Makan Serangga di Singapura
Oleh: Ndaru Anugerah – 08082024
Kalo anda warga Gunung Kidul, mungkin anda sudah terbiasa makan serangga, entah untuk dijadikan cemilan ataupun lauk makan. Banyaknya pedagang di pinggir jalan yang menawarkan makanan serangga, bisa jadi indikasi kuat atas asumsi itu.
Tapi bagi orang Indonesia pada umumnya, makanan serangga bukanlah hal yang lumrah untuk disantap. Malah mayoritas merasa gimana gitu saat melihat serangga yang biasa keliaran di alam bebas, tetiba ada dalam bentuk maanan siap santap.
Bahkan anak kecil kalo ditanya mau nggak makan jangkrik, jawabannya: tentu nggak mau.
Tapi tahukah anda, bahwa negara tetangga kita, Singapura, telah mengeluarkan beleid yang isinya menyetujui 16 jenis serangga untuk di konsumsi sebagai makanan. (https://www.theguardian.com/environment/article/2024/jul/10/singapore-approves-insects-eat-food)
Bentuknya macam-macam, mulai dari kepompong ulat sutra, jangkrik, larva ngengat, lebah madu, belalang sembah, ulat hong kong hingga larva kumbang badak raksasa.
Anda mungkin bertanya, kok bisa negara maju ala Singapura mengeluarkan kebijakan aneh yang katanya aman dikonsumsi bagi manusia?
Karena Badan Pangan Singapura (SFA) telah memberikan lampu hijau agar industri pangan serangga yang terbilang baru di negara tersebut, bisa berkembang. “Daripada impor, kenapa nggak dikembangkan di negeri sendiri?” begitu kurleb-nya. (https://www.sfa.gov.sg/docs/default-source/circulars/2024/trade-circular-on-import-of-insects.pdf?sfvrsn=3bdccb94_1)
Pemicunya adalah endorsement yang diberikan oleh Badan Pangan Dunia (FAO) yang menyatakan bahwa dengan mengonsumsi serangga sebagai pangan, maka langkah ini dinilai ramah lingkungan.
Jika ini terus dilakukan sebagai kebiasaan, maka tujuan pembangunan berkelanjutan alias SDG di 2030 mendatang, bakal bisa terwujud.
Begitu kira-kira road map-nya.
Saya pernah bahas tentang ini beberapa tahun yang lalu. (baca disini dan disini)
Jadi, jika anda pergi plesiran ke Singapura, dan sempat mampir ke House of Seafood, disana bakal banyak anda temukan sajian makanan berbahan dasar serangga.
Bentuknya beraneka ragam dari mulai sushi berbahan dasar ulat sutra plus jangkrik, kepiting telur asin dengan cacing super, hingga bakso yang diberi hiasan cacing. (https://www.straitstimes.com/singapore/sfa-approves-16-insect-species-for-food-companies-gear-up-to-offer-new-dishes-and-products)
Pokoknya yummy abissss..
Anda perlu tahu bahwa sebanyak 128 negara di dunia, telah menyantap serangga sebagai bahan pangan keseharian mereka. Terbanyak di Asia, Afrika dan beberapa negara di Amerika Latin. (https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC10904393/)
Nggak heran jika Singapura yang selama ini menjadi negara boneka Ndoro besar di Asia Tenggara, bakal mengeluarkan kebijakan tersebut.
Harapannya satu, negara-negara tetangga bakal meniru beleid itu. “Kalo Singapura saja sudah memulainya, kenapa negara kita nggak ikutan?”
Anyway, makan serangga apa anda hari ini?
Salam Demokrasi!!
(*Penulis adalah analis Geopolitik dan mantan Aktivis 98)