Menyoal NGO (*Bagian 2)
Oleh: Ndaru Anugerah
Pada bagian pertama tulisan, kita telah membahas tentang negara-negara yang sangat protektif terhadap program bantuan yang diberikan oleh lembaga nirlaba besutan AS terhadap NGO lokal.
Mereka melakukan ini, karena mereka punya bukti yang kuat akan keterlibatan lembaga nirlaba tersebut dalam mengguncang stabilitas di negara mereka. Modus yang dikembangkan dengan cara memberikan bantuan ‘keuangan’. (baca disini)
Lantas siapa operator lapang yang menggerakkan operasi terselubung ini?
Secara umum, ada 2 lembaga nirlaba besar yang menjadi asal ‘sumbangan’ diberikan.
Yang pertama ada nama USAID (US Agency for International Development), yang didirikan atas prakarsa Executive Order semasa Presiden John F. Kennedy di tahun 1961. (https://www.presidency.ucsb.edu/documents/executive-order-10973-administration-foreign-assistance-and-related-functions)
Kalo kita melihat profilnya, maka lembaga ini dibentuk untuk mengakhiri kemiskinan selain mempromosikan tatanan masyarakat demokratis yang berorientasi pada keamanan dan kemakmuran suatu negara. Sungguh sangat mulia cita-citanya. (http://www.usaid.gov/who-we-are/mission-vision-values)
Jika memang tujuan mulia itu yang mereka kejar, lantas kenapa Presiden Evo Morales mendepak lembaga ini dari Bolivia di tahun 2013 silam? (https://www.bbc.com/news/world-latin-america-22371275)
Selidik punya selidik, ternyata USAID menjalankan programnya di Bolivia melalui Office of Transition Initiatives (OTI), yang bertujuan untuk memperkuat institusi demokrasi yang ada di negara tersebut.
Dengan dana mencapai puluhan juta dollar, apa iya ini program dijalankan sesuai misinya, atau justru ada misi terselubung? (http://www.usaid.gov/who-we-are/organization/bureaus/bureau-democracy-conflict-and-humanitarian-assistance/office-1)
Berdasarkan dokumen diplomatik yang dibocorkan ke publik oleh Wikileaks, program serupa yang dijalankan USAID di Venezuela, ternyata punya atensi untuk menggulingkan pemerintahan yang sah. (https://wikileaks.org/plusd/cables/06CARACAS3356_a.html)
Dengan kata lain, alih-alih mempromosikan demokrasi, nyatanya lembaga yang terkoneksi dengan Pentagon dan Deplu AS ini, kedapatan mendirikan kantor cabangnya di Venezuela pada 2002, untuk mendukung gerakan kudeta dalam menggulingkan Presiden Hugo Chavez. (https://www.jstor.org/stable/24361612)
Ada juga track record USAID pada wilayah bekas Soviet, Ukraina. Dengan menggandeng taipan Pierre Omidyar dan George Soros, lembaga ini telah lama mendanai gerakan oposisi yang bermuara pada Revolusi Oranye di tahun 2004 silam. (http://web.archive.org/web/20190228052058/http://www.informationclearinghouse.info/article37800.htm)
Nggak mengejutkan jika pasca color revolution di Ukraina, mantan ketua bank sentral, Viktor Yushchenko yang didaulat menjadi presiden di negara tersebut, yang kemudiaan mendorong Ukraina terbebas dari cengkraman Rusia.
Jejak klandestin USAID juga terlihat pada negara Latin lainnya. Di Kuba, misalnya, USAID telah lama mencoba mendongkel Fidel Castro dari tampuk kekuasaannya. (https://www.theguardian.com/world/2014/apr/03/us-cuban-twitter-zunzuneo-stir-unrest)
Selain itu, cara terselubung lainnya adalah dengan menggelar bantuan fiktif di bidang kesehatan bagi warga sipil Kuba, yang target utamanya menggalang kekuatan kaum muda dalam melawan rezim Castro. (https://www.theguardian.com/world/2014/aug/04/usaid-latin-americans-cuba-rebellion-hiv-workshops)
Mungkin kalo anda pernah dengar music hip-hop yang sempat merambah Kuba di tahun 2014 silam, itu salah satu modus yang dijalankan USAID. (http://www.theguardian.com/world/2014/dec/11/cuban-hip-hop-scene-infiltrated-us-information-youth)
Sialnya, semua upaya yang dilakukan menemui kegagalan meskipun dana jumbo telah digelontorkan, karena pemerintah Kuba telah mencium modus dibalik gerakan sosial yang dikembangkan USAID dalam menyasar kaum grass root. (https://www.nydailynews.com/news/world/u-s-co-opted-cuba-hip-hop-scene-failed-youth-uprising-article-1.2041420)
Dalam menjalankan program-programnya yang pro HAM dan demokrasi ala AS tersebut, USAID telah menggandeng mitra strategis yang pada tataran teknis menggelontorkan dana jumbo saban tahunnya bagi mereka sebagai ‘uang jalan’. (https://www.devex.com/news/top-usaid-ngo-partners-a-primer-75803)
Apakah hanya modus mendanai mitra strategis yang dijalankan USAID?
Nggak juga.
Ada juga aksi-aksi lainnya yang bersentuhan dengan dunia ‘keamanan’ global.
Misalnya, USAID dalam menjalankan program CIA untuk melatih dan membina pasukan keamanan asing dalam teknik penyiksaan dan penanganan teror di Amerika Latin, lembaga ini mendirikan Kantor Keamanan Publik (Office of Public Safety) pada rentang tahun 1962-1974. (https://pdf.usaid.gov/pdf_docs/PNABY304.pdf)
Itu memang bukan kerjaan utama USAID, tapi hanya kedok agar program CIA bisa dijalankan.(https://www.nytimes.com/1978/05/07/archives/us-police-program-is-called-cia-cover-charge-of-intelligence.html)
Selain itu, USAID juga pernah terlibat pada aksi penyeludupan narkoba di Laos dengan memakai maskapai Xieng Khouang Air Transport yang melibatkan Jenderal Vang Pao di tahun 1970an. Alih-alih bawa bantuan pangan, yang diangkut malah opium. (http://web.archive.org/web/20111114115439/http://www.air-america.net:80/xieng-hist.htm)
Itu baru USAID. Ada lagi lembaga kedua sebagai induk semang pendanaan bagi banyak lembaga non-pemerintahan global.
Apa itu?
Kita akan bahas pada bagian selanjutnya.
Salam Demokrasi!!
(*Penulis adalah analis Geopolitik dan mantan Aktivis 98)
0 Comments