Rusia dan Program Ndoro Besar


522

Rusia dan Program Ndoro Besar

Oleh: Ndaru Anugerah

“Bang, bagaimana kita tahu bahwa Rusia ada satu sekoci dengan sang Ndoro besar atau tidak?” tanya seorang netizen dengan polosnya.

Sebelum menjawab pertanyaan ini, saya perlu tegaskan bahwa posisi saya adalah netral dalam arti tidak pro atau anti Rusia.

Jadi yang saya akan paparkan hanya berdasarkan fakta-fakta yang ada. Kalo belakangan anda tetap mau dukung ataupun anti Rusia, itu urusan anda.

Tanpa banyak basa-basi, mari kita coba untuk membahasnya.

Bagaimana kita tahu bahwa suatu program terafiliasi dengan sang Ndoro besar atau nggak?

Kenali ‘bahasa suar’ yang digunakan. Itu salah satu cara termudah membedakannya. Dan memang ‘bahasa suar’ sengaja diciptakan untuk memberi endorsement pada program besar tersebut.

Ada segudang ‘bahasa suar’ yang dipakai sebagai endorsement, antara lain: berkelanjutan, net carbon, ekonomi hijau, transformasi, global warming, bencana iklim, kesetaraan gender, ESG dan masih banyak lagi.

Jadi kalo misalnya ada program yang pakai istilah ‘berkelanjutan’, sudah bisa dipastikan bahwa itu program milik atau terafiliasi dengan sang Ndoro besar. Ngapain repot-repot menggunakan istilah tersebut kalo nggak untuk tujuan kampanye?

Lalu bagaimana di Rusia? Adakah program sang Ndoro besar bercokol disana?

Coba perhatikan data berikut.

SPIEF alias St. Petersburg International Economic Forum yang berlangsung pada Juni 2022 silam, dengan jelas akan mengusung pentingnya forum tersebut untuk mengantisipasi agenda iklim yang dipicu oleh pemanasan global. (https://forumspb.com/en/programme/business-programme/97144/)

Atau mungkin rencana Sberbank selaku bank terbesar di Rusia untuk mengadopsi atau mengaplikasikan tool baru dengan skema ESG (Environmental, Social and Governance) pada sistem perbankan di Rusia. (https://tass.ru/ekonomika/15121541)

Atau mungkin upaya yang ditempuh oleh Kamar Dagang dan Industri Rusia mempromosikan skema SDG alias pembangunan keberlanjutan untuk bisa diterapkan pada bursa tenaga kerja di Rusia. (https://news.tpprf.ru/ru/opinion/3798955/)

Jadi, apa yang bisa disimpukan dari semua itu?

Program-program sang Ndoro besar nyatanya dijalankan di Rusia. Itu fakta yang nggak bisa anda pungkiri.

Anda bisa berkilah bahwa Rusia sedang berkonfrontasi dengan AS dan sekutunya dalam menentang hegemoni.

Anda juga bisa berkilah bahwa Rusia berencana mewujudkan tatanan dunia baru multipolar yang berseberangan dengan konsep unipolar yang diusung AS.

Tapi anda nggak bisa berkilah bahwa Rusia larut dalam proyek besar sang Ndoro.

Kita lanjut lagi ya.

Anda pasti kenal dengan Partai Rusia Bersatu (PRB) yang merupakan partai berkuasa di negara Beruang Merah sana. Pada Desember 2022 silam, PRB menggelar seminar yang melibatkan mahasiswa di seantero Rusia.

Topik yang diusung juga sangat familiar: Prioritas Pembangunan Berkelanjutan di Rusia dengan menerapkan skema ESG pada sektor ekonomi.

“Sangat penting untuk mensosialisasikan skema ESG kepada mahasiswa dan professional muda, mengingat saat ini banyak perusahaan besar yang telah menganut prinsip ini,” begitu ungkapnya. (https://er.ru/activity/news/po-iniciative-edinoj-rossii-v-regionah-startovali-lekcii-po-celyam-ustojchivogo-razvitiya-i-esg)

Jadi yang mau disasar adalah terbentuknya ekonomi hijau di Rusia dengan melibatkan mahasiswa dan professional muda. (https://proekty.er.ru/projects/zelenaya-ekonomika)

Ini selaras dengan kebijakan yang diambil Putin untuk tujuan pembangunan berkelanjutan. (http://www.kremlin.ru/events/president/news/64548)

Memangnya, bagaimana skema ESG diterapkan di Rusia sana?

Pada tataran operasional, ESG Alliance membuka cabangnya di Rusia dengan Herman Gref dari Sberbank sebagai pelopornya. Asal tahu saja bahwa Gref merupakan agen Davos. (https://www.altusintel.com/public-yy4rw1/)

Nah, di Rusia ESG Alliance merekrut beberapa perusahaan besar untuk bergabung ke kemitraan termasuk Rosatom (perusahaan atom terbesar di Rusia) dan Norilsk Nickel. (http://esg-a.ru/tpost/f5yci5zyp1-po-itogu-2022-goda-v-natsionalnii-esg-al)

Pada Januari silam, ESG Alliance merilis laporan yang intinya bakal menerapkan skema ESG pada semua perusahaan yang ada di Rusia. Ini penting untuk dilakukan dalam rangka menerapkan bisnis yang berkelanjutan. (http://esg-a.ru/tpost/rt3frjedk1-sber-esg-alyans-i-drt-proanalizirovali-p)

Intinya, laporan ini memberi rekomendasi untuk memberikan penilaian wajib risiko ESG pada semua perusahaan publik dengan cara mengembangkan dan menerapkan indikator ESG pada proyek-proyek investasi.

Dan jika ada perusahaan yang mengabaikan rekomendasi ini, maka bisa dipastikan bahwa nggak bakal ada investor yang mau ‘menaruh’ uangnya disana, selain perusahaan bakal diberi black-labeled pada setiap produknya.

Nggak hanya ESG Alliance, sebab sekelas Bank Sentral Rusia juga menyuarakan hal yang sama, dimana pada Februari silam mereka telah menyelesaikan peraturan baru untuk obligasi yang terkait dengan transisi iklim perusahaan dan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan.

“Persyaratan baru memerlukan pengembangan kerangka hukum dalam penerbitan dan peredaran instrumen keuangan yang berkelanjutan,” begitu kurleb-nya. Jadi ini dibutuhkan untuk melindungi perbankan Rusia dari bahaya perubahan iklim yang ‘menakutkan’. (https://cbr.ru/eng/press/event/?id=14568)

Dan terakhir, kalo anda iseng buka portal Federal State Statistics Service milik pemerintah Rusia, disana akan anda temukan data kemajuan yang dicapai negeri Beruang Merah tersebut dalam mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. (https://rosstat.gov.ru/sdg/data)

Dengan semua itu, kebali ke pertanyaan awal: apakah Rusia selaras dengan proyek sang Ndoro besar?

Masa yang beginian perlu disimpulkan, sih?

Salam Demokrasi!!

(*Penulis adalah analis Geopolitik dan mantan Aktivis 98)


0 Comments

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!