Kala Asupannya Kurang
Oleh: Ndaru Anugerah
Anak saya sering bermain bersama teman-temannya di luar rumah. Alasannya klasik, demi menghilangkan rasa bosannya di rumah. Beberapa kali dia kehujanan. Akibatnya kepalanya agak pusing.
Ini sudah beberapa kali terjadi sejak plandemi, dan treatment yang saya berikan salah satunya adalah dengan memberikan vitamin D. Besoknya kondisi badannya sudah pulih kembali seperti biasa. Begitu terus siklusnya.
Istri saya kemudian tanya: kenapa kok diberi vitamin D?
Setidaknya ada 2 alasan.
Pertama, saat anak disuruh belajar online, saya perhatikan gurunya jarang atau nggak pernah kasih instruksi siswanya untuk berjemur. Saat online berlangsung, ironisnya itu jam-jam yang paling bagus untuk seseorang berjemur guna mendapatkan paparan sinar matahari.
Dengan kurangnya paparan sinar matahari, menjadi logis jika kadar vitamin D-nya menipis. Guna menutup defisiensi ini, maka pemberian vitamin D mutlak dipelukan. Bahkan Dr. Ryan Cole sendiri bilang, “Vitamin D dibutuhkan untuk meningkatkan imun seseorang.” (baca disini)
Alasan kedua, vitamin D sangat dibutuhkan untuk memerangi Kopit. Penelitian terbaru yang dilakukan Dr. Lorenz Borsche menyatakan bahwa jika kadar vitamin D dalam darah kurang dari 50ng/Ml, seseorang rentan terinfeksi Kopit. (https://www.mdpi.com/2072-6643/13/10/3596/htm)
Temuan yang didapat Dr. Borsche selaras dengan fakta di lapangan yang menyatakan bahwa mayoritas orang yang terinfeksi Kopit, ditemukan kadar vitamin D-nya dalam darah sangat rendah. (https://www.uchicagomedicine.org/forefront/coronavirus-disease-covid-19/vitamin-d-covid-study)
Kenapa ini bisa terjadi?
Menurut pendapat Dr. Borsche, si Kopit yang ditenggarai menyebabkan badai sitokinin, kemudian mengakibatkan tubuh seseorang mengalami inflamasi alias peradangan. Untuk mengatasi masalah ini, vitamin D dibutuhkan guna menyetabilkan kondisi akibat inflamasi tadi. Bukankah pusing adalah salah satu manifestasi dari peradangan?
Pendapat senada juga dilontarkan oleh Dr. Nipith Charoenngam yang menyatakan bahwa vitamin D sangat diperlukan untuk mengatasi Kopit. (https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/33744444/)
“Berdasarkan studi eksperimental, kadar vitamin D yang rendah dalam tubuh seseorang akan sebanding dengan tingkat keparahan penyakit yang diakibatkan si Kopit,” ungkap Dr. Charoenngam.
Sekali lagi, beliau merekomendasikan kadar vitamin D dalam darah, sebaiknya pada kisaran 40-60 ng/mL agar nggak terkena si Kopit.
Dengan kata lain, vitamin D lebih efektif dalam memerangi Kopit ketimbang vaksin. Selain harganya murah, juga tidak menimbulkan efek ketergantungan dan efek samping yang mengerikan. (https://www.theblaze.com/op-ed/horowitz-studies-show-an-aggressive-vitamin-d-campaign-could-have-prevented-nearly-all-covid-deaths#toggle-gdpr)
Saran saya: siapkan suplemen murah ini di rumah. Terutama saat musim hujan.
Kalo ada yang mau tanya berapa dosis harian ideal menurut pakar kesehatan, bisa ketik dikolom komentar.
Salam Demokrasi!!
(*Penulis adalah analis Geopolitik dan mantan Aktivis 98)
0 Comments