Sang Jenius Yang Bicara
Oleh: Ndaru Anugerah
Dallas, 2014. Seorang pria dirawat di salah satu rumah sakit. CDC kemudian melakukan konpers, dan Direktur CDC kala itu (Tom Frieden) mengatakan, “Pria tersebut didiagnosis menderita Ebola.” (http://www.youtube.com/watch%3Fv%3D6Bxencye1cg)
Tahu dari mana kalo pria tersebut terkena Ebola?
Dari hasil test darah yang diklaim sangat akurat oleh CDC. Test itu adalah PCR. Dan saat itu, PCR adalah tes yang dianjurkan untuk mendeteksi seseorang terinfeksi Ebola atau tidak.
Tapi benarkah pernyataan yang dikeluarkan CDC?
Test yang baik itu harus memenuhi standar emas (gold standard).
Maksudnya apa?
Kalo misalnya anda di test pack positif, dan nyatanya anda benaran hamil. Itu baru akurat alat ukurnya, karena mengandung standar emas. Dinyatakan positif hamil dan anda benaran hamil.
Setidaknya tes standar yang baik harus akurat tidak memiliki kekurangan. Selain itu prosedur test yang dilakukan juga harus benar.
Pertanyaan sederhana, apakah test PCR tidak bermasalah?
Justru sangat bermasalah. Salah satu masalah tersebut terjadi saat di awal prosedurnya. Apakah sampel darah yang diambil dari pasien sebenarnya adalah virus, bagian virus, atau hanya serpihan dari sesuatu yang tidak jelas apa itu?
Kalo mau benar prosedurnya, maka sampel darah yang diambil dari pasien, harusnya dimurnikan terlebih dulu untuk memisahkan virus dengan bagian lainnya yang terkandung dalam darah. Dan bukan langsung dimasukkan dalam alat yang bernama PCR tersebut. (https://www.researchgate.net/publication/236147735_Extraction_and_purification_of_nucleic_acids_from_viruses)
Yang kedua, masalahnya ada pada alat test tersebut. Para peneliti mengklaim bahwa mereka dapat menentukan jumlah virus yang ada pada pasien, lewat PCR. Apakah benar seperti itu?
Dr. Kary Mullis selaku penemu PCR sendiri bilang, “PCR kuantitatif adalah sebuah oxymoron. PCR dimaksudkan untuk mengidentifikasi zat secara kualitatif, sehingga tidak bisa untuk memperkirakan/menghitung angka secara kuantitatif.”
Dia menambahkan, “Tes PCR dapat mendeteksi urutan genetik virus, tapi tidak untuk mendeteksi virus itu sendiri.” (http://www.virusmyth.com/aids/hiv/jlprotease.htm)
Secara sederhana Dr. Kary Mullis mau ngomong, “Test PCR nggak bisa digunakan untuk menghitung berapa banyak virus yang ada dalam tubuh seseorang.”
Itu yang ngomong penemu alat PCR, bukan saya lho ya.
Dan Dr. Kary Mullis bukanlah pakar kaleng-kaleng, karena dia berhasil mendapatkan hadiah Nobel pada bidang Kimia atas karyanya tersebut di tahun 1993.
Belum lagi dengan kesalahan dalam melakukan prosedur pengujian yang sangat sensitif tersebut. Kesalahan yang dimaksud adalah kontaminasi di laboratorium atas sampel yang diambil dari pasien. (https://www.citizensjournal.us/the-ebola-test-let-the-tests-inventor-speak/)
Bisa disimpulkan klaim CDC bahwa test PCR sebagai alat ukur yang akurat, otomatis gugur.
Kenapa?
Karena test PCR tersebut nggak bisa mendeteksi adanya virus dalam tubuh seseorang. Kalo mendeteksi virus saja nggak bisa, gimana bisa menghitung banyaknya virus, coba?
Kalo mau tahu adanya virus atau tidak, maka test yang digunakan harus qualified dan memenuhi standar emas tadi. Dan disitulah letak masalahnya.
Masalahnya, kasus Ebola dijadikan bola liar untuk menakut-nakuti publik AS kala itu. Dan hasil PCR langsung dijadikan pembenaran dalam menyebar ketakutan dalam masyarakat, padahal pasien meninggal karena alasan lainnya dan bukan karena virus yang diklaim sebagai Ebola.
Dan anehnya, sejarah kini berulang kembali, bukan?
Salam Demokrasi!!
(*Penulis adalah analis Geopolitik dan mantan Aktivis 98)
Mas minta tolong, saya Nemu postingan kacung globalis mengatakan Andrew Kauffman ga jelas masalah pcr, dia bilang Kary Mullis sendiri yang menyebutkan kalau PCR bisa untuk deteksi dan diagnosa penyakit.
Dia kasih screenshot Patent Dokumen dari PCR. Setelah saya search ketemu, mas kalau sempet minta tolong cek Patent ini : US4965188.
Search di doc pdf itu “infectious deseas” untuk menemukan inti ocehan kacung itu.
Nah gimana mas, kalau saya pribadi jelas percaya ygbkeluar dari mulut Kary Mullis sensiri dan pembuktian di lapangan mmg pcr totally fraud.
Tapi masalah Patent ini bisa diungkap ngga mas , bisa jadi itu sudah diedit sama iblis2 globalis. Adakah Patent dokumennya yang original dari kar yg Mullis?
Mohon bantuannya mas?
Terimakasih
setahu saya, patent PCR oleh Kary Mullis dan rekannya punya register: US4683195B1
ini saya kasih link pdf-nya: https://patentimages.storage.googleapis.com/ec/14/bf/0a414f77b2d203/US4683195.pdf
semoga membantu.
Terimakasih mas informasinya, saya sudah baca beberapa paragraf, dan di PAtent ini juga ditemukan bisa deteksi penyakit menular, tidak seperti yang Kary Mullis sampaikan dalam beberapa inerview.
Various infectious diseases can be diagnosed by the presence in clinical samples of specific DNA sequences characteristic of the causative microorganism. These include bacteria, such as Salmonella, Chlamydia, and Neisseria; viruses, such as the hepatitis viruses; and parasites, such as the Plasmodium responsible for ma laria.
.
Routine clinical use of DNA probes for the diagnosis of infectious diseases would be simplified considerably if non-radioactively labeled probes could be employed as described in EP No. 63,879 to Ward.
.
In addition to detecting infectious diseases and patho logical abnormalities in the genome of organisms, the process herein can also be used to detect DNA poly morphism which may not be associated with any patho logical state.
.
The present process is expected to be useful in detect ing, in a patient DNA sample, a specific sequence asso ciated with an infectious disease such as, e.g., Chlamy dia using a biotinylated hybridization probe spanning the desired amplified sequence and using the process described in U.S. Pat. No. 4,358,535,
.
Termasuk masalah penggunaan primer sebagai acuan genome sequencenya. Dan kalau tidak salah juga malah disebutkan tidak butuh purification.
Entahlah apa saya sudah benar memahaminya, saya lihat contentnya tidak jauh berbeda dengan patent yg saya bilang kemarin mas US4965188.
Koq bisa begitu ya mas? Jadi sulit ditelusuri.. ?
baca jurnal harus dengan benar.
secara teknis, PCR adalah alat amplifikasi DNA. jadi mana bisa mendeteksi virus. hanya menggandakan saja sifatnya.
karenanya, virus yang akan digandakan, harus dimurnikan terlebih dahulu. kalo tidak dimurnikan, pertanyaannya: bagaimana tahu kalo yang diambil itu virus dan bukan yang lain?
makanya dalam deskripsi dikatakan: Various infectious diseases can be diagnosed by the presence in clinical samples of specific DNA sequences characteristic of the causative microorganism.
artinya sampel yang diambil dari seseorang harus bersifat spesifik, alias nggak boleh bercampur dengan preparat atau mikroorganisme lainnya. caranya? ya harus dimurnikan terlebih dahulu.
The present invention also does not require synthesis of nucleic acid sequences unrelated to the desired sequence, and thereby the present invention obviates the need for extensive purification of the product from a complicated biological mixture.
artinya kurleb:
Penemuan ini juga tidak membutuhkan sintesis urutan asam nukleat tidak terkait dengan urutan yang diinginkan, dan dengan demikian penemuan ini menghilangkan kebutuhan untuk pemurnian produk yang ekstensif dari campuran biologis yang rumit.
dengan kata lain, urutan asam nukleat yang nggak relevan, otomatis tidak dibutuhkan pemurnian untuk alat ini. ngapain juga yang nggak relevan kok dimurnikan?
As for me, reading comprehension is a prerequisite to apprehend the meaning which the writer intentionally addressed to the readers.
sharpen your reading comprehension before drawing a conclusion, ok?
Terimakasih banyak penjelasannya mas Brotherku…
As for me, reading comprehension is a prerequisite to apprehend the meaning which the writer intentionally address to the readers.
sharpen your reading comprehension before drawing a conclusion, ok?
Siapp siapp, Pokoknya Thank you so much and Highly Appreciated mas
I need this so bad..
likewise. don’t be impulsive, okay?