Foreign Black Propaganda Operation


527

Foreign Black Propaganda Operation

Menarik apa yang dikemukakan oleh pengamat intelijen jebolan UI, Ridlwan Habib, bahwa ada operasi intelijen asing yang tengah bermain di Indonesia. Tujuannya satu: operasi cipta kondisi chaos, jelang pilpres 2019.

Pertanyaannya: kenapa mereka menginginkan kondisi rusuh? Sapa yang dirugikan bila kondisi rusuh tercipta?

Saya coba urai wan-bai-wan yah…

Pihak asing, sangat gerah selama ini, terhadap kepemimpinan jokowi. Kenapa mereka gerah? Karena kepentingan bisnis mereka diutak-atik dan ujung-ujungnya mereka dibuat keok tak berdaya. Dimata mereka, jokowi jelas ngajak perang. Sebab selama ini, belum ada yang berani melawan kepentingan mereka di Indonesia, utamanya sejak Orde Baru berkibar.

Ambil contoh yang paling sederhana, divestasi Freeport. Sebenarnya Freeport hanya simbol kepentingan bisnis asing (baca: Amerika) di Indonesia. Hanya simbol!! Bukan yang utama. Pertanyaannya: kalo yang bukan utama saja sudah berani di urik-urik, gimana kepentingan yang lain, nantinya?

Sejak itu, situasi gaduh pun kerap digelar. Dan menemui momentumnya saat pilkada DKI 2017, dimana anak emas jokowi terpaksa dibuat terkapar saat itu. Coba kita sedikit jeli, apakah pengerahan massa dalam jumlah banyak di Monas (212), bisa terjadi tanpa ada campur tangan intelijen didalamnya? Apa iya sasaran tembak demo saat itu, cuma sekelas Ahok??

Eniwei, kita harus acungkan jempol, pihak intelijen Indonesia yang mampu membuat gerakan kontra intelijen, sehingga kondisi chaos bisa diredam saat itu.

Lanjut mang…

Selanjutnya, siapa yang menjadi proxy war kepentingan intelijen asing di Indonesia? Menurut Ridlwan Habib, mereka-lah selama ini kerap meneriakkan slogan dengan sentimen RAS yang massif. “Cek di medsos, video-video tentang TKA,” ungkapnya. Atau kalo kita mau mengulas lebih lanjut, isu kebangkitan PKI, antek Aseng, pribumi-non pribumi dan kriminalisasi ulama, itu juga bagian dari skenario mereka.

Tujuannya semua isu itu adalah menciptakan suasana gaduh, dan itu yang sangat diantisipasi untuk tidak boleh terjadi oleh jokowi. Dan semua isu itu mengerucut pada siapa yang jadi lawan jokowi nanti pada pilpres 2019.

Ya, betul!! Hanya seorang yang punya background militer yang mampu mengantisipasi semua “isu-isu” yang sengaja mereka kembangkan tengah terjadi di Indonesia.

Hmm… siapa ya kira-kira?? (*mode belgi/belaga gila ON)

Setidaknya, sudah mulai jelas peta pertarungan ke depannya…

“Terus kita musti gimana, bang?” tanya seorang kawan di ujung whatsapp.

Begini yah.. Intelijen kita sudah membuat gerakan kontranya. Cuma belum optimal. Butuh dukungan kita-kita. Caranya? Jangan hanya diam melihat hoax-hoax itu bertebaran di dunia maya. Buat gerakan kontra-hoax. Tulis dikomen, buat grup-grup dukungan untuk melawan semua hoax itu. Katakan dengan lantang bahwa semua isu tersebut HOAX disertai bukti-buktinya.

Saya analisa, 2019 akan menjadi pilpres terpanas dalam sejarah.

Sepanas hati bibib yang ada di Saudi sana, saat menanti neng Firza…

 

Salam Denokrasi!!

(*Penulis adalah mantan Aktivis 98 GEMA IPB)

 

 

 

 

 

 

 


0 Comments

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!