Siapa Lenin?


505

Siapa Lenin?

 Oleh: Ndaru Anugerah – 26052025

Bagi kaum Marxis, sosok Lenin dianggap sebagai salah satu soko guru yang revolusioner. Tanpa Lenin, nggak mungkin ada revolusi proletar yang kelak membawa Rusia menjadi Soviet.

Pertanyaannya: apakah Lenin sosok yang revolusioner?

April 1917. Seorang bernama Vladimir Lenin dan 32 revolusioner Rusia lainnya, melakukan perjalanan bersejarah, dengan menggunakan kereta api dari Swiss melalui Swedia menuju Petrograd (yang sekarang dikenal sebagai St. Petersburg), Rusia.

Apa tujuan keberangkatan mereka?

Untuk bergabung dengan kamerad Leon Trotsky dalam mewujudkan rencana besar mereka untuk menuntaskan revolusi proletar yang akan melikuidasi kepemimpinan Tsar Nikolas II di Rusia. (https://ia601604.us.archive.org/14/items/pdfy-jzdqXvsS5ZHaHNVy/Antony%20Sutton%20-%20Wall%20Street%20%26%20The%20Bolshevik%20Revolution.pdf)

Kok bisa seorang Lenin melakukan perjalanan kereta api melalui Jerman, yang kala itu tengah bergelut di Perang Dunia I?

Karena adanya dukungan Jerman. Jerman bukan saja menyetujui, memfasilitasi tetapi juga membiayai upaya Lenin dalam menggelar revolusi proletar di Rusia. (https://historyofyesterday.com/when-germany-funded-the-russian-revolution/)

Ngapain Jerman mendukung upaya revolusi kaum Bolshevik?

Alasan klasik.

Pertama, Jerman yang kala itu dikeroyok habis-habisan oleh 2 negara tangguh di Eropa pada Perang Dunia I, tentu tidak menginginkan musuh tambahan sekelas Rusia yang kala itu telah bergabung dengan Triple Entente (Inggris dan Prancis), semasa kepemimpinan Tsar.

Aliasnya, jika dukungan Tsar pada Entente diakhiri, maka di Rusia harus ada konflik internal yang bisa mendepak posisi Tsar dari kursi singgahsana.

Dan sosok yang terlihat ‘bersinar’ karena berpotensi menggantikan Tsar adalah Vladimir Lenin. Jika sosok Lenin kemudian mendapat endorsement dari kekaisaran Jerman, yah itu sangat masuk akal.

Berdasarkan rekomendasi-nya dikatakan bahwa Lenin adalah “sosok pria yang luar biasa penting yang memiliki kekuatan yang luar biasa yang tentu saja bisa dimanfaatkan selama perang berlangsung.”

Kedua, karena adanya campur tangan dari klan Ndoro besar.

Maksudnya gimana?

Adalah Kanselir Theobald von Bethmann-Hollweg yang memberikan ‘restu’ bagi seorang Lenin dalam melakukan perjalanan melintasi Jerman untuk kembali ke Rusia.

Selaku kanselir, Hollweg adalah keturunan bankir bernama Frankfurt Bethmann yang terkoneksi dengan Rothschild. (https://www.liquisearch.com/bethmanns_and_rothschilds/as_seen_by_writers/johann_philipp_freiherr_von_bethmann)

Hollweg diangkat menjadi kanselir di tahun 1909 dan tragisnya mendapat mosi tidak percaya dari Reichstag (lembaga legislatif) Jerman di tahun 1913, yang berujung pada pengunduran dirinya di tahun 1917.

Masalahnya, saat menjabat Hollweg-lah yang membrerikan ‘lampu hijau’ bagi kaum revolusioner Bolshevik untuk hijrah ke Rusia. Dan parahnya, rencana hijrah tersebut tidak diketahui secara langsung oleh Kaisar Jerman Wilhelm II, sebagai kepala negara saat itu.

Tetiba, jig-ijag-ijug-ijag-ijug, Lenin sudah sampai ke Rusia, saja. Titik.

Dengan kata lain, rencana Hollweg ini selaras dengan rencana sang Ndoro besar yang akan mengeruk SDA Rusia saat kaum Bolshevik berkuasa. (baca disini dan disini)

Makanya saat Max Warburg selaku salah satu pemain kunci dalam kartel Ndoro besar mendirikan penerbit (yang digunakan sebagai corong propaganda kaum Marxis) di Rusia di tahun 1916, dan mendapat bantuan dana dari industrialis Jerman sekelas Hugo Stinnes yang menyumbang dua juta rubel, dapat terjadi.

Yah, karena ada niatan sang Ndoro untuk memberi jalan bagi Lenin. (https://libraryofrickandria.com/rockefeller-communism/)

Berbekal skenario ini-lah, Lenin yang awalnya berada di pengasingan-nya di Swiss (karena kegagalan-nya pada revolusi Marxis di tahun 1905), langsung gercep dengan ambil inisiatif untuk kembali ke Rusia.

Hanya saja, untuk kembali ke Rusia nggak semudah membalikkan telapak tangan. Mau minta dukungan siapa, mengingat Inggris dan Prancis saja (yang satu kubu di Entente) menolak itikad-nya untuk kembali ke Rusia karena pemikirannya tentang perang besar melawan Kapitalis.

“Kalo Lenin dibiarkan kembali, maka suatu saat ide besar-nya untuk berperang dengan kapitalisme, bakal diwujudkannya-nya. Dan ini dapat menjadi bahaya bagi Inggris dan Prancis yang menjalankan sistem kapitalisme,” begitu kurleb-nya.

Dan jalan masuk bagi seorang Lenin untuk berkuasa adalah lewat jaringan bankir yang ada di Jerman. Imbal balik-nya adalah saat dirinya berkuasa di Rusia, maka Rusia akan tarik diri dari Triple Entente.

Benar saja.

Saat dirinya berkuasa di Rusia, Lenin menepati janjinya dengan menandatangani gencatan senjata dengan Jerman dan sekutunya. Dan itu terjadi di Maret 1918 lewat Perjanjian Brest-Litovsk. (https://alphahistory.com/russianrevolution/lenin-on-signing-brest-litovsk-treaty-1918/)

Dengan adanya perjanjian tersebut, Rusia nggak lagi terlibat pada Perang Dunia I melawan Jerman, meskipun Rusia adalah bagian dari Triple Entente.

Tapi dua hal yang Jerman lupakan.

Seperti yang ditulis oleh Mayor Jenderal Max Hoffman, “Kami tidak mengetahui atau meramalkan bahaya bagi kemanusiaan dari konsekuensi perjalanan kaum Bolshevik ke Rusia.”

Berapa banyak juta korban revolusi Bolshevik yang terjadi Rusia, demi mewujudkan kediktatoran proletariat?

Dan yang kedua, ibarat memelihara anak macan, ujung-ujungnya Rusia yang kemudian ‘membesar’, kembali menyerang Jerman pada sesi Perang Dunia II, di bawah kepemimpinan Joseph Stalin.

Jadi siapa sosok Lenin yang dikenal revolusioner oleh para pendukungnya?

Silakan anda simpulkan sendiri.

Salam Demokrasi!!

(*Penulis adalah analis Geopolitik dan mantan Aktivis 98)


error: Content is protected !!