Senjakala Sang Primadona
Oleh: Ndaru Anugerah – 09052025
Kita tahu bahwa selama perang Ukraina melawan Rusia berkecamuk, Ukraina mendapat sokongan dana dan persenjataan dari Paman Sam. Ini yang mungkin bisa menjelaskan mengapa Ukraina bisa bertahan dari gempuran AS. Setidaknya sejauh ini.
Masalahnya, sejak Trump berkuasa, angin berubah haluan.
Boro-boro ngebantu, Trump malah caci-maki Zelensky yang dituding sebagai pemimpin korup di Ukraina. (baca disini dan disini)
Padahal, Ukraina mengandalkan pendanaan eksternal untuk mendanai perang.
Kalo nggak ada sokongan dana buat perang, masa iya Zelensky harus jual sempak?
Didorong kondisi yang tidak kondusif karena krisis global, Ukraina mulai mempertimbangkan untuk beralih dari dollar AS ke Euro. Rencana ini diungkapkan Gubernur Bank Sentral Ukraina Andriy Pyshnyi. (https://www.reuters.com/world/europe/ukraine-considers-shift-dollar-euro-amid-geopolitical-realignments-2025-05-07/)
Sebagai gambaran, dollar AS yang awalnya merupakan primadona karena dijadikan mata uang utama dunia, kini mulai ditinggal banyak peminatnya.
Akibatnya jumlah pengguna dollar AS di seluruh dunia sebagai alat transaksi perdagangan, mulai mlorot sekitar 9% sejak Januari silam. (https://apnews.com/article/dollar-trump-tariffs-trade-safe-haven-china-c108fd36a3122f85872ad34ba5f5d977)
Dengan adanya sikap yang diambil Ukraina, ini membuat dollar AS makin ditinggal.
Ironisnya, Ukraina yang selama ini menggunakan dollar AS, sekarang mulai mencampakannya.
Ukraina bukan yang pertama, sebab Moldova juga telah mengubah referensi mata uang dari dollar AS Euro pada 2 Januari silam. (https://www.reuters.com/markets/currencies/moldova-switches-reference-currency-euro-2025-01-02/)
Apa yang bisa disimpulkan?
Langkah yang diambil Ukraina hanyalah cerita pelengkap bahwa memang dollar AS tinggal menghitung jari untuk digunakan.
Dan anda nggak bisa tolak skenario itu. (baca disini)
Salam Demokrasi!!
(*Penulis adalah analis Geopolitik dan mantan Aktivis 98)