Proyek Buat Takut Terus Berlanjut
Oleh: Ndaru Anugerah
Bagaimana agar orang kehilangan akal sehat dan sikap kritisnya?
Dengan cara menyebar ketakutan sebagai alat propaganda secara terus menerus. (baca disini dan disini)
Akhir tahun lalu, Hollywood merilis film terbaru mereka yang diberi judul Songbird, yang disutradarai oleh Adam Mason dan diproduksi oleh Michael Bay. Film itu sendiri memanfaatkan situasi pandemi sebagai latar belakanganya. (https://www.reuters.com/article/variety-idUSL4N2I240M)
Lalu apa cerita film tersebut?
Ceritanya ada sepasang kekasih yang bernama Nico dan Sara yang telah menjalin kisah cinta selama pandemi Kopit di AS sana, pada tahun 2024. Dalam film tersebut dikisahkan bahwa Kopit telah bermutasi menjadi Covid-23 yang lebih lethal.
Nah virus Kopit jenis baru tersebut telah bermutasi sedemikian hebatnya, sehingga yang diserang bukan lagi organ pernafasan, tetapi menyasar otak manusia. Apa nggak seram?
Tentu saja film tersebut bakal mengumbar hal yang sifatnya lebay ala Hollywood lainnya. Misalnya dikisahkan bahwa pandemi Kopit yang berlangsung lama hingga mencapai 214 minggu alias lebih dari 4 tahun sejak 2020 silam.
“Apakah Hollywood membawa pesan tertentu dari sang Ndoro besar?”
Hal lebay lainnya yang diekspos adalah tingkat kematian. Dalam film tersebut diceritakan bahwa angka kematian di Los Angeles mencapai 8,4 juta orang.
Terus, bagaimana dengan orang yang terinfeksi Kopit baru tersebut?
Ya wajib masuk kamp karantina. Ini dilakukan setelah ‘polisi sanitasi’ menggerebek rumah orang yang dicurigai terkena infeksi Kopit.
Dan proganda ala Hollywood ini melengkapi kampanye ketakutan yang selama ini dibesut oleh media mainstream kepada warga dunia. Jadi kalo anda lihat film ini, dijamin anda main kena program ‘cuci otak’ lewat propaganda yang sengaja dibuat untuk tujuan tersebut.
Perlu anda ketahui, bahwa Hollywood telah menjalin kemitraan dengan CIA sebagai corong propaganda deep-state. Silakan anda baca buku Tricia Jenkins yang berjudul ‘The CIA in Hollywood: How The Agency Shapes Film and Television’. Jadi jangan aneh dengan hadirnya film tersebut.
Saran saya, ya namanya film memang harus lebay bin alay. Kalo nggak lebay, mana mungkin filmnya laku di pasaran? Just enjoy the show.
Apakah anda jadi takut gegara lihat tuh film propaganda?
Kalo itu terjadi, maka berarti akal sehat anda telah hilang.
Salam Demokrasi!!
(*Penulis adalah analis Geopolitik dan mantan Aktivis 98)
0 Comments