Siapa Bermain Dibalik Bom Bali?
Oleh: Ndaru Anugerah
Invasi AS ke Afghanistan setelah serangan WTC di tahun 2001, bisa dianggap sukses karena keterlibatan negara-negara sekutu (NATO) bisa dioptimalkan. (https://www.aljazeera.com/news/2017/8/22/timeline-us-intervention-in-afghanistan-2001-to-2017)
Masalahnya proyek GWOT tidak berhenti dengan hanya invasi ke Afghanistan. Selanjutnya ada Irak yang akan disasar untuk diinvasi pada 2003.
Lantas apa yang bisa dijadikan pembenaran untuk melakukan invasi tersebut oleh negara-negara sekutu?
Tiba-tiba, serangan bom menghantam Bali pada 12 Oktober 2002 dan menewaskan sedikitnya 200 orang yang mayoritas menyasar turis Australia.
Siapa yang dituding sebagai pelaku serangan tersebut?
Nggak lain adalah kelompok teror bernama Jamaah Islamiyah (JI) yang berafiliasi dengan Al-Qaeda. (https://id.wikipedia.org/wiki/Bom_Bali_2002)
Untuk tahu apa itu JI, anda harus tahu dulu apa itu Al-Qaeda?
Al-Qaeda sendiri didukung oleh intelijen Pakistan (ISI) dan juga AS. Al-Qaeda dibentuk dalam rangka perang melawan Soviet di Afghanistan. (https://www.globalresearch.ca/al-qaeda-the-database-2/24738)
Dan JI adalah unit dari jaringan Al-Qaeda yang menerima pelatihan rahasia dari ISI Pakistan sebelum diterjunkan pada Perang Afghanistan.
Sekembalinya dari perang Afghanistan, 272 orang kombatan asal Indonesia membentuk Grup 272 yang dianggap sebagai ‘pahlawan’ di lingkungan Islam karena berhasil berjihad menghadapi komunis Soviet. (https://www.globalresearch.ca/the-political-origins-of-jemaah-islamiyah/1030)
Dan salah satunya adalah Riduan Isamuddin alias Hambali yang merupakan veteran perang Soviet-Afghanistan dan telah mendapat pelatihan di Afghanistan dan juga Pakistan.
Jadi, tanpa adanya perang anti Soviet di Afghanistan yang menyediakan uang berlimpah dan pelatihan bagi para jihadis yang disediakan oleh CIA semasa pemerintahan Jimmy Carter, nggak mungkin jaringan Al-Qaeda maupun JI bisa terbentuk.
Kembali ke laptop…
Apakah dalam melakukan aksi teror di Bali tersebut, JI bermain sendirian?
Nggak juga. Setidaknya dengan melihat kaitan yang telah paparkan di atas, anda tahu apa kaitan antara JI, Al-Qaeda dan juga CIA.
Laporan senada yang dirilis oleh New York Times menyatakan adanya CIA dibalik bom Bali tersebut. (https://www.nytimes.com/2002/11/25/world/threats-responses-south-asia-more-attacks-westerners-are-expected-indonesia.html)
Membaca laporan NYT, Bush meradang dan meminta mama Mega untuk kasih klarifikasi yang intinya AS nggak ada dibalik serangan teror tersebut.
Alih-alih kasih klarifikasi, mama Mega malah bilang, “Negara adikuasi yang memaksa seluruh dunia untuk ikut dengannya. Dan kami melihat bahwa kedamaian dunia nggak akan terwujud kecuali seluruh dunia menuruti apa keingingan negara adidaya tersebut.”
Tindakan yang cukup berani.
Yang lebih mengejutkan lagi, laporan International Crisis Group (ICG) yang menyatakan ada hubungan antara JI dan Badan Intelijen Indonesia. Siapa kira-kira yang dimaksud? (http://www.crisisweb.org/projects/showreport.cfm?reportid=845)
Dalam sebuah wawancara dengan TV SBS Australia di tahun 2005, mantan presiden Abdurrahman Wahid alias Gusdur menyatakan, ada keterlibatan aparatus negara dalam bom Bali 2002 tersebut. (http://www.globalresearch.ca/index.php?context=viewArticle&code=20051014&articleId=1085)
Sampai-sampai Peter Symonds bilang dalam artikelnya, “Sangat nggak masuk akal kalo aparat keamanan dan intelijen Indonesia tidak tahu apa-apa tentang operasi logistik besar-besaran yang terlibat dalam bom Bali tersebut.” (https://www.wsws.org/en/articles/2003/11/ji3-14n.html)
Bisa disimpulkan bahwa JI dalam menjalankan aksinya nggak sendirian.
Pasca serangan teror tersebut, para pejabat intelijen AS secara simultan memperingatkan akan banyaknya serangan teror serupa yang akan menyasar Eropa, Timur Jaun dan juga AS dalam beberapa bulan ke depan. (https://www.files.ethz.ch/isn/50173/07_Bali.pdf)
Dengan kata lain, harus ada tindakan antisipasi cepat sebelum serangan teror bisa meluas.
Nggak pakai lama, setelah mendengar peringatan tersebut Australia langsung kasih persetujuan untuk bergabung pada pasukan koalisi pimpinan AS dalam melakukan GWOT yang menyasar Irak di tahun 2003. (https://www.abc.net.au/news/2014-09-15/mark-corcoran27s-iraq-backgrounder/5743020#:~:text=In%20March%202003%2C%20Australia%20participated,larger%20than%20the%201991%20conflict.)
Padahal sebelumnya gerakan protes anti-perang merebak di negeri Kanguru tersebut.
Apa yang bisa disimpulkan?
Bahwa bom Bali 2002 merupakan akal-akalan AS a.k.a. Ndoro besar semata untuk melakukan invasi ke Irak di tahun 2003.
“Untuk perang suci melawan terorisme, salahnya dimana?” demikian kurleb alasannya.
Salam Demokrasi!!
(*Penulis adalah analis Geopolitik dan mantan Aktivis 98)
0 Comments