Vaksin Dulu, Baru Terbang
Oleh: Ndaru Anugerah
Bagaimana wajah penerbangan pasca pandemi? Pernah dengan COVI-PASS?
Dalam sebuah konpers, Tony Fernandes selaku CEO Air Asia mengatakan bahwa ke depannya, siapapun warga Asia yang hendak melakukan penerbangan melintasi batas negara, wajib mendapat suntikkan vaksin Kopit terlebih dahulu. (https://es.reuters.com/article/idUKL4N2IP1IN)
“Jadi siapapun nggak bisa melakukan perjalanan udara tanpa divaksin terlebih dahulu,” begitu ungkap Fernandes.
Saat ini Air Asia telah menerapkan kartu kesehatan digital yang dikasih nama Scan2Fly, meskipun masih opsional dan dalam penggunaan rute terbatas Singapura, Kuala Lumpur, Surabaya dan Jakarta. (https://www.airasia.com/aa/about-us/en/gb/scan2fly.html)
Pada tataran teknis, setiap penumpang diminta untuk mengunggah catatan medis saat check-in via online, terutama data yang berkaitan dengan Kopit.
Air Asia nggak sendirian dalam meluncurkan paspor vaksinasi.
Cebu Pacific selaku maskapai penerbangan terbesar di Filipina juga akan melakukan hal serupa. “Saya pikir semua negara wajib menerapkan paspor digital secara global,” ungkap CEO Cebu Pacific. (https://summit.news/2020/12/07/another-airline-announces-that-covid-passports-will-be-essential-for-travel/)
Korea Air juga punya niatan yang sama, dimana calon penumpangnya wajib divaksin Kopit terlebih dahulu sebelum terbang. (https://summit.news/2020/11/25/korean-air-real-possibility-that-airlines-will-mandate-passengers-be-vaccinated-before-travel/)
Qantas Airlines di Aussie bahkan sejak November sudah keluarin edaran bagi calon penumpangnya untuk divaksin Kopit sebagai bagian new normal. (https://summit.news/2020/11/23/qantas-airways-ceo-says-covid-vaccination-will-be-mandatory-for-travel/)
Memang semua bandara di seluruh dunia sudah menyiapkan perangkat paspor digital? Saat ini masih dalam tahap ujicoba dan masih perlu penyempurnaan. (https://summit.news/2020/10/07/airports-begin-testing-covid-passport-that-will-record-whether-someone-has-been-vaccinated-before-travel/)
Ke depannya akan ada paspor digital yang dinamakan CommonPass alias COVI PASS yang akan berlaku di seluruh dunia dengan sistem pindai. Tebak siapa yang menginisiasi proyek ini? World Economic Forum. (https://summit.news/2020/11/13/report-airlines-to-require-health-pass-vaccine-certificate-before-allowing-passengers-to-fly/)
Dan untuk keperluan COVI PASS, ratusan perusahaan IT dilibatkan agar proyek ini bisa berjalan tanpa hambatan. (https://www.uktech.news/news/covid-19-verified-passport-worlds-first-by-a-british-tech-firm-20201207)
Bisa disimpulkan bahwa rencana vaksinasi global sudah bukan optional lagi sifatnya. Kenapa? Karena kalo anda mau melakukan perjalanan by air sudah pasti anda bakal ditanya apakah anda sudah divaksin apa belum. Setidaknya begitu.
Selanjutnya apa ini hanya berlaku di masa pandemi?
Kalo hanya bersifat temporal, ngapain juga melibatkan perusahaan IT papan atas dunia dalam membuat paspor digital tersebut? Bukankah pakai perusahaan abal-abal lebih hemat biaya?
Aliasnya ini akan bersifat permanen dengan jargon utama yaitu: New Normal.
Apakah hanya data vaksinasi yang akan terkoneksi lewat sistem COVI PASS? Dan mungkinkah paspor digital tersebut bisa dilakukan tanpa pakai biometrik?
Salam Demokrasi!!
(*Penulis adalah analis Geopolitik dan mantan Aktivis 98)
Apakah ini yg dinamakan new world order bang?
this leads to it.
Berarti kalau keluar negeri kaga mau lewat udara gunakan kapal laut aja dah bang
emang di bagian imigrasi negara tujuan nggak ada proses scanning juga?
Kira-kira apa yang harus diperbuat untuk jalan keluarnya supaya tidak mengikuti program vaksinasi ini dan program ID Digital ini ?, sepertinya kita sudah jadi tahanan di bumi ini.
program nggak akan bisa dibatalkan kecuali semua punya kesadaran yg sama ttg skenario tsb. pertanyaan sederhana: sudahkah orang2 di sekitar anda punya pemahaman ttg skenario tsb?
Tidak Bang,
Untuk memahami hal ini harus mengerti ekonomi, bisnis, sosial dan politik.
nice answer.