need-to-go-on-the-planetary-health-diet-to-save-the-world/)
Dan untuk menjalankan program ini, setiap individu di dunia harus tunduk pada aturan yang akan diterapkan secara global. (https://www.thelancet.com/journals/lancet/article/PIIS0140-6736(18)31788-4/fulltext)
Gila bener.
Lalu, apakah demikian baiknya tujuan yang akan dicapai EAT?
Nggak juga. Setidaknya Prof. Leroy mengatakan, “Itikad sesungguhnya adalah pengurangan konsumsi daging, pangan dan susu dari populasi global sebanyak 90% dan menggantinya dengan daging, sereal dan minyak yang semuanya sintetis.”
Semoga anda paham akan konsekuensi pangan yang akan konsumsi pasca pandemi berlalu.
Salam Demokrasi!!
(*Penulis adalah analis Geopolitik dan mantan Aktivis 98)
Mas BG juga suab menabuh genderang akan ada perubahan iklim ekstrim san sudah dimulai di texas.
Rasaya kejadian di Texas bukan sekedar kebodohan gubernurnya, mgkin sudah dirancang bajingan BG yg akan merambah global.
Gimana ya mas
Kejadian di Texas mmg murni kebodohan sang gubernur, kalo dilihat dr jumlah korban tewas dan kebijakan yg diambilnya.
Kalo bicara analisa, Texas adalah menu “pembuka’ utk kejadian alam yg lbh dahsyat lagi dipicu hadirnya fenomena alam Grand Solar Minimum.