Oleh: Ndaru Anugerah
Suriah, 2011. Perang berkecamuk di beberapa wilayah, dipicu oleh keinginan segelintir rakyat yang menginginkan presiden Bashar Assad yang terpilih lewat pemilu demokratis, untuk hengkang dari kursi singgahsana kepresidenan. Masuknya milisi bersenjata lewat perbatasan Turki, makin menambah ruwet masalah yang ada.
Sebenarnya apa alasan utama perang Suriah?
Mungkin alasan paling masuk akal adalah yang diungkapkan oleh Dubes Israel untuk AS – Michael Oren – pada September 2013 yang dikutip oleh Jerusalem Post.
Dalam sebuah wawancara dikatakannya, “Bahaya terbesar bagi Israel adalah busur strategis yang membentang dari Teheran, ke Damaskus dan berujung ke Beirut. Dan kami melihat, Suriah dibawah Assad adalah kunci dari busur tersebut.”
Apa artinya?
Israel selama ini dibuat ketar-ketir dengan adanya ‘busur’ yang acap kali mengarahkan panahnya tepat ke jantung Israel. Seperti kita ketahui bersama, bahwa selama ini Iran mempersenjatai organisasi Hizbullah di Beirut untuk melancarkan serangan roketnya ke Israel. Lewat Suriah-lah senjata-senjata tersebut dipasok ke Lebanon.
“Kami selalu menghendaki agar Assad pergi untuk selamanya. Bagi kami, orang jahat yang tidak didukung Iran, jauh lebih baik ketimbang orang jahat yang didukung Iran,” tambah Oren.
Masalahnya, untuk menjatuhkan Assad nggak semudah membalikkan telapak tangan. Dia terplih menjadi presiden lewat pemilu yang demokratis. Dengan kata lain, dukungan rakyat Suriah pada dirinya bersifat mutlak.
Satu-satunya cara untuk menjatuhkannya adalah dengan operasi intelijen yang dirancang oleh Mossad. Lewat apa? Lewat isu aliran/mazhab yang khas ada di jazirah Arab. Dibenturkanlah mazhab antara Sunni dan Syiah.
Operator lapangan yang didaulat adalah agen Mossad bernama Simon Elliot yang belakangan dikenal sebagai Abu Bakar Al Baghdadi sang Amir. Elliot merupakan agen Mossad yang sangat piawai dibidang literatur dunia Islam selain teknik berperang yang diperolehnya sebagai agen Mossad.
Dibuatlah narasi bahwa seolah-olah kaum Sunni di Suriah sedang ditindas oleh rezim Assad yang syiah. Maka kemunculan Baghdadi yang Sunni, seakan memberi angin segar bagi perlawanan terhadap rezim Assad. Jadi jangan aneh kalo kemudian ada ungkapan seperti “Ganyang Syiah” utamanya dari proksi AS.
Lantas bagaimana caranya agar para ekstrimis didunia mau bergabung dalam gerakan yang dirancang oleh Mossad. Harus ada kesatuan komando yang mampu menarik ekstimis Islam sedunia untuk mau bergabung dalam ISIS yang dipimpin oleh Baghdadi. Operasi sarang lebah hornet-pun langsung digelar.
Pemilihan nama lebah hornet, sarat akan tinjauan teologisnya bagi kaum zionis. Konon, saat akan menduduki tanah Kanaan sebagai tanah yang dijanjikan Tuhan kepada umat Israel, Tuhan menggunakan lebah hornet sebagai media untuk mengusir bangsa asli Kanaan keluar dari daerah tersebut.
Selain itu, lebah hornet adalah lebah yang paling sadis diantara semua lebah yang ada. Kalo lebah lain sekali sengat langsung mati, lain halnya dengan lebah hornet yang bisa mengantup berkali-kali.
Racun hornet, jauh lebih mematikan ketimbang racun lebah pada umumnya. Dan yang paling sadis, lebah hornet akan merampok sarang lebah lainnya setelah berhasil ditaklukkannya, untuk kemudian disetorkan pada ratunya.
Dan kata sandi untuk operasi sarang lebah hornet tersebut adalah khilafah.
Tak pelak, Baghdadi selaku imam ISIS langsung bersuara lantang: “Pembentukan khilafah adalah kewajiban bagi semua ummat Islam. Agama Islam tidak akan benar kecuali syariah ditegakkan.”
Seruan ini tak lain adalah strategi yang dipakai untuk menarik ekstrimis Islam disegala penjuru dunia untuk bergabung pada kekhalifahan ISIS dibawah komando Baghdadi. Siapa sih yang nggak terpikat sama kata-kata khilafah?
Dan sesuai skenario, operasi ini berjalan mulus. Karena Baghadadi dipandang sebagai sosok pemimpin yang sadis-nya maksimal.
“Mana ada ekstrimis Islam yang mau bergabung sama organisasi yang tidak mengumbar kekejaman dan kebegisan?”
Dan kekejaman yang dilakukan ISIS dengan sengaja dipabrikasi dan dipublikasi lewat media sosial dengan tujuan dapat menarik lebih banyak mujahid untuk bergabung.
ISIS bukanlah representassi Islam. Karena situs-situs sejarah Islam seperti makom Nabi Yunus kemudian malah diledakkannya. Bukan itu saja, bahkan ISIS menargetkan untuk menghancurkan Ka’bah yang dikenal sebagai kiblat ummat Islam sedunia.
Apa bukti ISIS didukung oleh Israel?
Selain pengakuan yang dibeberkan oleh Edward Snowden sebagai mantan anggota NSA, ada juga berita yang sempat diturunkan oleh Jerusalem Post tertanggal 4 September 2016, walaupun kemudian dihapus dari situsnya.
“Tentara Israel memberikan sejumlah uang tunai, senjata dan amunisi pada pemberontak Suriah untuk menjatuhkan rezim Assad lewat operasi Good Neighbor,” begitu isi beritanya.
Yang tak kalah mengejutkan, adalah pernyataan yang dikemukakan oleh mantan Menhan Israel – Moshe Ya’alon yang menyatakan memiliki saluran komunikasi khusus dengan kelompok ISIS.
Bahkan pernah ada kasus dimana ISIS melepaskan tembakan ke arah pasukan militer Israel, eh ISIS-nya yang kemudian minta maaf.
Dan yang paling sederhana, apa pernah ISIS menyerang Israel secara terbuka? Nggak pernah, kan?
Karena apa? Sesuai dengan operasi sarang lebah hornet tadi, dimana ISIS sengaja diciptakan sebagai lebah hornet pembunuh, dan hasil pampasan perang kemudian diserahkan ke sang Ratu. Israel-lah yang bertindak ssebagai ratu lebahnya.
Beruntung, operasi intelijen berbaju ISIS tersebut berhasil digagalkan karena adanya intervensi Rusia pada perang Suriah. Walaupun banyak sudah kerugian fisik dan juga korban jiwa melayang akibat perang bernuansa SARA tersebut.
Melalui perang Suriah, kita bisa belajar banyak hal.
Pertama, jangan mudah diadu-domba dengan kata sandi operasi ‘khilafah’, karena bisa jadi itu adalah desain zionis Israel untuk memecah belah sesama ummat beragama.
Kedua, kita patut curiga kalo ada ajaran agama yang mengumbar kesadisan dalam menjalankan aksinya. Karena pada hakikatnya, mana ada agama yang mengajarkan kebencian selain cinta kasih?
Lagian, ISIS itu kan akronim dari Israeli Secret Intelligence Service. Masa dianggap sebagai mujahid? Kecuali ente kacung zionis.
Salam Demokrasi!!
(*Penulis adalah mantan Aktivis 98 GEMA IPB)
0 Comments