Melabrak Kartel Ndoro Besar (*Bagian 1)
Oleh: Ndaru Anugerah
“Bang, apa karena nggak sejalan dengan kebijakan Kopit sang Ndoro besar, maka John Magufuli dilengserkan?” tanya seorang netizen.
Dalam menjawab pertanyaan tersebut, wawasan kita harus luas. Karena kalo nggak, maka jawaban yang didapat akan monoton dan nggak akan memuaskan hati anda sekalian.
Jawaban singkatnya: tidak hanya itu. Lantas ada apa lagi?
John Magufuli pernah menghentikan semua uji coba lapangan yang sedang berlangsung di Tanzania pada tanaman hasil rekayasa genetik (GMO) dan penghancuran semua tanaman yang telah ditanam sebagai bagian uji coba tersebut, di tahun 2018 silam. (https://wazo-huru.blogspot.com/2018/11/katibu-mkuu-wizara-ya-kilimo-aitaka.html?m=1)
Asal tahu saja bahwa proyek yang bernama WEMA (Water for Efficient Maize for Africa) tersebut merupakan kemitraan antara Monsanto dan Yayasan Teknologi Pertanian Afrika yang didanai oleh Bill and Melinda Gates Foundation, Rockefeller Foundation, Syngenta, PepsiCo dan juga USAID.
Dengan kata lain itu proyek deep-state alias sang Ndoro besar yang biasa dikenal dengan Big Ag(riculture). (https://www.aatf-africa.org/aatf_projects/water-efficient-maize-for-africa-wema/)
Juga berkaitan dengan pertanian, di awal tahun 2021, pemerintah Magufuli juga menganulir uji coba penelitian yang melibatkan GMO di negara tersebut. Sebaliknya, pemerintah Tanzania berencana akan melembagakan keragaman hayati guna menciptakan kedaulatan pangan bagi negaranya. (https://www.acbio.org.za/tanzania-cancels-gmo-trials-again-urgent-need-uphold-ban-disrupt-false-solutions-and-neo)
Padahal AS selaku negara corong sang Ndoro besar sudah wanti-wanti bakal ‘main keras’ kepada negara manapun yang menentang integrasi GMO dalam sistem pangan mereka, menurut laporan Wikileaks di tahun 2007 silam. (https://wikileaks.org/plusd/cables/07PARIS4723_a.html)
Bahkan intelijen AS telah memantau parpol oposisi di Jerman yang punya agenda untuk menolak benih jagung M810 produksi Mosanto. (https://wikileaks.org/plusd/cables/09MUNICH90_a.html)
Kenapa sang Ndoro berkepentingan terhadap produk GMO?
Anda harus baca ulasan lengkap saya agar bisa paham duduk masalahnya. (baca disini, disini dan disini)
Nggak aneh kalo Henry Kissinger pernah mengatakan bahwa populasi negara berkembang akan menjadi ancaman bagi keamanan nasional AS, dan untuk mengatasinya maka pemerintah AS harus menggunakan ‘pangan’ sebagai senjata utama. (https://pdf.usaid.gov/pdf_docs/PCAAB500.pdf)
Itu baru dari segi pertanian alias pangan dimana kebijakan Magufuli buat gerah Big Ag yang punya cita-cita mewujudkan revolusi hijau yang ‘berkelanjutan’.
“Memang ada yang lainnya, Bang?”
Di sektor pertambangan yang dikuasai kartel Ndoro besar, Magifuli juga sudah buat kesel. (https://www.msn.com/en-xl/money/topstories/how-magufuli-surprised-mining-corporates-with-drastic-reforms/ar-BB1eT5x7)
Eh, di sektor migas, lagi-lagi Magifuli juga buat ulah pada sang Ndoro besar. (https://www.upstreamonline.com/politics/eyes-on-east-africa-oil-and-gas-projects-as-tanzanias-new-president-sworn-in/2-1-983537)
Kenapa seorang Magifuli berani buat gebrakan kepada sang Ndoro?
Magifuli sadar posisi.
Tanzania punya kandungan mineral terbesar di dunia yang sangat diperlukan untuk menggerakkan teknologi yang berkaitan dengan revolusi industri 4.0 yang dibesut oleh genk Davos sang Ndoro besar. Jadi inilah kartu truff yang dimiliki Magifuli.
“Kalo nggak mau ikut aturan gue, silakan angkat kaki dari bumi Tanzania,” demikian kurleb-nya.
Memang ada kandungan apa saja di Tanzania?
Macam-macam, dari mulai nikel yang kandungannya mencapai 500 ribu ton, tembaga yang mencapai 75 ribu ton dan juga kobalt sebanyak 45 ribu ton. Dan ketiga kandungan itu sangat dibutuhkan bagi baterai dan perangkat keras lainnya bagi 4IR alias the fourth industrial revolution.
Dengan kandungan ini, menjadikan Tanzania sebagai negera terbesar kedua di benua Afrika yang kaya akan tambang ‘masa’ depan setelah Afrika Selatan. (https://www.msn.com/en-xl/money/topstories/how-magufuli-surprised-mining-corporates-with-drastic-reforms/ar-BB1eT5x7)
Sebelum Magifuli berkuasa, adalah masa-masa keemasan bagi kartel pertambangan sang Ndoro besar untuk bisa berpesta pora di Tanzania.
Gimana nggak?
Tarif pajak yang dikenakan relatif sangat rendah, dan aturan yang dikenakan juga sangat longgar. Ujung-ujungnya keuntungan bisa dimaksimalkan.
Siapa yang nggak hepi?
Semuanya mendadak berubah 180 derajat setelah Magufuli naik tahta. Di tahun 2017 misalnya, Magufuli buat gebrakan dengan mendeklarasikan perang ekonomi terhadap perusahaan pertambangan asing yang ada di Tanzania. (https://mg.co.za/article/2019-10-23-00-tanzanias-mining-dispute-ends-but-at-what-cost/)
Pada tataran teknis, Magifuli mengeluarkan 2 UU yang intinya memberi hak pemerintah Tanzania untuk merundingkan atau mencabut ijin pertambangan yang telah diberikan sebelum Magifuli jadi presiden. Ajigile!
Dan ini jelas-jelas merugikan sang Ndoro besar. Kalo ijin dicabut, apa nggak rugi bandar? (https://www.mining.com/tanzania-focused-miners-face-fresh-challenges-as-country-passes-new-laws/)
Nggak lama setelah itu, perusahaan Akasia yang sekarang dimiliki oleh Kanada Barrick Gold langsung jadi korban pertamanya, dengan kewajiban membayar pajak dan denda sebesar USD 190 milyar kepada pemerintahan Tanzania. (https://www.bloomberg.com/news/articles/2017-07-26/tanzania-should-take-more-control-of-mine-wealth-president-says)
‘Hukuman’ bukannya dikurangi malah ditambah oleh Magifuli.
Setahun kemudian, perusahaan yang sama justru diganjar denda sebesar USD 2,4 juta karena telah mencemari sumber air penduduk yang ada di wilayah dekat pertambangan.
“Yang kami butuhkan adalah investor bukan ‘perampok’ model gini,” demikian ungkap Magifuli. Sungguh sangat bernyali. (https://www.reuters.com/article/acacia-mining-tanzania-idUSL8N1J91MB)
Apakah hanya itu saja ulah Magifuli yang buat gerah kartel sang Ndoro besar?
Tentu tidak. Pada bagian kedua nanti saya akan mengulasnya dengan lebih seru lagi.
Salam Demokrasi!!
(*Penulis adalah analis Geopolitik dan mantan Aktivis 98)
0 Comments