Spekulasi Jack Ma
Oleh: Ndaru Anugerah
Miliarder China, Jack Ma nggak tampil di depan umum dalam beberapa minggu terakhir. Spekulasi ‘hilangnya’ beliau, memunculkan banyak spekulasi, dari mulai ‘diculik’ hingga ‘dibunuh’.
Lantas pertanyaan datang kepada saya, “Jack Ma masih hidup apa nggak, Bang?”
Teka-teki hilangnya Kim Jong Un di tahun 2020 kemarin, juga memunculkan beberapa spekulasi.
Saat media mainstream Barat memberitakan kemungkinan mati-nya sosok karismatik Korut tersebut, langsung dugaan tersebut saya tepis. Belakangan, analisa saya terbukti benar. Kim Jong Un baik-baik saja, dan nggak mati seperti yang dibahas oleh media mainstream (baca disini)
Untuk menjawab teka-teki yang sama, kita lihat dulu fakta yang ada.
Pada 24 Oktober 2020, saat berpidato di sebuah konferensi di Shanghai, Jack Ma menyerang sistem perbankan negara komunis tersebut dan menyerukan reformasi. “Bank-bank China tanpa lelah memberikan pinjaman kepada perusahaan yang nggak membutuhkan uang,” ungkap Ma.
Selain itu Ma menambahkan, “Ada konflik antara inovasi keuangan dan regulasi China yang menghambat kemajuan.” (https://www.wisdomtree.eu/nl-be/blog/2020-12-17/why-we-are-still-optimistic-on-china-s-internet-companies)
Ma mau ngomong kalo bank-bank China beroperasi dengan mentalitas ‘pegadaian’ dengan sistem yang jadul serta nggak bisa menjawab kebutuhan pasar. “Gimana kita bisa mengatur masa depan dengan konsep usang?” tukas Ma. (ttps://www.businessinsider.com/jack-ma-financial-regulations-ant-group-alibaba-2020-10)
Masalahnya, pidato yang disampaikan Ma tersebut, hanya beberapa minggu sebelum penawaran umum perdana (IPO) Grup Ant yang disokong oleh Ma. Total nilai saham Grup Ant tersebut dalam IPO ditaksir senilai USD 35 milyar. Angka yang fantastik.
Dan sebelum launching IPO tersebut sukses digelar, otoritas China menangguhkan acara tersebut dengan alasan ‘masalah besar’.
Apa yang dimaksud dengan masalah besar?
Nggak lain adanya dugaan praktik anti-trust yang dilakukan oleh Alibaba selaku anak perusahaan Grup Ant. Pada tataran teknis, Alibaba diduga melakukan praktik monopoli yang memaksa pedagang menjual barang dagangan mereka di Alibaba untuk menghindari platform saingan.
Dan Ma disarankan untuk tetap tinggal di China selama penyelidikan digelar. (https://www.independent.co.uk/news/world/asia/jack-ma-missing-china-billionaire-b1781853.html)
Alih-alih mau buat sejarah sebagai IPO terbesar di dunia, gegara penangguhan tersebut saham Ant Group malah anjlok di pasaran. Dan Ma merugi cukup banyak.
Apa yang dikehendaki otoritas keuangan berwenang di China terhadap Ant Group? Kembali ke fitrah sebagai penyedia layanan pembayaran (fintech) dan bukan malah menjadi rente. (https://www.rt.com/business/511091-jack-ma-china-scrutiny/)
Sejak itu, kabar tentang Jack Ma nggak lagi terdengar di depan publik. (https://sputniknews.com/asia/202101041081642462-plot-thickens-as-twitterati-begin-questioning-suspicious-disappearance-of-alibaba-founder-jack-ma/)
Ini nggak berlebihan.
Saat dijadwalkan untuk menjadi juri pada acara Africa’s Business Heroes pada 1 Januari 2021 silam, foto Ma justru dihapus dari situs we pertunjukkan dan diganti orang lain. Dan nggak ada keterangan dari pihak Alibaba. Makin geger-lah orang-orang menanggapi hal tersebut. (https://www.ft.com/content/a91dfeae-da1e-4348-8212-bbfbe94d93bd)
Ada apa?
Kalo anda baca ulasan melalui media mainstream, beritanya cenderung sama aja, dimana pemerintah komunis China sengaja ‘menghabisi’ Jack Ma, karena tersinggung atas pidato yang dilontarkannya. Titik.
Paling, pernyataan Guo Wengui (seorang mantan milyader China yang kabur dari China karena terkena kasus) yang terus diulang-ulang kek kaset kusut. (https://www.nytimes.com/2018/01/10/magazine/the-mystery-of-the-exiled-billionaire-whistleblower.html)
“Kemungkinan besar Ma nasibnya akan berakhir di penjara atau mati pada tahun depan karena pemerintah Tiongkok akan mengambil bisnis Ma yang cukup menguntungkan tersebut,” demikian ungkap Wengui.
Pernyataan spekulatif inilah yang dijadikan pegangan tentang nasib Ma.
Masa iya, pemerintahan China mau ambil perusahaan seenak jidat kek gitu? Emang mau ambil alih perusahaan raksasa ibarat menggusur pedagang di lapak kakilima? Apa yang akan dilakukan investor kalo benar begitu kejadiannya? Apa nggak menjadi bumerang bagi pemerintah China?
Belum lagi, Jack Ma yang adalah kader Partai Komunis China yang dianggap cukup potensial. (https://www.nytimes.com/2018/11/27/business/jack-ma-communist-party-alibaba.html)
Jadi gimana kemungkinannya?
Kalo Jack Ma sukses membuat Xi Jinping tersinggung karena pidatonya tersebut, itu nggak bisa ditampik. Itu jelas kesalahan fatal yang dilakukan Ma buat rejim sosialis ala China.
Belum lagi sikap Ma yang terang-terangan memberi ‘dukungan’ atas demonstrasi yang dilakukan di Hong Kong pada 2020 silam. “Pemerintah China harusnya mendengar keluhan mereka,” ungkap Ma. (https://www.wsj.com/articles/BL-CJB-24651)
Dan yang terakhir, di balik Alibaba selaku bagian dari Ant Group ternyata ada sosok ‘berpengaruh’ yang mengatur jalannya perusahaan. Dan itu bukan Jack Ma.
Lalu siapa?
Merekalah DST Global dan Silver Lake yang merupakan perusahaan elite global. (https://www.scmp.com/article/979948/alibaba-group-gets-us16b-investment)
Dengan semua tindakan offside yang dilakukan Ma, serta kedekatannya dengan elite global, wajar jika kiranya pemerintah China melakukan ‘pembinaan’ terhadap sosok Ma. Harapannya Jack Ma menyadari siapa dirinya.
Jadi nggak akan lah pemerintah China melakukan apa yang ditudingkan oleh dunia Barat melalui corong media mainstream yang mereka miliki.
Itu namanya lebay!
Salam Demokrasi!!
(*Penulis adalah analis Geopolitik dan mantan Aktivis 98)
0 Comments